Foto: www.cnnindonesia.com
Sebanyak 700 data pribadi pengguna LinkedIn bocor dan telah diperjualbelikan secara online pada situs Dark Web. Data-data yang bocor tersebut merupakan nomor telepon, alamat rumah, data geolokasi dan juga gaji.
Data pribadi yang bocor pada situs Dark Web tersebut dapat digunakan untuk berbagai kejahatan seperti pencurian data atau hal jahat lainnya.
LinkedIn pun angkat bicara mengenai masalah ini,
“Kami telah menyelidiki dugaan kumpulan data LinkedIn yang telah diposting untuk dijual dan telah menentukan bahwa itu sebenarnya adalah kumpulan data dari sejumlah situs web dan perusahaan,”. Dikutip Sabtu (10/4/2021).
Data-data profil pengguna LinkedIn yang dapat terlihat secara publik yang kelihatannya diambil dari LinkedIn. Sehingga menurut pihak LinkedIn, ini bukan pelanggaran data platformnya, dan tidak ada data akun anggota pribadi dari situs ini yang disertakan. Hal ini berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh perusahaan.
Pada 22 Juni 2021, terdapat laporan yang mengatakan bahwa ada seorang peretas yang mengiklankan data 700 juta pengguna LinkedIn untuk dijual. Pengguna forum mengunggah sampel data yang mencakup 1 juta pengguna LinkedIn.
Seperti dilansir oleh 9to5Mac, hacker yang memperoleh data pengguna LinkedIn telah memposting lebih dari 1 juta dan dalam pemeriksaan terkonfirmasi bahwa data-data yang tersebut asli dan terbaru. Menurut laporan Restore Privacy, Hacker sepertinya telah menyalahgunakan sistem LinkedIn API untuk mengunduh data.
Pihak LinkedIn juga menyebutkan bahwa, mengumpulkan data pengguna seperti yang dilakukan peretas ini merupakan tindakan yang menyalahi aturan privasi mereka. Linkedin mengatakan bahwa data sensitif pengguna seperti kata sandi masih aman.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam mempublikasikan data diri kita sehingga tidak menjadi umpan kejahatan di jejaring internet.
(Penulis Amita Putry Prasasti)