Terjadi suatu kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal itulah yang melatarbelakangi diadakannya sharing session “Link and Match Perguruan Tinggi dan Industri” di Institut Teknologi Telkom Purwokerto pada hari kamis, 14 September 2017. Acara ini dihadiri oleh 3 narasumber yaitu dari sektor industri ada bapak Joseph Karkam selaku direktur Semen Bima Cilacap dan bapak Zuniarto Subekti selaku Direktur Operasional Satelit Tv. Kemudian dari sektor pemerintah ada bapak H. Ahmad Edi Susanto selaku Wakil Bupati Cilacap. Para narasumber memaparkan materi yang sangat menarik mengenai pengelolaan industri yang mereka tangani saat ini. Narasumber pertama dari segi industri kreatif yaitu bapak Zuniarto (Direktur Satelit Tv) mengulas tentang peran lulusan DKV dalam industri pertelevisian di Indonesia. Pak zuniarto juga menawarkan kerjasama dengan IT Telkom untuk mengisi program TV yang akan tayang seminggu sekali. Narasumber kedua bapak Joseph (Direktur Semen Bima) memaparkan mengenai pemanfaatkan Teknologi di Industri Persemen’an khususnya di Semen Bima. Beliau menjelaskan bahwa peran teknologi terutama komputer sangat besar bagi otomasi industri yang beliau kelola. Terakhir dari sektor pemerintah bapak Zuniarto (wakil bupati cilacap) memaparkan bahwa lulusan IT Telkom dapat berperan dalam pengelolaan dan pengawasan dana desa. Sebab kebanyakan penjabat di kabupaten cilacap kurang mahir dalam menggunakan komputer dan internet, sehingga perlu SDM yang berkualitas dalam menangani teknologi informasi. Kemudian investasi dari Saudi Aramco yang akan membuat kilang minyak di Kab. Cilacap, pasti akan membutuhkan SDM yang berkualitas dari IT Telkom Purwokerto. Selelai sharing session, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU kerjasama antara Satelit TV dan Semen Bima dengan IT Telkom Purwokerto. Kerjasama ini diharapkan dapat mengingkatkan hubungan baik dari institusi dengan industri terkait dengan pelaksanaan kerja praktek dan promosi. Terakhir acara foto bersama antara narasumber beserta seluruh peserta yang hadir.
Read MoreDari sudut pandang seorang programmer pemula, yang dia tahu hanya mempelajari teknis bagaimana dapat membangun aplikasi, dengan tools apa, bahasa pemrograman apa yang sesuai dan lain sebagainya. Hal tersebut terlalu teknis dalam kaitannya untuk diterapkan dalam proyek’an yang sesungguhnya, lagipula klien tidak akan protes dengan teknologi apa yang kita gunakan yang penting dapat menyelesaikan masalah klien tersebut. Hal ini masih dilakukan sebagian orang yang masih penasaran dengan teknologi teranyar dari pembangunan aplikasi, bahkan tidak sedikit diantara kita yang masih memperdebatkan tools atau framework apa yang terbaik dalam mengerjakan proyek’an. Mau menggunakan framework apapun selama itu anda kuasai dan saat berkerja team semua bisa mengikuti, menurut saya hal tersebut tidak perlu diperdebatkan. Sudah jelas framework terbaik yaitu framework anda dan team kuasai. Kecuali memang tujuan anda adalah bekerja menjadi karyawan itu boleh-boleh saja, kalau anda tertarik menjadi wirausaha di bidang IT tentu saja basic-nya anda harus mencari proyek’an sendiri. Tidak hanya jago pemrograman tetapi juga wajib jago cari proyek’an. Tidak semua kampus di Indonesia mengajarkan tecnopreneurship sehingga banyak lulusan universitas masih takut melangkah di kakinya sendiri, bahkan tidak sedikit yang masih mempunyai pemikiran gimana nanti kalau tidak dapat proyek’an. Alhasil lulusan IT Indonesia banyak yang melamar pekerjaan dengan alih-alih mendapatkan hasil bulanan yang menjanjikan, padahal kalau dipikirkan lebih dalam kenapa perusahaan bisa survive. Apakah iya bekerja di perusahaan itu zona mapan?, faktanya banyak perusahaan sekelas yang sudah besar pun ada yang mengalami kebangkrutan. Bukankah lebih sakit mengetahui hal yang dikira sudah menjanjikan dalam kemapanan tahu-tahu tidak sesuai dengan harapan? Tidak harus jadi karyawan untuk bisa survive dan menentukan pilihan hidup, banyak pilihan yang patut untuk dicoba. Karena pada dasarnya setiap orang mempunyai daya tawar yang unik dan itu bisa dijadikan modal untuk menentukan pilihan hidup. Untuk menjawab solusinya lebih dalam lagi dengan memperhatikan daya tawar yang Anda miliki. Dalam buku “The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation” yang ditulis oleh Edysen Shin, dipaparkan 7 daya tawar yang wajib anda miliki agar mampu memiliki jiwa technoprenership : Merancang dan membangun produk IT yang siap untuk dijual. Tentukan dan sesuaikan pasar yang tepat untuk aplikasi Anda. Dapat dihubungi kapan saja, hotline service 24 jam. Kerjasama jangka panjang, misal website perpanjangan tahunan atau aplikasi biaya maintenance bulanan sudah termasuk biaya maintenance. Track Record dan Portfolio (Projek yang berhasil sebelumnya ). Mampu memenuhi deadline yang diberikan. Mengerti dan menguasai flow bisnis client. Seperti yang sudah dibahas tadi, bahwa tidak semua kampus mengajarkan cara mendapat proyek’an atau menjadi technopreneurship. Namun pada Program Studi Software Engineering IT Telkom Purworketo, selain diajarkan menjadi profesional yang menguasai bidang rekayasa perangkat lunak, mahasiswa juga diajarkan untuk memiliki jiwa technopreneurship. Sehingga setelah lulus tidak ragu untuk berwirausaha sendiri seperti membuat startup atau perusahaan berbasis IT lainya. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda di Program Studi Software Engineering IT Telkom Purworketo. Pendaftaran ditutup tanggal 11 September 2017. Grab it fast, sebelum pendaftaran ditutup. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: IT TELKOM Purwokerto Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreTahukah kamu? Proyek IT mempunyai beragam skala dari skala kecil hingga besar. Kecil disini dapat ditangani oleh beberapa 2 orang saja, atau bahkan sampai harus belasan atau puluhan orang yang diterjunkan karena lingkupnya yang semakin besar. Proyek IT biasanya bersumber dari permintaan BUMN, Pemerintahan, Kepolisian, Militer, atau instansi lain seperti rumah sakit, restoran, mall, manufaktur, perhotelan dan lainnya. Biasanya proyek – proyek tersebut dikerjakan dalam rentang waktu tahunan, atau bulanan saja. Ada kalanya suatu instansi meminta jasa dari CV atau PT yang ingin dibuatkan sebuah aplikasi atau solusi lainnya. Pengerjaan proyek IT tidak bisa dikerjakan oleh Programmer saja. Sebab programmer punya spesialisasi yang berbeda – beda, belum lagi bila harus membuat dokumentasi dan pengujian aplikasi, tentu waktu yang dimiliki programmer tidak akan selapang yang dipikirkan. Lalu apa sajakah peran – peran yang ada dalam sebuah tim pengerjaan proyek IT? umumnya adalah sebagai berikut. 1. Project Manager Tanpa Project Manager, tim IT akan sulit menentukan arah. Karena memang harus ada satu orang yang fokus untuk mengatur task dan berbicara dengan client. Bila programmer harus berbicara langsung dengan client bisa habis sudah, apalagi bila harus berbicara dengan komite. Waktu untuk mengerjakan aplikasi pun tidak akan cukup. Project manager berperan besar untuk menjadi barrier bagi rekan – rekan setimnya dalam hal negosiasi infrastruktur dan timeline pengerjaan proyek. Juga untuk membatasi fitur yang tidak seharusnya dikerjakan di dalam timeline yang ditentukan. Tantangan menjadi project manager adalah bagaimana kita harus membendung fitur yang diinginkan client tapi ternyata harus mengganggu timeline yang ada. Pasti bikin greget kalau sudah merasakan hal tersebut. Selain itu Project Manager pun diharapkan mempunyai pengetahuan yang sama dengan rekan setimnya, paling tidak pernah menjadi programmer terlebih dahulu agar bisa mengukur kemampuan temannya untuk menyelesaikan suatu task. Bila tidak pernah melakukan programming, bisa jadi task yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengerjaan programmer-nya. 2. System Analyst System Analyst berperan besar dalam analisis keseluruhan sistem dan bisnis proses. Bisnis proses yang diinginkan client harus dipastikan dapat garis besar dan detailnya. Kemudian divalidasi kepada client dan diterjemahkan menjadi beberapa wujud diagram. Bisa berupa flowchart, DFD, maupun UML. Jangan lupa analisis juga kebutuhan database-nya dan harus dituangkan ke dalam ERD. System Analyst berperan besar dalam memudahkan programmer untuk tidak melakukan analisanya sendiri. Salah satu masalah dalam proyek IT adalah bila programmer harus melakukan analisa sendiri. Misal apakah suatu form harus divalidasi dengan rule tertentu. Atau programmer bingung dengan bisnis proses yang harus seperti apa. Kebingungan tersebut dapat membuat flow aplikasi atau sistem menjadi tidak semestinya. Karena itu disanalah peran system analyst diperlukan. 3. UI/UX Designer Tidak semua tim memperkejakan seorang UI/UX Designer secara terpisah dari frontend designer. UI/UX Designer juga bukanlah desainer grafis yang sering salah diartikan. Disini UI/UX Designer pun sebenarnya harus dipisah lagi menjadi dua peran, namun masih bisa digabung bila lingkupnya tidak terlalu besar. UX Designer berperan dalam bagaimana membuat pengguna merasa nyaman dan betah dalam menggunakan aplikasi. Tapi yang utama adalah bagaimana membuat user dapat menyelesaikan kebutuhannya saat menggunakan aplikasi. Tidak mungkin kan bila user ingin membuat sebuah data baru tapi tombolnya tersembunyi atau harus melakukan 5 aksi terlebih dahulu? disanalah peran UX Designer untuk menentukan seperti apa aplikasi harus berinteraksi dengan user-nya. Hasilnya, akan diwujudkan oleh UI Designer untuk menjadi wireframe atau rancangan kasar berupa layout yang akan dikerjakan oleh frontend desinger. Frontend designer akan membuat berbagai komponen dengan komposisi warna yang berbeda yang akan digunakan oleh application developer. 4. Technical Writer Haruskah seorang programmer yang mendokumentasikan keseluruhan sistem yang dibuat? tentu tidak, karena itu dalam sebuah tim proyek IT harus ada seseorang yang mendokumentasikannya secara keseluruhan dan jelas. Technical Writer harus berperan disini. Umumnya pekerjaan ini sering dijumpai oleh kalangan wanita profesional lulusan jurusan IT. Mungkin salah satu alasannya adalah kepiawaian dalam menanyakan sesuatu dan dokumentasi yang rapi. Technical Writer tidak hanya mendokumentasikan sistem dan aplikasi yang dibuat, juga membuat help guide dan software manual documentation untuk diberikan kepada client. Tanpa dokumentasi yang baik, aplikasi dan sistem hanyalah seonggok kode yang sulit dimengerti. Client pun bukan dewa yang tahu akan segalanya, oleh karena itu dokumentasi dan help guide harus dibuat sebaik mungkin. 5. Quality Assurance Perangkat atau sistem yang dibangun tentu harus lolos uji. Tidak mungkin kita memberikan sesuatu yang penuh dengan bug dan fitur yang tidak semestinya. Oleh karena itu quality assurance diperlukan untuk menangani masalah tersebut. Setiap fitur yang dikerjakan oleh programmer harus segera di-test baik secara manual ataupun otomatis dengan test case yang sudah disiapkan. Berbagai kemungkinan harus dicoba baik sesuai dugaan maupun diluar dugaan. Dan jangan lupa test case dan hasil test harus didokumentasikan dengan baik. Seiring bertambahnya jumlah fitur yang terbenam dalam sistem atau aplikasi, diharapkan seorang quality assurance mampu melakukan automated testing agar lebih mengefisienkan waktu dan dapat menggunakan waktunya untuk kepentingan yang lain. 6. Network Engineer Seringkali proyek IT skala besar tidak mau melibatkan peran yang satu ini. Padahal kemampuan computer networking itu mempunyai kekhususan tersendiri. Orang yang menguasai suatu web framework atau relational database tertentu. Belum tentu menguasai networking baik itu instalasi maupun maintenance-nya. Katakanlah bila suatu sistem pelayanan rumah sakit harus dipasang di semua bagian gedung. Bila harus dibebankan pada programmer tentu tidak akan efektif. Oleh karena itu network engineer harus diikutsertakan untuk menyumbang kemampuannya dalam memasang instalasi jaringan komputer yang dibutuhkan sistem. 7. System Engineer Selain harus paham dengan computer networking, system engineer harus mampu menguasai konfigurasi yang mumpuni untuk menyediakan infrastruktur untuk aplikasi dan sistem yang diperlukan. Katakanlah bila seorang system engineer harus memasang server dan meng-install web server dan database di dalamnya, tentu konfigurasi yang diperlukan pun tidak mungkin secara default saja. Harus ada konfigurasi yang lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan. Belum lagi bila infrastruktur harus tersebar antar wilayah dan gedung. Dan tidak lain, seorang system engineer pun harus siap sedia setiap saat seperti Rexona bila terjadi masalah dengan infrastruktur. Berbeda dengan network engineer yang masih bisa dikerjakan besok. Seorang system engineer, harus sedia 24 jam karena masih bisa mengakses sistem melalui SSH di laptop mereka. Itu tantangannya. 8. Frontend Designer Frontend designer merupakan salah satu jenis peran dari programmer yang berada dalam proyek IT. Tentu saja
Read MoreBanyak sekali cara yang dapat dilakukan seorang software developer untuk menghasilkan uang dari software. Selain mendapat penghasilan dari bekerja pada suatu perusahaan, ternyata peluang untuk mencari penghasilan tambahan terbuka begitu luas. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan software developer untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari software 1. Shareware dan Premium Software Pertama kita buat terlebih dahulu sebuah software dengan fitur terbatas. Misal hanya disediakan 5 fitur saja yang terdiri dari A, B, C, D dan E. Setelah mendapatkan pengguna yang banyak dan merasa bahwa pengguna sangat membutuhkan software yang kita kembangkan. Barulah kita sediakan fitur yang lebih lengkap dari A hingga Z. Software dengan fitur terbatas biasa disebut shareware, sedangkan yang memiliki fitur lebih dan berbayar dinamakan premium software. Model bisnis ini salah satu yang umum dikerjakan oleh banyak software developer. 2. Menjual Source Code Software untuk Keperluan Belajar Mungkin penghasilan yang didapatkan dari model bisnis ini bisa murah, ataupun bisa mahal. Kita buat software sederhana yang dapat dimengerti oleh seseorang kemudian jual source code nya untuk dipelajari orang lain. Tentu saja software yang dijual harus disertai dengan penjelasan dan tutorial baik tertulis maupun verbal. Biasanya software yang dijual berupa software sederhana yang dapat dibedah kodenya langsung seperti toko online, sistem informasi akademik, penerimaan siswa baru dan lainnya. 3. Menerima Pembuatan Software secara Custom Harga yang diterima bisa bervariatif. Ada yang sangat murah bahkan hingga miliyaran rupiah. Pembuatan sofware secara custom biasa datang dari client sekelas BUMN, pemerintahan, korporasi, manufaktur, atau badan pendidikan tinggi yang ingin meningkatkan optimalitas bisnis proses mereka dengan bantuan kita dalam menyediakan software custom. Walaupun diluaran sana sudah banyak software yang tersedia, namun tetap saja kebutuhan yag berbeda dari software yang sudah dibuat generik, tidak dapat menfakomodasi kebutuhan mereka. Oleh karena itu pembuatan software secara custom dapat dirintis sejak sekarang mulai dari tim kecil sampai akhirnya menjadi tim besar dibawah naungan perseroan terbatas 4. Menjual Software di Application Store Kehadiran application store seperti Google Play, Apple AppStore, Windows Store dan lainya menjadi angin segar bagi software developer untuk mencari penghasilan dari pembuatan aplikasi. Software yang dijual dapat berupa produktifitas game, hingga software-software kreatif yang dapat digunakan oleh user seperti aplikasi untuk foto selfie. Ada juga yang membuat untuk tracking aktifitas olahraga kita, dan akuntansi. Platform yang tersedia pun cukup beragam mulai dari dekstop, mobile, watch dan TV. 5. Pasang Iklan di dalam Software Kehadiran iklan ini dipasang di dalam aplikasi web dan mobile. Terutama di aplikasi seperti mobile game yang cukup banyak memiliki papan iklan saat bermain. Banyak game developer yang mencari penghasilan dengan menambatkan papan iklan di dalam game-nya. Walaupun uang yang diambil hanya sedikit, namun bila user yang menggunakannya ada banyak tentu penghasilan yang didapat pun cukup menjanjikan. Selain cara-cara diatas, masih banyak lagi cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan software. Namun pertanyaannya sekarang adalah “Bagaimana agar kita dapat menjadi software developer profesional yang dapat menghasilkan software yang berkualitas?”. Salah satu jalan yang banyak ditempuh orang adalah dengan kuliah di jurusan RPL. Sebab pada jurusan RPL dipelajari caara membuat software mulai dari perencanaan sampai perawatan software yang dihasilkan. Salah satu Institusi yang menyelenggaran perkuliahan jurusan RPL adalah Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Pada Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak IT Telkom Purwokerto, tidak hanya diberi keterampilan menjadi software engineer yang profeional, namun juga membekali lulusannya dengan jiwa technopreneur. Sehingga tidak hanya mendapatkan penghasilan dari bekerja di perusahaan, namun dirinya sendiri dapat menjadi perusahaan yang dapat memperkerjakan orang lain IT Telkom Purwokerto merupakan Institut Teknologi yang pertama di Jawa Tengah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom dan disupport secara penuh oleh PT. TELKOM. Salah satu tujuan didirikannya Prodi RPL oleh IT Telkom Purwokerto adalah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis ICTyang terdepan di area Jawa Tengah khususnya. Jadi tunggu apalgi, segera daftarkan diri anda atau putra-putri anda ke IT Telkom Purwokerto. Untuk pendaftara silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapatkan potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreSekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto khususnya Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak kembali membuka kesempatan kepada putra putri terbaik untuk menjadi calon dosen tetap periode Mei 2017. Untuk keterangan lebih lanjut dapat di lihat di bawah ini. Semoga Sukses!
Read MoreSelama ini kita lebih sering mendengar profesi “programmer” daripada “software engineer”, padahal software engineer jauh lebih hebat dari programmer lho! Baik dari sisi pekerjaan maupun upah/salary. Mau tahu bedanya? Programmer adalah seseorang yang menulis kode sehingga dapat menghasilkan program pada perangkat lunak yang mempunyai satu fungsi tertentu. Programmer wajib memiliki ketrampilan pemrograman serta mampu menguasai algoritma dengan baik. Sedangkan Software Engineer adalah otak kreatif dibalik program komputer. Software Engineer selain menulis kode program, mereka juga menganalisis, merekayasa, spesifikasi, dan mengimplementasikan perangkat lunak. Software engineer harus mengetahui cara agar perangkat lunak yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar atau pengguna serta harus memiliki jiwa kepemimpinan , dan mampu mengelola kelompok kerja agar tetap harmonis. Ketrampilan yang wajib dimiliki selain harus memiliki kemampuan pemrograman yang mumpuni, software engineer juga harus menguasai siklus hidup pengembangan sistem dan metodologi pengembangan perangkat lunak. Secara singkat dapat dilustrasikan jika programmer adalah koki, maka software engineer adalah chef. Jadi, mempelajari ilmu Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) secara mendalam merupakan kebutuhan, karena dalam dunia perangkat lunak tidak hanya membutuhkan orang-orang yang mampu menulis program saja! Come & Join Us! Informasi PMB 2017 silahkan di: Website : http://pmb.st3telkom.ac.id Facebook: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line : st3telkom WA : 081228319222 HP : 085101624154
Read MoreFakta software crisis yang terjadi pada tahun 1990-an. 31% proyek dibatalkan 52.7% rata-rata pengeluaran melebihi rencana anggaran hingga 189% 58% system tidak membuat fungsionalitas sesuai yang diusulkan $81 Milyar nilai proyek yang dibatalkan pada tahun 1995 $51 Milyar nilai proyek yang melebihi rencana anggaran pada tahun 1995 Hanya 16.2% dari proyek perangkat lunak yang selesai tepat waktu dan sesuai anggaran Di perusahaan yang lebih besar, hanya 9% proyek teknologi yang selesai tepat waktu dan sesuai anggaran sedangkan hampir sepertiga sisanya semua proyek akan dibatalkan sebelum selesai. Software crisis memiliki dampak yang sangat merugikan terutama dari segi finansial dan waktu. Kebutuhan akan ahli di bidang rekayasa perangkat lunak terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri perangkat lunak. S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto siap berkontribusi untuk mencetak calon-calon ahli di bidang rekayasa perangkat lunak.
Read MorePurwokerto (15 dan 17 Maret 2017) – Workshop kedua diselenggarakan pada tanggal 17 maret 2017 oleh Dr.Suryono dari APTIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer). Dalam paparannya mengenai kualitas program studi, beliau berpendapat agar dalam pembuatan sebuah program studi baru hendaknya mengikuti standard KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dimana KKNI merupakan acuan nasional yang berfungsi menjembatani kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan, seorang lulusan yang mengikuti standard ini harus mendapatkan gaji/honor sesuai dengan kemampuan/kualifikasi dari tingkat pendidikan. Dengan begitu, maka perguruan tinggi wajib menjamin kualifikasi alumni yang harus memiliki kemampuan seorang sarjarna. Sedangkan perusahaan harus mampu menggaji seorang sarjana. Dalam kaitannya dengan variasi program studi yang diajukan oleh ST3 Telkom, Beliau juga memaparkan mengenai irisan knowledge area dalam 5 program studi yang berada di bawah naungan APTIKOM yang diantaranya adalah Sistem Informasi, Teknik Informatika, Sistem Komputer, Rekayasa Perangkat Lunak dan Ilmu Komputer. Selain itu dibahas juga mengenai tiga trend ilmu computer di masa yang akan datang yaitu IoT (Internet of Things), Big data manajemen system serta cloud computing. Di penghujung acara, workshop ini menjadi menarik ketika dilakukan jajak pendapat dari pengguna lulusan dan rekan sejawat di antaranya Bapak Eko (Dinas Pariwisata Banyumas), perwakilan dari AMIKOM purwokerto serta Bapak Jakarta Tisam (Bappeda). Hasil jejak pendapat secara umum menyatakan bahwa workshop yang merupakan kesempatan langka ini sangat bermanfaat karena terjadi sebuah kesepemahaman antara dunia industri, pemerintah dan institusi pendidikan dalam meningkatkan kualitas lulusan ST3 Telkom. Pada akhir kegiatan, beberapa perwakilan peserta mempresentasikan hasil penyusunan VMTS. Melalui tanya jawab, mereka dapat saling berbagi tentang hasil penyusunan VMTS serta rencana pembentukan kurikulum. Narasumber memberikan tanggapan dan masukan atas pertanyaan peserta sehingga memperkaya wawasan dan pemahaman peserta. Dari hasil workshop tersebut program Studi S1 RPL berkomitmen untuk menjadi program studi yang berkompeten dalam pengembangan sumber daya manusia berjiwa teknopreneurship serta berkompeten dalam rekayasa smart software untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Read MorePurwokerto (15 dan 17 Maret 2017) – Dalam rangka merealisasikan Program Studi (Prodi) S1 Rekayasa Perangkat Lunak yang unggul dan berkualitas, Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dan ST3 Telkom menyelenggarakan kegiatan workshop penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS) Prodi. Workshop ini diikuti oleh seluruh stakeholder yang bertanggung jawab terhadap pembentukan program studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak. Selain Bapak Indra Hidayatulloh,S.Kom.,M.T. selaku Ketua Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak, hadir pula Penanggung Jawab Program Studi Sistem Informasi Bapak Didi Supriadi,S.T., M.Kom serta Penanggung Jawab Program Studi Teknik Informatika Bapak Muhammad Zidny Naf’an, S.Kom., M.Kom. beserta timnya masing-masing guna memperkaya proses brainstorming dalam menentukan arah dan tujuan program studi di masa yang akan datang. Workshop yang diselenggarakan selama dua hari ini menghadirkan dua narasumber yang berbeda. Pada hari pertama tanggal 15 maret 2017 acara dipimpin oleh Dr.Haryadi, M.Sc selaku dosen Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Beliau merupakan pakar dalam perumusan VMTS Institusi Pendidikan dan Program Studi Baru. Dalam presentasinya, beliau memaparkan pentingnya suatu usaha yang kreatif dan inovatif dalam manajemen pendidikan tinggi yang akan datang, hal ini dikarenakan banyaknya perguruan tinggi di Indonesia yang berdiri belakangan ini. Sehingga dalam kaitannya dengan VMTS, institusi harus memiliki sebuah “kekhasan” serta “berkualitas” sehingga diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten, inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan di tengah kehidupan bermasyarakat. Setelah sesi pemaparan perumusan VMTS, dilakukan sharing session dari pihak masing-masing program studi mengenai kerangka VMTS yang akan ditawarkan.
Read MorePurwokerto – Program Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dan ST3 Telkom untuk meningkatkan mutu Perguruan Tinggi (PT) merupakan keniscayaan. Dalam rangka merealisasikan dan memastikan peningkatan mutu pendidikan, khususnya prodi S1 RPL, maka diadakan workshop penyusunan kurikulum. Kegiatan yang bertemakan penyusunan kurikulum ini diikuti oleh seluruh dosen dari tiga program studi (prodi) yaitu prodi RPL, prodi Sistem Informasi (SI), dan prodi Teknik Informatika (IF). DR. Inggriani Liem yang berasal dari Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (IF ITB) menjadi narasumber dalam workshop ini yang merupakan pakar di bidang penyusunan kurikulum khususnya lingkup rekayasa perangkat lunak (software engineering). Workshop berlangsung selama empat hari dari 3-4 April 2017. Tujuan workshop ini adalah untuk menyusun dan meningkatkan mutu kurikulum prodi, khususnya prodi S1 RPL ST3 Telkom. Workshop ini juga diharapkan meningkatkan kemampuan para dosen dalam penyusunan kurikulum. Kurikulum merupakan aspek sentral dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya simultan secara berkala agar kurikulum dapat dirancang sesuai perkembangan zaman. Peserta juga diharapkan dapat menularkan kemampuannya kepada rekan sejawat di kampus untuk meningkatkan mutu kurikulum. Workshop ini juga bertujuan agar kompetensi lulusan sesuai dengan yang diharapkan. Materi yang disampaikan antara lain visi dan misi program studi, profil lulusan, kompetensi lulusan, bahan kajian, struktur kurikulum, rumusan kompetensi, dan peta kurikulum. Workshop ini menjadi menarik ketika narasumber dan peserta saling diskusi dan memberikan pengalamannya dalam proses penyusunan kurikulum hingga melaksanakan proses pembelajaran sehingga memberikan inspirasi dan semangat bagi peserta workshop. DR. Inggriani Liem memberikan nasehat bahwa baik atau tidaknya institusi atau program studi salah satunya dapat dilihat dari apakah kehadirannya memberi manfaat untuk lingkungan sekitarnya atau tidak. Hasil wawancara dengan beberapa peserta secara umum menyatakan bahwa workshop ini bermanfaat bagi mereka dan mendukung dalam pengembangan kurikulum. Mereka merasa memperoleh kesempatan yang langka. Selain itu, workshop yang telah dilaksanakan diharapkan memberikan “trigger” bagi para dosen untuk terus meningkatkan kualitas diri demi meningkatkan prestasi S1 RPL ST3 Telkom. Mereka juga mengharapkan bahwa workshop pengembangan kurikulum dapat dilakukan lagi bagi mereka dan rekan sejawat lainnya. Peserta tidak hanya memperoleh penjelasan komprehensif tentang penyusunan kurikulum, melainkan juga memperoleh bimbingan langsung dalam menyusun kurikulum. Pada akhir kegiatan, beberapa perwakilan peserta mempresentasikan hasil penyusunan kurikulumnya. Melalui presentasi, mereka dapat saling berbagi tentang hasil penyusunan kurikulumnya, sehingga memperkaya tentang cara penyusunan kurikulum yang baik. Narasumber memberikan tanggapan dan masukan atas presentasi peserta sehingga memperkaya kurikulum dan memperkuat pemahaman peserta tentang penyusunan kurikulum. Upaya peningkatan mutu kurikulum dan pembelajaran menjadi hal sangat esensial guna menghasilkan lulusan S1 RPL ST3 Telkom yang bermutu pula.
Read More