MLOps vs DevOps: Perbedaan MLOps dan DevOps

Pembelajaran Machine atau Machine Learning semakin digemari dan dibutuhkan di dunia industri. Selain performanya yang bagus, Machine Learning juga meringankan pekerjaan, efisiensi waktu dan anggaran serta SDM yang ada. DevOps dikembangkan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Tujuannya adalah menyatukan tim pengembang dan tim operasional agar proses penerapan dan peluncuran fitur baru ke lingkungan produksi menjadi lebih cepat dan efisien. Sementara itu, MLOps merupakan penerapan prinsip-prinsip DevOps dalam konteks pembelajaran mesin (machine learning). MLOps menangani tantangan khusus di bidang ML, seperti pengelolaan kumpulan data yang besar dan terus berubah, pelacakan serta versi model, dan pemantauan yang diperlukan untuk mengatasi masalah seperti pergeseran data maupun pergeseran konsep. Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam lagi segala hal terkait ML, perbedaan DevOps dan MLOps maupun berbagai hal yang keterkaitan. Mari kita bahas lebih jauh lagi! Apa Itu DevOps? DevOps adalah metodologi rekayasa perangkat lunak yang menggabungkan pengembangan (Dev) dan operasi (Ops) ke dalam satu kerangka praktik dan alat yang dirancang untuk meningkatkan kolaborasi, menyederhanakan alur kerja, dan meningkatkan kualitas perangkat lunak.  Diperkenalkan pada tahun 2009, DevOps bertujuan untuk memperpendek siklus hidup pengembangan sistem dan memungkinkan pengiriman perangkat lunak secara berkelanjutan dengan kualitas tinggi. Lebih dari sekadar integrasi tim, DevOps menekankan pentingnya otomatisasi, integrasi dan pengiriman berkelanjutan (CI/CD), manajemen ramping (lean management), serta evaluasi kinerja yang iteratif.  Dengan menjembatani kesenjangan antara tim pengembang dan tim operasional yang sebelumnya terpisah, DevOps menciptakan budaya kolaboratif dan mendorong efisiensi melalui otomatisasi proses. Hasilnya, banyak perusahaan besar seperti Meta, Amazon, dan lainnya kini mampu menghadirkan fitur-fitur perangkat lunak baru setiap hari. Bagi Anda yang tertarik mendalami bidang ini, mengikuti kursus Pengantar DevOps bisa menjadi langkah awal yang tepat untuk memahami dasar-dasar dan praktik terbaik dalam dunia DevOps. Tujuan Utama DevOps DevOps dirancang untuk menyatukan proses pengembangan dan operasional demi mencapai efisiensi dan kecepatan dalam pengiriman perangkat lunak. Tujuan utamanya mencakup: Mempercepat siklus rilis: DevOps membantu memangkas waktu antara pengembangan dan peluncuran fitur, sehingga rilis bisa dilakukan lebih cepat tanpa mengorbankan kestabilan. Otomatisasi alur kerja (CI/CD): Dengan proses integrasi dan pengiriman berkelanjutan, tim dapat menguji dan menyebarkan perubahan kode secara otomatis, mengurangi risiko kesalahan manusia. Kolaborasi lintas tim: DevOps mendorong sinergi antara developer dan tim operasi agar bekerja lebih terkoordinasi, bukan berjalan terpisah seperti pada pendekatan tradisional. Produktivitas yang lebih tinggi: Automasi berbagai proses teknis memungkinkan tim fokus pada inovasi, bukan pekerjaan repetitif. Komponen Utama dalam DevOps DevOps tidak hanya soal budaya kerja, tetapi juga didukung oleh komponen teknis yang saling terintegrasi: CI/CD Pipeline Sistem otomatis untuk membangun, menguji, dan menyebarkan kode. Memberikan umpan balik lebih cepat dan mengurangi risiko kerusakan saat rilis. Infrastructure as Code (IaC) Infrastruktur dikonfigurasi dan dikelola melalui skrip, bukan secara manual. Ini membuat setup menjadi lebih cepat, konsisten, dan mudah direplikasi. Monitoring & Observability Kemampuan untuk memantau kinerja aplikasi dan infrastruktur secara real-time, mendeteksi masalah sebelum berdampak besar pada pengguna. Tools DevOps yang Paling Banyak Digunakan Untuk mewujudkan praktik DevOps secara efektif, berikut beberapa alat yang sering dipakai di industri: CI/CD: Jenkins, GitLab CI/CD, CircleCI IaC: Terraform, Ansible, Chef, Puppet Kontainer & Orkestrasi: Docker, Kubernetes Monitoring & Visualisasi: Prometheus, Grafana, Datadog Apa Itu MLOps? MLOps (Machine Learning Operations) adalah perluasan dari prinsip-prinsip DevOps yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan unik dalam proyek machine learning. Meskipun berbagi tujuan yang sama—yakni otomatisasi, efisiensi, dan keandalan dalam pengembangan perangkat lunak—MLOps berfokus secara khusus pada seluruh siklus hidup proyek pembelajaran mesin. Berbeda dengan eksperimen lokal yang sering bersifat sementara, MLOps menitikberatkan pada bagaimana model machine learning diproduksi, di-deploy, dan dipelihara dalam lingkungan produksi secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah mengotomatiskan dan menyederhanakan semua tahapan dalam alur kerja machine learning: mulai dari eksperimen, pelatihan, validasi, deployment, hingga pemantauan dan pembaruan model. Beberapa tantangan yang diatasi oleh MLOps meliputi: Reproduksibilitas eksperimen Monitoring dan adaptasi berkelanjutan Kolaborasi lintas fungsi Tujuan Utama MLOps MLOps hadir sebagai pendekatan terstruktur untuk mengelola siklus hidup machine learning secara end-to-end. Tujuannya bukan sekadar menerapkan model ke produksi, tapi juga memastikan bahwa proses tersebut dapat diandalkan, berulang, dan terukur. Tujuan utama MLOps antara lain: Otomatisasi siklus hidup ML: Menyederhanakan proses pengumpulan data, pelatihan model, deployment, dan pemantauan dengan mengurangi intervensi manual. Reproduktifitas dan konsistensi: Menjamin eksperimen dan alur kerja dapat diulang dengan hasil yang sama, mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang kuat. Kolaborasi lintas fungsi: Meningkatkan sinergi antara data scientist, engineer, dan tim operasional agar alur kerja berjalan lebih lancar. Mengatasi tantangan khusus ML: Termasuk pergeseran distribusi data, pembaruan model secara rutin, dan pengelolaan dataset yang kompleks. Skalabilitas sistem: Memastikan model mampu menangani volume data yang besar dan peningkatan permintaan penggunaan secara berkelanjutan. Komponen Inti dalam MLOps 1. Pelatihan Model dan Retraining Pipeline Automasi proses praproses data dan rekayasa fitur Validasi model dan pelacakan performa Melatih ulang model secara berkala untuk menyesuaikan dengan data baru 2. Versi Model & Data, Pelacakan Eksperimen Kontrol versi model dan dataset untuk audit dan rollback Pelacakan eksperimen mencakup parameter, metrik, dan output pelatihan 3. Orkestrasi Jalur Data Automasi proses persiapan, transformasi, dan validasi data Menjaga konsistensi dan mendeteksi perubahan pada distribusi data 4. Pemantauan dan Pemeliharaan Pemantauan performa model secara real-time Deteksi dini terhadap degradasi performa atau data drift Pemicu otomatis untuk retraining jika diperlukan 5. Infrastruktur sebagai Kode (IaC) Menggunakan alat seperti Kubernetes dan Terraform untuk membangun infrastruktur yang scalable dan dapat direplikasi Alat Populer untuk Implementasi MLOps Beberapa tools berikut digunakan luas dalam praktik MLOps modern: Pelacakan Eksperimen: MLflow, Weights & Biases Versi Data: DVC (Data Version Control) Orkestrasi Pipeline: Apache Airflow, Kubeflow, Dagster Model Deployment: TensorFlow Serving, Seldon Core, Amazon SageMaker Monitoring: Prometheus, Grafana, WhyLabs Infrastruktur sebagai Kode: Kubernetes, Docker, Terraform Perbedaan Antara DevOps dan MLOps Meskipun MLOps dibangun di atas prinsip DevOps, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal fokus, siklus hidup, alat, artefak yang dikelola, dan struktur tim. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh sifat unik dan kompleksitas alur kerja machine learning Fokus dan Ruang Lingkup   DevOps MLOps Fokus pada aplikasi perangkat lunak Fokus pada model ML dan alur data Berpusat pada kode Berpusat pada data dan model Menyederhanakan proses build → test → deploy Menyertakan proses tambahan: data prep, training, inferensi Artefak yang Dikelola

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: [email protected]

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University