Big Data dalam Dunia Software Engineering

Tahukah kamu ?   Big data adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Pada era digital sekarang ini dapat dikatakan bahwa “data is new gold”. Maksudnya adalah data telah menjadi bagian yang sangat penting bagi peradaban manusia seperti halnya minyak bumi yang telah mendapat julukan black gold. Sebab dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari data. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah manusia yang update status di facebook dan twitter tiap menit atau berapa jumlah transaksi yang dilakukan oleh start up digital seperti tokopedia atau bukalapak perhari. Industri atau organisasi manapun yang mengusai emas, dapat dipastikan kekayaan dan kekuasaan ada ditangannya. Begitu juga halnya dengan data. Namun demikian, seperti halnya emas, data mesti digali, diproses dan dianalisa dengan serentetan teknologi tertentu demi mendapatkan nilai yang berharga dari lautan data pada era digital sekarang ini. Lautan data tersebut kemudian dikenal dengan istilah Big Data, kumpulan data yang begitu besar dan kompleks yang tak memungkinkan lagi untuk dikelola dengan tools software tradisional.   Tertarik dengan tools software pengelola big data? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah untuk Big data. Pada kuliah ini kita akan diajarkan menggunakan perangkat lunak untuk melakukan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk atau format. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.  

Read More

Kecerdasan Buatan dalam Dunia Software Engineering

Tahukah kamu? Taukah apa itu kecerdasan? Kecerdasan merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran makhluk hidup seperti contoh kemampuan menalar, memecahkan masalah, berfikir semu dan lain sebagainya. Lalu bagaimana apabila sebuah istilah atau metode kecerdasan dapat kita terapkan pada aplikasi rekayasa perangkat lunak? Tentu saja aplikasi rekayasa perangkat lunak tersebut akan menjadi seperti makhluk hidup yang dapat berfikir dan akan menghasilkan perangkat lunak yang dapat membantu pekerjaan manusia sehari-hari. Saat ini, penggunaan metode kecerdasan sudah banyak digunakan dalam aplikasi rekayasa perangkat lunak dan menghasilkan program-program yang berguna dalam bidang ekonomi, kesehatan, video game, bahkan dalam bidang militer sekalipun. Sebagai contoh, aplikasi pada kesehatan untuk mendiagnosa penyakit suatu pasien, dengan menggunakan parameter keluhan dan tanda-tanda gejala dari pasien, suatu aplikasi rekayasa perangkat lunak yang telah diberikan metode kecerdasan dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang pasien alami. Sehingga membuat seolah-olah aplikasi rekayasa perangkat lunak tersebut adalah seorang pemeriksa dan atau dokter. Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah-matakuliah terkini dan terkait dengan dunia Kecerdasan Buatan Rekayasa Perangkat Lunak. Pada matakuliah tersebut kita langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk ilmu kecerdasan buatan rekayasa perangkat lunak. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dari Sisi Pengembang

Pada masa-masa awal pengembangan perangkat lunak, pemrograman dipandang sebagai seni, namun kini pengembangan perangkat lunak secara bertahap menjadi disiplin teknik. Namun, pengembang masih percaya pada beberapa mitos. Beberapa mitos pengembang umumnya seperti pernyataan bahwa pengembangan perangkat lunak dianggap lengkap saat kode dikirimkan. Faktanya, 50% sampai 70% dari semua upaya dikeluarkan setelah perangkat lunak dikirim ke pengguna.   Mitos lainnya, sebagai contoh, keberhasilan sebuah proyek perangkat lunak bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Faktanya, kualitas program bukan satu-satunya faktor yang membuat proyek berhasil, namun dokumentasi dan konfigurasi perangkat lunak juga berperan penting. Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa rekayasa perangkat lunak tidak memerlukan dokumentasi, hal ini dapat memperlambat proyek. Faktanya, rekayasa perangkat lunak harus mengutamakan kualitas pada setiap tingkat proyek perangkat lunak. Dokumentasi yang tepat akan meningkatkan kualitas sehingga mengurangi jumlah pengerjaan yang dilakukan berulang-ulang.   Anggapan lainnya seperti satu-satunya produk yang dikirimkan setelah selesainya proyek adalah program kerja. Faktanya, capaian keberhasilan proyek mencakup tidak hanya program kerja tetapi juga dokumentasi untuk membimbing pengguna dalam menggunakan perangkat lunak.   Pernyataan yang sering terjadi seperti kualitas perangkat lunak hanya bisa dinilai setelah program dijalankan. Faktanya, kualitas perangkat lunak dapat diukur selama tahap proses pengembangan dengan menerapkan beberapa mekanisme penjaminan kualitas. Salah satu mekanisme tersebut adalah formal technical review (FTR) yang dapat digunakan secara efektif selama setiap tahap pengembangan, untuk menemukan kesalahan tertentu.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah-matakuliah terkait Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak yang sangat menarik. Pada matakuliah tersebut kita langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk ilmu rekayasa perangkat lunak. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.    

Read More

Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dari Sisi Pengguna

Tahukah kamu?   Dalam kebanyakan kasus, pengguna cenderung percaya mitos tentang perangkat lunak karena manajer dan pengembang perangkat lunak tidak mencoba untuk memperbaiki kepercayaan yang salah kaprah. Mitos ini mengarah pada harapan palsu dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengguna.   Mitos pengguna tersebut, sebagai contoh, persyaratan singkat yang tercantum dalam proses awal sudah cukup untuk memulai pengembangan (develop), kemudian untuk persyaratan yang lebih rinci dapat ditambahkan pada tahap selanjutnya. Faktanya, memulai pengembangan dengan persyaratan yang tidak lengkap dan ambigu sering menyebabkan kegagalan perangkat lunak (software failure). Sebagai gantinya, deskripsi persyaratan yang lengkap dan formal sangat penting sebelum memulai pengembangan. Menambahkan persyaratan pada tahap selanjutnya seringkali membutuhkan proses pengulangan terhadap keseluruhan proses pengembangan. Mitos pengguna yang terjadi di lain hal, contohnya, perangkat lunak itu fleksibel maka perubahan kebutuhan perangkat lunak dapat ditambahkan selama tahap proses pengembangan. Faktanya, memasukkan permintaan perubahan (change requests) di awal dapat menekan biaya terhadap proses pengembangan lebih rendah daripada yang terjadi pada tahap selanjutnya. Ini karena menggabungkan perubahan nantinya mungkin memerlukan perancangan ulang dan sumber daya tambahan.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak. Pada mata kuliah ini kita memperkenalkan proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk identifikasi dan mengelola kebutuhan perangkat lunak dengan sukses. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: info@telkomuniversity.ac.id

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University