Mitos Software Engineering

Mitos atau Fakta? . . . “Semakin banyak jumlah programmer dalam pengembangan perangkat lunak, semakin cepat waktu pengerjaannya” Seringkali dalam proses pengembangan perangkat lunak, terjadi keterlambatan dalam penyelesaian. Ada anggapan jika proyek terancam terlambat maka diperlukan penambahan jumlah programmer agar selesai lebih cepat. Apakah ini benar? Ternyata, dalam buku “The Mythical Man Month” karya Frederick Brooks (seorang software engineer dan ilmuwan komputer asal Amerika, yang dikenal melalui pengembangan komputer IBM / 360 dan paket dukungan perangkat lunaknya) disebutkan bahwa proyek perangkat lunak yang kompleks tidak dapat dibagi dengan sempurna menjadi tugas-tugas kecil tanpa komunikasi dengan pekerja dan tanpa membangun serangkaian hubungan timbal balik yang kompleks antara tugas dan pekerja yang melakukannya. Oleh karena itu, MENAMBAHKAN LEBIH BANYAK PROGRAMMER KE SEBUAH PROYEK YANG BERJALAN AKAN MEMBUATNYA SEMAKIN LAMA. Hal ini disebabkan karena waktu yang dibutuhkan programmer baru untuk belajar tentang proyek serta proses komunikasi yang berlangsung akan semakin menghabiskan jumlah waktu yang tersisa. Bahkan pada buku tersebut terdapat formula untuk menghitung jumlah saluran komunikasi yang akan dihasilkan jika ada penambahan pekerja baru, semakin tinggi nilainya maka proyek dimungkinkan selesai semakin lambat. Jadi anggapan yang sudah disebutkan pada awal paragraf, dapat dikatakan hanyalah MITOS. Pemahaman mengenai hal-hal semacam ini penting untuk diketahui oleh para software engineer ataupun praktisi di dunia pengembangan perangkat lunak agar tidak serampangan dalam menentukan strategi dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto memastikan dalam kurikulum perkuliahan, mahasiswa akan diberikan bekal yang cukup agar siap menjadi software engineer yang handal dan dapat merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan perangkat lunak.

Read More

Big Data Dalam Dunia Software Engineering

Taukah kamu? Big Data merupakan kumpulan data atau informasi yang sangat besar, beragam, dan cepat yang mencoba memahami pola manusia saat ini dengan pelbagai hal dalam kehidupannya. Sebagai contoh penerapan big data pada layanan daring gratis. Banyak dari netizen yang saat ini menggunakan layanan daring gratis di internet. Misalnya saja seperti Gmail, Twitter, Instagram, Facebook dan lain-lain. Namun, sebenarnya kita telah membayar ketika menggunakan layanan-layanan gratis tersebut. Hal tersebut di ungkapkan oleh Perri Chase seperti yang dilansir dari The Verge, pada tanggal 25 April 2017, ia mempublikasikan tulisan di Medium. Mungkin tulisannya terasa agak sedikit sensitif, tapi apa yang disampaikan oleh Perri memang benar. Tidak ada layanan daring yang gratis, karena kita telah membayarnya dengan data-data kita. Data-data yang dikumpulkan tersebut akan dijual ke pihak ketiga seperti para pengiklan atau digunakan sebagai target iklan-iklan tertentu. Semua itu adalah bagian dari kegiatan bisnis dan banyak pengguna internet yang belum memahami hal ini sepenuhnya. Namun, yang perlu dipahami bagaimana layanan-layanan tersebut memperlakukan data-data penggunanya. Google dan Facebook melakukan analisa mengenai penggunanya dari email, perilaku di media sosial, demografi dan lokasi. Mereka menggunakan data-data tersebut untuk mengajak perusahaan-perusahaan memasang iklan pada layanan mereka. Jadi informasi atau data pengguna hanya digunakan untuk menjual akses kepada para pengiklan untuk memasang iklan sesuai target. Bisa kita lihat pada iklan-iklan yang kita temukan di hasil pencarian atau melalui news feed. Jadi pada kenyaataannya seperti itulah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada layanan-layanan gratis. Dimana belum banyak pengguna yang menyadari mengenai hal ini. Untuk mengurangi resiko penggunaan data pada layanan gratis, pastikan membaca kebijakan privasi sebelum menggunakan sebuah layanan gratis. Apabila khawatir terhadap adanya tindakan pengumpulan dan penggunaan data. Pembahasan mengenai seluk beluk Big Data menjadi tren topik saat ini dan masa depan. Oleh karena itu, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah Big Data. Pada mata kuliah tersebut kita dapat belajar memahami konsep Big Data guna merancang, mengembangkan dan membangun infrastruktur big data. Ini akan jadi bekal berharga untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Tantangan Pengembangan Perangkat Lunak / Software

Tahukan kamu? Salah satu tantangan dalam pengembangan perangkat lunak/software adalah memastikan bahwa customer/client/pengguna mendapatkan software yang mereka butuhkan baik secara fungsionalitas maupun performasi. Pada tahap awal biasanya customer akan menyampaikan seperti apa software yang mereka butuhkan. Namun, terkadang apa yang disampaikan customer BUKAN merupakan spesifikasi software yang dibutuhkan MELAINKAN software yang mereka inginkan. Padahal kebutuhan dan keinginan bisa jadi merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, kemampuan menganalisis dan memahami kebutuhan software merupakan skill yang sangat penting untuk dimiliki dalam proses pengembangan software. Kesalahan dalam menganalisis dan memahami kebutuhan software menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses-proses selanjutnya dalam pengembangan software. Akibatnya, software yang dihasilkan tidak dapat digunakan membantu customer/client/pengguna menyelesaikan perkerjaan atau mencapai tujuan mereka sehingga pada akhirnya software tersebut tidak digunakan. Tapi tenang, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak. Pada mata kuliah tersebut kita dapat belajar bagaimana menganalisis dan memahami kebutuhan perangkat lunak secara baik dan benar. Ini akan jadi bekal berharga untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Tujuh Fakta Mengenai GPGPU

1. Apa itu GPGPU computing? General-Purpose computing on Graphics Processing Units (GPGPU) merupakan jenis dari parallel processing yang mana memanfaatkan kartu grafis untuk melakukan perhitungan komputasi. GPGPU pertama kali dikembangkan untuk tujuan scientific computing pada tahun 2001. 2. Seperti apakah jenis aplikasi yang dapat dikerjakan dengan baik menggunkan GPGPU?mengapa? Algoritma yang tepat untuk diimplementasikan menggunakan GPU harus terdiri dari dua karakteristik utama: bersifat Parallel dan memiliki throughput yang tinggi. (ket: througput adalah jumlah proses yang berhasil dijalankan dalam satu satuan waktu) dalam hal ini throughput yang tinggi berarti bahwa algoritma tersebut dapat memproses banyak data dalam satu satuan waktu. Salah satu contoh aplikasi yang paling sering digunakan adalah aplikasi yang memanfaatkan algoritma pixel-based classification pada kasus computer vision dan image processing. Banyak perusahaan software terkemuka menggunakan GPGPU untuk meningkatkan kecepatan. Selain itu aplikasi Simulasi Fisika yang banyak memanfaatkan PDE dan operasi aljabar linear juga diterapkan dengan menggunakan GPGPU. 3. Perbedaan GPU dan CPU? GPU memiliki arsitektur yang berbeda dengan CPU tradisional. CPU memanfaatkan sejumlah sumber daya untuk membuat operasi/instruksi tunggal berjalan secara cepat, termasuk saat melakukan proses caching. Sedangkan GPU menggunakan sebuah chip diantara keseluruhan resource area yang dimiliki untuk memproses ratuan operasi secara simultan. 4. Kelebihan dan Kekurangan GPU? Secara umum GPU dapat mempercepat algoritma 10 hingga 100 kali lebih cepat daripada CPU. Namun meskipun kecepatan merupakan keuntungan utama dari teknologi ini, terdapat dua kelemahan yang utama yaitu: a. untuk memperoleh keuntungna ini diperlukan algoritma yang diprogram sesuai dengan arsitektur GPU. Pemrograman GPU sangat berbeda dengan CPU. Pemrograman GPU lebih sulit daripada pemrograman CPU dikarenakan Seorang GPU developer membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai arsitektur GPU dan bahasa pemrograman C++. b. Pemanfaatan hardware GPU di dalam sistem dapat menambah biaya yang tidak sedikit. 5. Bidang ilmu komputasi yang mendapatkan dampak dari GPGPU? GPGPU computing telah memberikan dampak yang sangat signifikan pada beberapa bidang ilmu berikut: peramalan cuaca, molecular dynamics simulation, flud-flow simulation. Selain itu beberapa aplikasi komersial saat ini sudah mendukung GPGPU seperti MATLAB dan ANSYS; untuk aplikasi open source: AMBSER,LAMMPS,NAMD dan Gromacs. Dapat dikatakan GPGPU merupakan kode pengembangan termuktahir sehingga sering disebut “leading-edge scientific dan Engineering Research” 6. Bagaimana cara menggunakan GPGPU dan Tool apa sajakah yang diperlukan? Untuk menggunakan GPGPU anda dapat memanfaatkan library OpenCL dan NVIDIA CUDA. Implementasi menggunakan NVIDIA CUDA merupakan standar umum untuk menerapkan GPGPU, NVIDIA memiliki fasilitas yang sangat komplit untuk mendukung GPGPU diantaranya telah disediakan tools yang mencakup compiler, debugger dan profiler, Pustaka Linear Algebra (CUBLAS) dan Fast Fourier Transform (CUFFT). Untuk memulai pemrograman ini pada sistem operasi windows pastikan anda memiliki kartu grafis NVIDIA, selanjutnya anda dapat melakukan instalasi perangkat lunak sebagai berikut: a. Visual Studio 2010 professional edition (minimum) b. DirectX 10 c. NVIDIA CUDA SDK d. NSIGHT Visual Studio Edition e. NSight Tegra, Visual Studio Edition (Jika anda memiliki kartu grafis Tegra) f. Tegra Graphics Debugger g. Tegra System Profiler 7. Bagaimana kita belajar mengenai pemrograman GPU? NVIDIA memberikan dokumentasi yang sangat lengkap. Berikut beberapa link yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari GPU programming: – http://www.nvidia.com/object/cuda_home_new.html – https://developer.nvidia.com/nvidia-gpu-programming-guide – http://developer.download.nvidia.com/GPU_Programming_Guide/GPU_Programming_Guide.pdf

Read More

Software Failure

Tahukah kamu? Menurut data statistik, tingkat kegagalan project software di dunia ini mencapai lebih dari 40%. Di Amerika, Standish Group mencatat kegagalan mencapai 42%, sedangkan General Accounting Office menemukan fakta bahwa kegagalan pengembangan software mencapai 53% (Dennis, 2012). Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh CEO salah satu perusahaan IT di India dengan konsultan perangkat lunak dan praktisi tentang proyek gagal yang telah mereka alami, ada beberapa alasan yang menyebabkan proyek pengembangan software mengalami kegagalan. 1. Manajemen Proyek yang Buruk 2. Tujuan proyek yang tidak realistis atau tidak terarah 3. Perkiraan sumber daya yang dibutuhkan disusun secara tidak tepat 4. Pendefinisian requirement sistem yang buruk 5. Pelaporan status proyek yang buruk 6. Komunikasi yang buruk antara pengembang dengan pelanggan 7. Penggunaan teknologi yang belum matang 8. Ketidakmampuan menangani kompleksitas proyek 9. Risiko yang tidak terkelola 10. Tekanan komersial Bekal pengetahuan yang memadai serta pengalaman yang cukup diperlukan untuk melakukan pengembangan perangkat lunak agar meminimalisir kegagalan yang terjadi. S1 Rekayasa Perangkat Lunak merupakan alternatif pilihan program studi yang dapat menjadi akselerator mendapatkan bekal tersebut.

Read More

Software Engineering Peluang Baru di Indonesia

Taukah kamu ? Fenomena yang muncul saat ini, 10 orang terkaya di Amerika didominasi oleh mereka yang ‘bermain’ di knowledge capital alias berbasis pengetahuan (WartaWarga, 2016). Sangat berbeda dengan daftar 10 orang terkaya di Indonesia yang berlatar belakang bisnis yang tidak terlepas dari kekayaan sumber daya alam yang pada suatu saat akan habis. Software engineer adalah profesi dan peluang yang baru berkembang di Indonesia. Bukan hal yang mustahil suatu saat daftar 10 orang terkaya di Indonesia adalah mereka yang bermain di knowledge capital. Trend ke arah itu sudah mulai terlihat dimana diperkirakan jumlah pengembang perangkat lunak (software developer) profesional di Indonesia adalah 56.500 orang (menyumbang 0.5% dunia – IDC Professional Developer Model 2004) dan akan meningkat dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, pada tahun 2016, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah start-up tertinggi dengan sekitar 2.000 start-up. Pertumbuhan start-up ini juga diprediksi akan terus meningkat sampai dengan 6,5 kali lipat pada tahun 2020 (CHGR, 2016). Tumbuhnya pasar start-up teknologi yang sangat pesat di dalam negeri ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian menguat, serta membuktikan ketersediaan teknologi yang terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan industri ini. Meningkatnya kesadaran masyarakat korporasi terhadap pentingnya otomasi dilingkungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat, secara linier telah meningkatkan permintaan akan peran Software engineer untuk menganalisa, mendesain, dan mengaplikasikan sebuah sistem baru berbasis komputer. Selain itu, laporan APKOMINDO mengenai penjualan komputer pada tahun 2016 di Indonesia mengalami penurunan 34% sejak dua tahun terakhir, sedangkan penjualan ponsel cerdas justru meningkat pesat sebesar 59%, menunjukan pasar yang luas untuk Software Engineering. Software Engineering tidak selalu harus tergantung pada pasar korporasi. Luasnya pasar pada pemakai individual merupakan lahan yang patut digarap dan cukup menjanjikan. Untuk menggarap ceruk pasar yang cukup luas tentunya dibutuhkan SDM yang tidak hanya mampu dari sisi teknis komputasi namun mampu juga dari sisi ekonominya, jiwa wirausaha. S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen tidak hanya untuk mencetak software engineer melainkan juga technopreneur yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap menangkap peluang ini? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : [email protected] atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Technopreneur di Bidang Software Engineering

Taukah kamu ? Lulusan Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya sebagai software engineer, tetapi bisa juga menjadi Technopreneur. Dilihat dari asal katanya, technopreneur merupakan penggabungan dari dua kata yaitu teknologi dan entrepeneur. Yang artinya, technopreneur mengandung makna tentang bagaimana cara pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pesat untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Berdasarkan data APJII yang melakukan survey selama tahun 2016, menunjukkan bahwa jumlah perilaku pengguna internet Indonesia yang menggunakan perangkat mobile (63,1 juta), komputer (2,2 juta), mobile dan komputer (2,2 juta). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peluang menjadi Technopreneur yang sedang menggeliat saat ini, dengan perkembangannya yang tentu saja berkembang di seluruh penjuru dunia, menjadi peluang yang sangat patut diperhitungkan dan patut dicoba. Technopreneur pada kesempatan ini diibaratkan sebagai developer.Sebagai contoh, penduduk Indonesia tahun 2010 berdasarkan data statistik BPS 237.641.326 jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut yang menggunakan smartphone diperkirakan sekitar 40%, dan dari 40% rata-rata setiap orang menggunakan dua buah smartphone. Ini berarti 40% kali 2237.641.326, yaitu sekitar 95.056.530,4 jiwa dari pengguna smartphone tersebut. Karena rata-rata setiap orang menggunakan 2 buah smartphone, maka jumlah pengguna smartphone menjadi 190.113.060,8 jiwa. Jika aplikasi tersebut diunggah (upload) dan sudah disetujui (approve) dan tampil di Windows Store, Android Store, Apple Store, dan sebagainya kemudian aplikasi tersebut dijual dengan harga misalnya Rp. 2.000,00 (Dua ribu rupiah) dan setiap hari diunduh kurang lebih 0,01% dari pengguna Smartphone di Indonesia, maka dapat dipastikan penghasilan seorang developer diperkirakan 0,01% kali 190.113.060,8 orang pengguna smartphone kali Rp. 2.000,00 maka penghasilan seorang developer handal kurang lebih bisa mencapai Rp. 38 juta rupiah setiap hari, kalu dikalikan 30 hari, maka pernghasilan seorang developer bisa mencapai 24 juta kali 30 hari, hasilnya sekitar 1,14 miliyar per bulannya. Hanya tentu harus memiliki kemampuan dan skil memadai serta kualifikasi pendidikan yang baik dan sesuai (Tutang, 2015). S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen tidak hanya untuk mencetak software engineer melainkan juga technopreneur yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap menghadapi tantangan ? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : [email protected] atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Prodi S1 RPL ST3 Telkom Tergabung Sebagai Anggota APTIKOM

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom (ST3 Telkom) sangat  peduli dengan kemajuan perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya dengan APTIKOM yang telah beberapa kali bersama-sama menyelenggarakan kegiatan, seperti seminar, workshop, pelatihan dan lain-lain. APTIKOM merupakan kependekan dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer. APTIKOM adalah sebuah perkumpulan atau paguyuban perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan rumpun ilmu informatika dan komputer (atau yang lebih dikenal sebagai teknologi informasi). Pentingnya program studi (selanjutnya disebut prodi) rumpun ilmu informatika dan komputer termasuk prodi S1 RPL ini menjadi anggota Aptikom adalah untuk menyelesaikan masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam rangkaian pertemuan yang dicetuskan melalui pemikiran, usulan, diskusi dan pembahasan serta berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu juga untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia di dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui pendidikan informatika dan komputer di Indonesia sebagai titik tolak pengembangan program kerja bersama antara pengelola pendidikan informatika dan komputer dengan dunia usaha dan masyarakat profesi.   Bergabungnya prodi S1 RPL dengan APTIKOM diharapkan agar dapat berperan sebagai agen pembangunan terdepan dalam usaha meneliti, mengembangkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang informatika dan komputer, seni dan budaya bangsa untuk meningkatkan taraf kehidupan bangsa

Read More

Pengembang Aplikasi Perangkat lunak (Software Engineer) Profesi Rising Star

Tahukah kamu? University of California di San Diego mengadakan riset selama tahun 2013. Hasilnya dirilis dalam Hot Careers for College Graduates. Dari penelitian tersebut terlihat ada 7 pekerjaan yang akan menjadi rising star selama 10 tahun ke depan. Pekerjaan apa sajakah itu? Berikut urutan pekerjaan tersebut. 1. Pengembang Aplikasi Perangkat lunak (Software Engineer) 2. Analis Pasar 3. Biomedical Engineer 4. Akuntan atau Auditor 5. Administrator sistem komputer dan jaringan 6. Petroleum Geologist 7. Spesialis Lingkungan Dari hasil riset IDC (International Data Center), terungkap bahwa ternyata masih banyak peluang kerja di bidang IT di Indonesia yang masih belum tergarap. Sementara nilai pasar yang tersedia mencapai US$1.7 milyar atau 164 triliun rupiah. Informasi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) mengungkapkan bahwa kebutuhan tenaga IT bukan untuk perusahaan saja, tapi juga untuk memperkuat lembaga pemerintah. Diperkirakan instansi pemerintah setiap tahunnya membutuhkan tenaga IT sebanyak 5.489 orang. Sementara untuk cybermedia tidak kurang dari 1.921 media, dengan perkiraan satu media membutuhkan 21 orang ahli IT, maka seluruhnya akan tersedia lowongan sebanyak 40.341 orang ahli IT. Selain dari pada itu masih ada sektor lainnya yang membutuhkan tenaga IT, antara lain asuransi, multimedia, elektronika, otomotif, farmasi, ritel, bursa efek, percetakan, agrobisnis, eksplorasi dan lain sebagainya.                                                           S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen untuk mencetak software engineer yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap menghadapi tantangan menjadi software engineer? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : [email protected] atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Profesi Software Engineer Sangat Menjanjikan

Tahukah kamu? 5 Profesi Teratas yang Masih Banyak Dibutuhkan di Indonesia (2016) 1. Data Analyst 2. Medis 3. Desainer Produk 4. Software Engineer 5. Marketing Untuk menjadi software engineer tidak hanya membutuhkan seseorang yang cerdas tetapi juga memiliki kreativitas dan ketekunan yang tinggi karena pekerjaan ini tidak hanya terpaku pada pengembangan perangkat lunak, tetapi juga pada manajemen kualitasnya. Di Indonesia sendiri profesi software engineer masih banyak dicampuradukkan dengan profesi system analyst dan programmer padahal seorang software engineer bekerja tidak hanya berdasarkan ilmu komputer saja melainkan juga berkaitan dengan ilmu sosial lain. Kisaran gaji rata-rata Software Engineer di Amerika adalah $50,000 atau Rp 656.125.000,- sampai dengan $90,000 atau Rp 1.181.025.000,- Sedangkan di Indonesia sendiri kisaran gaji rata-rata untuk Software Engineer adalah Rp 7.000.000 – 8.000.000 untuk level awal. S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen untuk mencetak software engineer yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap mengahadapi tantangan menjadi software engineer? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : [email protected] atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: [email protected]

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University