Berikut 3 Tokoh Penting di Bidang IT Serta Penemuannya

Di balik setiap kemajuan teknologi informasi (IT) yang kita nikmati saat ini, ada tokoh-tokoh hebat yang telah memberi kontribusi luar biasa. Mereka adalah para penemu dan inovator yang karya-karyanya membentuk dunia digital yang kita kenal. Penasaran siapa saja mereka? Yuk, simak 3 tokoh penting di bidang IT beserta penemuannya yang revolusioner! 1. Charles Babbage – Bapak Komputer Charles Babbage, yang sering dijuluki sebagai “Bapak Komputer”, adalah seorang ilmuwan Inggris yang hidup pada abad ke-19. Babbage dikenal karena desain komputernya yang pertama, yaitu Analytical Engine. Mesin ini dianggap sebagai cikal bakal komputer modern. Penemuan: Analytical Engine Mesin ini dirancang untuk melakukan perhitungan matematis secara otomatis menggunakan sistem roda gigi dan kartu berlubang. Meskipun mesin ini tidak pernah selesai dibangun pada masa hidupnya, ide dan desainnya menjadi dasar bagi komputer elektronik pertama yang ditemukan lebih dari satu abad kemudian. Penemuan Babbage ini juga menginspirasi banyak penemuan lainnya dalam sejarah perkembangan komputer. 2. Alan Turing – Bapak Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan Alan Turing adalah seorang matematikawan dan ilmuwan komputer asal Inggris yang dikenal karena kontribusinya yang sangat besar dalam pengembangan teori komputer dan kecerdasan buatan. Turing adalah orang pertama yang memperkenalkan konsep mesin Turing, yang merupakan model teori dasar untuk komputer modern. Penemuan: Mesin Turing & Teori Komputasi Mesin Turing adalah konsep teoretis yang mampu menjalankan algoritma atau langkah-langkah komputasi yang dapat diterapkan pada komputer nyata. Turing juga mencetuskan ide dasar bagi kecerdasan buatan (AI) dan tes Turing, yang digunakan untuk mengukur kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia. Tanpa penemuan dan pemikirannya, dunia komputer seperti yang kita kenal sekarang mungkin tidak akan ada. 3. Tim Berners-Lee – Penemu World Wide Web Tim Berners-Lee adalah seorang ilmuwan komputer asal Inggris yang dikenal sebagai penemu World Wide Web (WWW), atau yang sering kita sebut sebagai internet seperti yang kita pakai sehari-hari. Pada tahun 1989, Berners-Lee menciptakan sistem yang memungkinkan kita mengakses dan berbagi informasi melalui web dengan mudah. Penemuan: World Wide Web (WWW) Tim Berners-Lee menciptakan HTTP (HyperText Transfer Protocol), HTML (HyperText Markup Language), dan URL (Uniform Resource Locator), yang menjadi dasar dari website modern. Dengan penemuannya, kini kita bisa mengakses berbagai informasi dan layanan secara global dalam hitungan detik. Tanpa penemuan WWW, internet tidak akan berkembang pesat seperti sekarang. Ketiga tokoh ini, meski berasal dari zaman yang berbeda, telah menciptakan fondasi yang sangat penting bagi dunia IT yang kita nikmati saat ini. Dari penemuan Charles Babbage tentang dasar-dasar komputer, Alan Turing dengan teori komputasinya, hingga Tim Berners-Lee yang membawa kita ke dunia web, mereka telah membuka jalan bagi berbagai inovasi teknologi yang membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Terima kasih kepada mereka, dunia digital yang kita kenal sekarang ini bisa ada!

Read More

Mahasiswa Baru Wajib Tau! inilah 5 Jenis Sorting Algorithm

Sorting algorithm atau algoritma pengurutan adalah dasar penting dalam ilmu komputer, khususnya dalam pengolahan data. Dalam kehidupan sehari-hari, sorting atau pengurutan bisa kita temui di berbagai hal, seperti mengurutkan data dalam tabel, daftar nama, atau bahkan transaksi keuangan. Sebagai mahasiswa baru yang sedang mempelajari dasar-dasar komputer dan algoritma, kamu wajib tahu tentang beberapa jenis sorting algorithm yang sering digunakan dalam pemrograman. Yuk, kita kenali 5 jenis sorting algorithm yang paling umum! 1. Bubble Sort Bubble Sort adalah salah satu algoritma sorting yang paling sederhana dan mudah dipahami. Cara kerjanya adalah dengan membandingkan dua elemen yang berdekatan dalam sebuah array dan menukarnya jika elemen pertama lebih besar dari elemen kedua. Proses ini akan terus dilakukan berulang-ulang sampai seluruh elemen berada dalam urutan yang benar. Kelebihan: Mudah dipahami dan diimplementasikan. Kekurangan: Tidak efisien untuk dataset besar karena membutuhkan banyak perbandingan dan pertukaran elemen. Contoh Penerapan: Cocok untuk pengurutan data yang kecil atau ketika kamu baru mulai belajar tentang algoritma. 2. Selection Sort Selection Sort bekerja dengan cara mencari elemen terkecil (atau terbesar, tergantung urutan yang diinginkan) dari array dan menukarnya dengan elemen pertama. Kemudian, proses yang sama dilakukan untuk elemen kedua, ketiga, dan seterusnya hingga seluruh array terurut. Kelebihan: Lebih efisien dibandingkan Bubble Sort untuk dataset yang besar. Kekurangan: Masih memiliki kelemahan dalam hal efisiensi dibandingkan algoritma lainnya, terutama untuk data yang sangat besar. Contoh Penerapan: Digunakan untuk situasi di mana datasetnya tidak terlalu besar dan efisiensi bukan masalah utama. 3. Insertion Sort Insertion Sort bekerja dengan cara mengurutkan array secara bertahap dengan mengambil satu elemen dan menyisipkannya pada posisi yang tepat di bagian array yang sudah terurut. Secara sederhana, algoritma ini seperti cara kita menyusun kartu dalam permainan kartu, di mana kita akan menyisipkan kartu satu per satu pada posisi yang tepat. Kelebihan: Sangat efisien untuk dataset yang kecil dan ketika data sudah hampir terurut. Kekurangan: Kurang efisien pada data yang besar dan membutuhkan banyak iterasi. Contoh Penerapan: Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pengurutan cepat dengan dataset kecil atau data yang sudah hampir terurut. 4. Merge Sort Merge Sort adalah algoritma yang menggunakan metode divide and conquer (bagi dan taklukkan), yang membagi array menjadi dua bagian, mengurutkan masing-masing bagian, dan kemudian menggabungkannya kembali. Algoritma ini lebih efisien dibandingkan dengan Bubble Sort, Selection Sort, atau Insertion Sort untuk dataset yang besar. Kelebihan: Memiliki kompleksitas waktu yang lebih baik (O(n log n)) dan efisien untuk data besar. Kekurangan: Menggunakan ruang tambahan yang lebih banyak karena membutuhkan array sementara untuk penggabungan. Contoh Penerapan: Digunakan dalam pengurutan data besar, seperti dalam pengolahan file besar atau database. 5. Quick Sort Quick Sort juga menggunakan metode divide and conquer. Namun, dalam Quick Sort, array dibagi berdasarkan pivot, yaitu elemen yang dipilih untuk memisahkan array menjadi dua subarray. Setiap subarray kemudian diurutkan secara rekursif hingga seluruh array terurut. Quick Sort sangat populer karena kecepatannya yang luar biasa pada dataset besar. Kelebihan: Sangat efisien untuk dataset besar dengan kompleksitas waktu O(n log n) dalam rata-rata kasus. Kekurangan: Dalam beberapa kasus, terutama jika pivot yang dipilih buruk, performanya bisa menurun menjadi O(n^2). Contoh Penerapan: Sering digunakan dalam berbagai aplikasi pemrograman yang membutuhkan pengurutan cepat, seperti pengurutan data dalam aplikasi web atau software. Mana yang Terbaik untuk Digunakan? Setiap algoritma memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada ukuran data yang akan diurutkan dan konteks penggunaannya. Misalnya, jika kamu bekerja dengan dataset kecil dan tidak memerlukan kecepatan tinggi, algoritma seperti Bubble Sort atau Insertion Sort sudah cukup. Namun, jika kamu bekerja dengan data besar atau memerlukan efisiensi yang lebih baik, Merge Sort atau Quick Sort adalah pilihan yang lebih tepat. Bagi mahasiswa baru yang ingin memahami algoritma dengan lebih mendalam, mempelajari berbagai jenis sorting algorithm ini sangat penting karena akan memberikan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar pengolahan data. Jadi, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling efisien, pilihlah algoritma yang sesuai dengan kebutuhan dan skenario yang kamu hadapi!

Read More

Berikut 5 Tokoh Terkenal di Bidang AI

Kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dan menjadi salah satu teknologi paling revolusioner abad ini. Kemajuan ini tidak lepas dari kontribusi tokoh-tokoh luar biasa yang telah mengembangkan teori, algoritma, dan aplikasi yang mengubah dunia. Berikut adalah 5 tokoh terkenal di bidang AI yang menjadi pionir dalam teknologi ini. 1. Alan Turing Alan Turing sering disebut sebagai “Bapak Kecerdasan Buatan.” Turing adalah seorang matematikawan, logikawan, dan ahli komputer yang menciptakan konsep mesin universal—cikal bakal komputer modern. Dalam makalahnya yang terkenal, “Computing Machinery and Intelligence” (1950), Turing memperkenalkan Turing Test sebagai metode untuk menentukan apakah sebuah mesin dapat menunjukkan kecerdasan seperti manusia. Kontribusi Utama: 2. John McCarthy John McCarthy adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah “Artificial Intelligence” pada tahun 1956 dalam konferensi Dartmouth. Ia juga merupakan penemu bahasa pemrograman LISP, yang menjadi bahasa utama dalam pengembangan AI pada masanya. McCarthy memiliki visi bahwa AI dapat digunakan untuk memecahkan masalah kompleks dan membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Kontribusi Utama: 3. Geoffrey Hinton Geoffrey Hinton dikenal sebagai “Godfather of Deep Learning” karena kontribusinya dalam pengembangan jaringan neural modern. Salah satu karya terbesarnya adalah algoritma backpropagation, yang memungkinkan jaringan neural belajar dari data. Penemuan Hinton telah menjadi dasar bagi banyak teknologi modern, seperti pengenalan suara, pengolahan gambar, dan asisten virtual. Kontribusi Utama: 4. Yoshua Bengio Yoshua Bengio adalah salah satu tokoh utama dalam revolusi deep learning bersama Hinton dan Yann LeCun. Bengio fokus pada pengembangan algoritma pembelajaran mendalam yang efisien dan ramah data. Ia juga banyak berkontribusi dalam pengembangan model pembelajaran tanpa pengawasan (unsupervised learning). Bengio saat ini aktif memimpin penelitian untuk memastikan AI dikembangkan dengan etika yang kuat. Kontribusi Utama: 5. Fei-Fei Li Fei-Fei Li adalah salah satu tokoh terkemuka dalam bidang computer vision. Ia memimpin proyek ImageNet, yang menghasilkan dataset gambar besar yang digunakan untuk melatih algoritma AI. Proyek ini telah mendorong kemajuan signifikan dalam pengenalan objek dan klasifikasi gambar. Fei-Fei juga vokal dalam memastikan bahwa AI dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Kontribusi Utama: Kesimpulan Para tokoh ini telah berkontribusi besar dalam memajukan teknologi AI yang kita nikmati saat ini. Dari fondasi teoritis hingga penerapan praktis, karya mereka membuktikan bahwa AI memiliki potensi untuk mengubah dunia. Apakah kamu terinspirasi untuk mengikuti jejak mereka? Dengan semangat belajar dan eksplorasi, mungkin kamu bisa menjadi salah satu pelopor AI di masa depan! 🚀

Read More

Simak 5 Tips Berikut Cara Membuat Kode HTML Lebih Bersih

Sumber gambar: Badoy Studio HTML adalah fondasi dari setiap website. Namun, sering kali kode HTML yang kita tulis menjadi berantakan, sulit dipahami, dan susah dikelola. Padahal, menjaga kode tetap bersih tidak hanya membuatnya lebih mudah dipahami oleh developer lain, tetapi juga membantu meningkatkan performa website. Berikut 5 tips untuk membuat kode HTML kamu lebih bersih dan profesional! 1. Gunakan Struktur yang Rapi dengan Indentasi Indentasi adalah langkah sederhana tapi sangat penting dalam penulisan kode HTML. Dengan menggunakan indentasi yang konsisten, hierarki elemen dalam dokumen menjadi lebih jelas. 2. Hindari Penggunaan Tag HTML yang Tidak Perlu Menggunakan terlalu banyak tag atau elemen kosong dapat membuat kode menjadi berantakan. Pastikan hanya menggunakan elemen yang benar-benar dibutuhkan. 3. Gunakan Nama Class dan ID yang Deskriptif Nama class dan ID yang baik akan memudahkan kamu (dan tim) memahami fungsinya tanpa harus melihat isi kode CSS atau JavaScript. Hindari nama generik seperti “box1” atau “div2”. 4. Tambahkan Komentar untuk Penjelasan Komentar membantu menjelaskan bagian-bagian tertentu dalam kode, terutama jika struktur dokumen cukup kompleks. 5. Validasi Kode HTML Secara Berkala Kode HTML yang bersih adalah kode yang sesuai dengan standar. Gunakan alat validasi seperti W3C Validator untuk memeriksa apakah ada error atau peringatan dalam kode kamu. Kesimpulan Membuat kode HTML yang bersih membutuhkan kebiasaan dan perhatian terhadap detail. Dengan struktur yang rapi, nama elemen yang deskriptif, dan validasi berkala, kamu tidak hanya membuat kode lebih mudah dikelola tetapi juga meningkatkan kualitas website secara keseluruhan. Mulai terapkan tips di atas sekarang, dan rasakan perbedaannya! Happy coding! 🚀

Read More

5 Alat AI Terbaik untuk Desainer 2023

Di era digital yang terus berkembang, desainer kini tidak hanya mengandalkan keterampilan artistik mereka tetapi juga memanfaatkan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Dengan AI, pekerjaan desain menjadi lebih cepat, lebih mudah, dan lebih inovatif. Berikut adalah 5 alat AI terbaik untuk desainer di tahun 2023 yang wajib kamu coba! 1. Adobe Firefly: Inovasi AI dalam Desain Kreatif Adobe Firefly adalah platform AI terbaru dari Adobe yang dirancang untuk membantu desainer menciptakan konten visual dengan mudah. 2. Canva Magic Design: Solusi AI untuk Semua Desainer Canva sudah lama dikenal sebagai platform desain yang ramah pengguna, dan kini mereka memperkenalkan Magic Design, alat berbasis AI. 3. DALL·E 2: AI untuk Kreasi Gambar dari Teks DALL·E 2 dari OpenAI adalah alat AI revolusioner yang mampu menghasilkan gambar realistis dari deskripsi teks. 4. Runway ML: Alat AI untuk Video dan Animasi Bagi desainer yang bekerja di bidang video atau animasi, Runway ML adalah alat yang wajib dimiliki. 5. Figma AI Plugin: Desain UI/UX Lebih Cepat Figma, sebagai alat desain UI/UX populer, kini mendukung berbagai plugin berbasis AI seperti Autoflow dan Magician. Kesimpulan Teknologi AI kini menjadi sekutu terbaik bagi desainer, membantu mereka bekerja lebih cepat dan kreatif. Dari pembuatan gambar hingga editing video, alat-alat AI ini memungkinkan kamu untuk mengeksplorasi ide-ide baru dengan cara yang lebih efisien. Tertarik mencoba salah satu dari alat di atas? Jangan ragu untuk memanfaatkannya dan tingkatkan kualitas desainmu di tahun 2023! 🚀

Read More

Kenali 6 Tools AI untuk Coding Terbaik 2023

Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi asisten andalan bagi para developer. Dengan bantuan AI, proses coding menjadi lebih cepat, lebih akurat, dan bebas stres. Jika kamu seorang mahasiswa IT atau developer yang ingin meningkatkan produktivitas, berikut adalah 6 tools AI terbaik untuk coding di tahun 2023 yang wajib kamu coba! 1. GitHub Copilot: Asisten Coding Pribadi GitHub Copilot adalah alat AI berbasis OpenAI Codex yang membantu developer menulis kode secara otomatis. 2. Tabnine: AI untuk Menyempurnakan Auto-Completion Tabnine adalah tool AI yang dirancang untuk melengkapi kode dengan cerdas. 3. Replit Ghostwriter: Platform Coding AI All-in-One Replit Ghostwriter adalah tool AI yang dirancang untuk bekerja langsung di platform coding online Replit. 4. Amazon CodeWhisperer: AI untuk Developer Profesional Amazon CodeWhisperer adalah tool AI dari AWS yang dirancang untuk membantu developer menulis kode dengan lebih efisien. 5. CodeT5: Model AI Open-Source untuk Pemrograman CodeT5 adalah model AI open-source yang dirancang untuk berbagai tugas pemrograman, seperti pelengkapan kode, refactoring, dan bahkan penerjemahan antar bahasa pemrograman. 6. Kite: Asisten AI untuk Pemrograman Kite adalah tool AI yang membantu menyederhanakan pengalaman coding dengan pelengkapan otomatis berbasis AI. Kesimpulan Dengan bantuan tools AI, coding di tahun 2023 menjadi lebih menyenangkan dan efisien. Mulai dari GitHub Copilot hingga Kite, setiap tool memiliki kelebihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhanmu. Jadi, tool mana yang akan kamu coba pertama? Mulailah eksperimen dengan AI dan rasakan manfaatnya dalam meningkatkan produktivitas codingmu! 🚀

Read More

Memasuki Era Micro-Start Up

Dalam zaman online ini, mendengar bahwa sebuah startup kecil dibeli oleh raksasa teknologi besar dengan nilai miliaran telah menjadi hal biasa sama seperti mendengar bahwa seseorang didanai jutaan dolar tiba-tiba. Tentu saja, seperti apa pun, selalu ada lebih banyak cerita dibalik pendanaan itu. Sementara beberapa dari startup ini mungkin memiliki angin keberuntungan dan waktu di pihak mereka, sebagian besar, jika tidak semuanya, membutuhkan banyak kerja keras di balik layar, anggota tim yang didorong dan, tentu saja, aliran modal yang konstan untuk membakar roket menuju puncak industri masing-masing dan memasuki tahap profitabilitas yang menyenangkan. Contoh kasus: Kurang dari setahun yang lalu, seorang agen pemasaran di Orlando yang berbagi masalah yang dia hadapi saat bekerja dengan kliennya yang masih dalam tahap awal startup baru. Dia bercerita bahwa kliennya, sama bersemangatnya dengan pria itu, ingin “meningkatkan skala secepat mungkin,” yang pada dasarnya berarti menghabiskan modal untuk pembelanjaan iklan pada tingkat yang rendah dengan harapan hal itu akan menghasilkan penilaian yang lebih besar bagi perusahaan. Jujur saja, ini merupakan hal yang lucu. Namun sebenarnya, ada banyak cara untuk mengembangkan startup Anda dengan cepat yang tidak didasarkan pada pemikiran sihir. Salah satu cara itu adalah apa yang akan kami ulik lebih dalam di artikel ini: microstartup. Apa itu microstartup? Konsep microstartup sangat baru sehingga belum didefinisikan dengan jelas. Namun, biasanya mereka memiliki ciri berikut: Mereka membutuhkan anggaran bootstrap yang sangat kecil untuk memulai. Biasanya dijalankan oleh satu sampai maksimal lima orang. Mereka dibuat dengan mempertimbangkan hypergrowth dan skalabilitas (penghasilan pendapatan yang cepat). Mereka menjadi cepat residual. Ide microstartup terbaik umumnya bertujuan untuk membantu pengguna dengan satu atau dua masalah utama yang ingin mereka selesaikan dan bersedia mengeluarkan uang untuk itu. Salah satu bagian terbaik tentang microstartup adalah, jika dibandingkan dengan startup tradisional, microstartup dibangun sepenuhnya dengan tujuan menghasilkan pendapatan dalam waktu singkat. Jadikan microstartup anda sebagai pemecah masalah. Ingin menghasilkan pendapatan dengan cepat? Identifikasi masalah di industri yang dapat diselesaikan dengan mudah dengan produk yang tepat. Ini seharusnya menjadi masalah sederhana yang rata-rata orang lebih suka mengeluarkan kartu kredit mereka untuk dipecahkan daripada diselesaikan sendiri. Jika produk Anda dapat memecahkan banyak masalah, itu lebih baik. Tujuan Anda harus selalu menciptakan banyak aliran pendapatan untuk startup mikro Anda. Misalnya: pendapatan iklan, langganan, layanan tambahan, dll. Anda juga dapat menggunakan perangkat lunak, aplikasi, atau situs web untuk membantu meningkatkan skala beberapa produk dalam portofolio Anda. Jangan berasumsi bahwa Anda juga harus sangat paham teknologi. Meskipun pasti dapat membantu untuk meningkatkan dan meningkatkan aspek yang lebih teknis sehingga Anda dapat membangun proyek sendiri, ada banyak cara untuk membuat aplikasi sederhana yang sukses tanpa memerlukan pengetahuan teknis yang lebih berat. Itulah keindahan sejati zaman sekarang: Ada begitu banyak aplikasi tanpa kode atau minim kode yang dapat Anda manfaatkan untuk membuat produk yang benar-benar menakjubkan. Ide lain adalah masuk ke microstartup Anda dengan seorang teman yang mungkin lebih berbakat di sisi teknis daripada Anda. Bekerja dengan mitra dapat menjadi cara yang bagus untuk membangun bisnis dengan cepat, daripada mencoba melakukan semuanya sendirian. Tapi ini tidak berarti Anda tidak bisa menjadi solo yang sukses besar. Beberapa orang merasa lebih mudah membagi beban kerja dengan seseorang yang sama-sama bersemangat. Ini juga membantu untuk memiliki seseorang yang Anda percayai untuk memunculkan ide-ide baru sebelum memulai debutnya ke basis pelanggan Anda. Menjual microstartup Anda mungkin merupakan cara yang tepat. Sangat penting untuk dicatat bahwa tidak semua microstartup menghasilkan pendapatan residual. Beberapa dari mereka mungkin akhirnya diakuisisi oleh perusahaan besar pada tahap awal bahkan sebelum mereka dapat meningkatkannya. Lihat saja raksasa teknologi Expedia, yang mengakuisisi sesama situs perjalanan Hotels.com, Travelocity, Trivago, Hotwire, Orbitz, dan CarRentals.com. Di ranah mikro, lihat akuisisi Vine oleh Twitter dan Luma oleh Instagram sebelum diakuisisi oleh Facebook. Produk-produk ini hanya memiliki tim kecil yang terdiri dari tiga orang, namun mereka masih memperoleh keuntungan hanya dalam tahun pertama operasinya. Jadi tunggu apa lagi? Keluarlah dan identifikasi masalah itu. Mulailah bertukar pikiran. Apa yang akan Anda temukan adalah bahwa ada masalah sehari-hari yang tidak pernah berakhir dimana orang keberatan untuk menyelesaikannya sendiri. Yang harus Anda lakukan adalah menawarkan mereka solusi. Lebih banyak orang ingin menghemat waktu dengan imbalan biaya minimal, yang dapat menambah cukup banyak uang untuk Anda seiring pertumbuhan basis pelanggan Anda. Jika Anda berada di jalur yang benar, pelanggan Anda yang senang akan menyebarkan berita kepada orang lain, memberi Anda pemasaran gratis. Mulai bertanya-tanya. Catat masalah umum yang dialami teman dan anggota keluarga Anda setiap hari. Lakukan penelitian Anda. Hanya dengan sedikit waktu, usaha, dan manifestasi hati-hati, Anda pasti akan tersandung ke dalam banyak pengetahuan yang dapat Anda putar menjadi microstartup yang sangat sukses. Anda hanya bisa benar-benar gagal jika Anda tidak mencoba. Sumber: https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2022/08/12/dawn-of-the-microstartup/?sh=74131ca0303c

Read More

3 Hal yang Dapat Dipelajari Calon Founder Start Up dari Naik dan Turunnya Aplikasi yang Kontroversial, Satu Tahun Setelah Peluncuran Ulang

Logo Yik Yak Pada tahun 2017, aplikasi media sosial anonim, Yik Yak ditutup setelah dikenal sebagai media untuk pelecehan seksual, rasisme, intimidasi, dan ancaman fisik di kalangan remaja dan mahasiswa. Sudah satu tahun sejak diluncurkan kembali di bawah kepemilikan baru (dan sedikit misterius). Apa perbedaan aplikasi ini sekarang dan pelajaran apa yang dapat dipelajari oleh para pendiri di bidang teknologi untuk memastikan sejarah tidak terulang? Pertama, latar belakang perusahaan. Yik Yak adalah aplikasi seluler yang memiliki ikon yak yang lucu dan lembut. Mereknya adalah warna mint Tic Tacs dan tagline mereka membanggakan bahwa anda dapat “Temukan kawanan anda. Terhubung secara anonim dengan semua orang dalam jarak 5 mil”. Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2013 oleh dua laki-laki berusia 23 tahun, Tyler Droll dan Brooks Buffington. Selama puncaknya pada tahun 2014, Yik Yak memiliki lebih dari 200 juta pengguna remaja dan perguruan tinggi di seluruh negeri. Droll dan Buffington menyatakan, “Anonimitas menyamakan kedudukan. Ini memberi orang-orang sebuah kanvas kosong untuk berkomunikasi, secara efektif menghilangkan semua prasangka tentang mereka.” Terdengar cukup spektakuler, bukan? Terutama dengan semua upaya masyarakat saat ini untuk menghilangkan bias dan menjadi lebih inklusif, adil, dan beragam. Tetapi semua kepositifan yang cerah dan berkilau ini menyebabkan titik buta publik yang besar yang menyebabkan masalah berbahaya. Masalah yang memakan waktu 3 tahun, 100 dari 1000-an keluhan publik, tindakan kebencian yang tak terhitung jumlahnya, dan beberapa kehidupan yang hancur sebelum terungkap. Pada tahun 2017, sekolah-sekolah mulai melarang aplikasi ini di kampus, popularitasnya anjlok, dan akhirnya dihapus. 3 alasan mengapa Yik Yak dapat bangkit meskipun toksisitasnya adalah alasan yang sama mengapa ia jatuh. Mari kita lihat apa yang kurang dari Yik Yak pada awalnya dan bagaimana hal itu menyebabkan kenaikan dan penurunan awalnya. 1) Kurangnya keragaman menyebabkan persetujuan kenyamanan palsu Tidak ada manfaatnya bagi siapa pun ketika orang-orang yang bertanggung jawab atas sesuatu melihat dunia dengan cara yang sama—terutama ketika sesuatu itu merupakan produk kontroversial bagi sebagian kecil populasi yang rentan terhadap tindak penindasan. Pendiri dan investor yang membentuk aplikasi tidak pernah melakukan pemeriksaan atau penyeimbangan yang diperlukan selama peluncuran dan pertumbuhan aplikasi. Mereka malah membuat komentar serupa tentang humor lucu aplikasi dan pemahaman pendiri tentang “apa yang dicari anak kuliah”. Tidak ada keragaman. Tidak ada keragaman pendapat. Tidak ada keragaman perspektif. (cat3movie.org)  Tidak ada keragaman disposisi. Tidak ada keragaman pendidikan. Tidak ada keragaman orientasi. Tidak ada keragaman warna kulit. Tidak ada keragaman gender. Saya menemukan 13 orang yang terlibat dalam pembuatannya, termasuk pendiri, investor, dan penasihat—tidak seorang pun wanita. Kurangnya keragaman yang lengkap dan total ini menyebabkan masalah yang sedikit dibahas tetapi berbahaya: Groupthink. Groupthink terkenal karena membawa ide-ide mengerikan (dan dalam hal ini, berbahaya) untuk membuahkan hasil lebih cepat sebelum siapa pun di luar kelompok dapat melihat dan menolak karena ada persetujuan kenyamanan palsu di antara penciptanya. 2) Masalah keterikatan menyebabkan persepsi miring dan perkiraan nilai yang berlebihan Droll dan Buffington menuangkan semua yang mereka miliki ke dalam Yik Yak. Mereka adalah pendiri dan teman sekamar yang tinggal 10 menit dari kantor mereka. Droll meninggalkan sekolah kedokteran untuk mengejar pembangunan. Masa depan mereka bergantung pada keberhasilannya dan seperti kebanyakan pendiri, mereka hidup untuk pekerjaan mereka. Bahkan ketika mereka mulai menerima umpan balik yang tidak menyenangkan terus-menerus dari siswa dan guru segera setelah peluncuran, alih-alih berhenti sejenak untuk mendengarkan, melakukan penelitian, dan pivot, mereka malah menghabiskan waktu mereka membangun cara untuk mengatasinya dengan hal-hal seperti geo-fencing dan downvoting. Karena hasrat dan keterikatan mereka yang tak henti-hentinya pada ide asli, mereka tampaknya menyangkal efek berbahayanya pada komunitas mereka. Mereka tidak memiliki empati dan kasih sayang, dan dukungan yang mereka terima dari investor (yang sama seperti mereka) hanya menambah masalah. Jenis masalah lampiran ini tidak jarang terjadi pada pendiri tahap awal. Sebagian besar menghabiskan bertahun-tahun menginvestasikan harapan, impian, dan sumber daya mereka ke dalam ide produk yang tidak akan pernah membuat uang jika direalisasikan sesuai rancangan apa adanya. Mereka mencurahkan begitu banyak hati mereka ke dalam bisnis mereka, sehingga mereka mengembangkan keterikatan yang kuat pada ide mereka dan tidak ingin terbukti salah atau disuruh menyesuaikan diri. Cofounder Yik Yak, Droll dan Buffington Untuk pendiri seperti Droll dan Buffington, keterikatan ini menyebabkan mereka melebih-lebihkan nilai kekayaan intelektual mereka rata-rata 255% . Biasanya dibutuhkan 2-3 kali lebih lama dari yang mereka harapkan untuk mendapatkan dana atau mulai mendapatkan pendapatan. Dalam kasus Yik Yak, karena jumlah keterlibatan media sosial yang memukau mendukung penilaian mereka yang berlebihan, VC yang berinvestasi di dalamnya adalah yang pada akhirnya menerima pukulan terbesar. Pada tahun 2014, Yik Yak berhasil mendapatkan nilai $400 juta dan mengumpulkan modal $73,4 juta, bahkan menerima $62 juta dari perusahaan VC yang disegani, Sequoia Capital. Tak lama setelah itu, pada tahun 2016 mereka memulai PHK besar-besaran dan pada tahun 2017, mereka menutup toko dan menjual lisensi kekayaan intelektual non-eksklusif ke Square seharga $1 juta. Itu kerugian $72 juta dalam dua tahun. 3) Kurangnya penelitian dan pengujian kegunaan menyebabkan kecocokan pasar produk yang salah Penelitian menunjukkan bahwa anonimitas dan media sosial menciptakan campuran yang sangat tidak sehat bagi siswa sekolah menengah dan mahasiswa muda yang rentan. Sementara para pendiri datang dengan ide produk asli dengan niat yang mungkin baik, mereka tidak melakukan penelitian atau pengujian kegunaan APAPUN dengan pengguna nyata sebelum peluncuran untuk memahami putaran gelap atau kendala yang mungkin terjadi. Mereka hanya mengujinya di antara mereka sendiri dan hanya menguji kelayakan teknis. Mereka tidak menjamin kesesuaian pasar produk dengan pasar sebenarnya tempat peluncurannya. Mira Costa High dibuka kembali, dengan hati-hati, setelah ancaman Yik Yak Seorang investor tahap awal berkata, “Ini adalah eksperimen sosial dalam skala besar. Kami tidak tahu bagaimana hasilnya nanti.” Sangat mengganggu untuk berpikir bahwa investor, yang memiliki begitu banyak kekuasaan atas masa depan kita (karena kita semua tahu kekuatan=uang), mengambil taruhan moral seperti itu dengan apa yang mereka investasikan. Terutama ketika itu melibatkan remaja dan dewasa muda. Untuk memastikan produk yang aman dan etis dibuat untuk generasi berikutnya, riset pasar, pembuatan prototipe cepat, dan pengujian kegunaan dengan pengguna nyata sejak dini semuanya sangat penting. Jika para pendiri tidak mengambil langkah-langkah ini sendiri, maka VC harus meminta mereka menyelesaikannya sebelum menginvestasikan dana mereka. Sayangnya seperti yang kita ketahui, kisah Yik Yak tidak berakhir pada tahun 2017. Pada tahun 2021, aplikasi ini mencoba bangkit kembali. Pada tahun 2021, hak pengembangan untuk Yik Yak dibeli oleh pembeli misterius dan aplikasi tersebut diluncurkan kembali di bawah

Read More

Pandemi Selesai, Work From Home Usai?

Selama pandemi, masyarakat pekerja menjadi pengamat sekaligus pelaku dari eksperimen sistem kerja jarak jauh (remote working). Di tengah pengendalian Covid-19 yang semakin baik, preferensi bekerja dari rumah perlu dipertimbangkan berlandaskan pada produktivitas yang menguntungkan pekerja sekaligus pemberi kerja. Survei dari perusahaan pengembangan karier Jobstreet, Boston Consulting Group, dan The Network menunjukkan, 68 persen responden menginginkan pola kerja kombinasi work from home (WFH) dan work from office (WFO). Sementara itu, 23 persen lainnya menginginkan sepenuhnya kerja jarak jauh alias tidak perlu mengantor. Sisanya, hanya sekitar 9 persen, yang menginginkan sepenuhnya kerja di kantor seperti halnya sebelum pandemi. Survei ini dilakukan pada 33.084 responden pekerja dari berbagai industri dan keahlian di Indonesia. Survei ini turut merekam model kerja responden sebelum masa pandemi. Hasilnya, 68 persen responden bekerja sepenuhnya di kantor, 28 persen bekerja kombinasi, dan 4 persen bekerja sepenuhnya secara remote. Enam bidang pekerjaan yang menerapkan model kerja jarak jauh paling intens adalah bidang kerja digitalisasi dan otomasi, konsultan, pemasaran dan komunikasi, media dan informasi, seni dan pekerjaan kreatif, serta pelayanan sosial. Artinya, keinginan untuk WFH tidak hanya berasal dari responden yang pernah bekerja secara remote. Pekerja kantoran yang dialihkan untuk WFH pun turut merasakan berkah terselubung (blessing in disguise) dan berharap pola kerja ini akan berlanjut. Di Amerika Serikat, jumlah pekerja yang bekerja di rumah tetap stabil di tengah kasus Covid-19 yang turun. Survei panel yang dilakukan Gallup memotret sebanyak 69 persen responden bekerja dari rumah pada Mei 2020. Jumlah tersebut menurun hingga Maret 2021 menjadi 48 persen. Sembilan dari sepuluh responden Indonesia menginginkan pola remote working atau work from home setelah pandemi Covid-19 usai. Namun, di tengah penurunan kasus Covid-19 yang drastis, jumlah orang yang WFH tetaplah stabil. Hingga September 2021, masih tercatat 45 persen yang terdiri dari 25 persen sepenuhnya WFH dan 20 persen dengan pola kombinasi. Sistem WFH pekerja kerah putih lebih tinggi dibandingkan pekerja secara umum. Pada awal pengukuran di Maret 2020, jumlah pekerja kerah putih yang WFH adalah 83 persen. Di September 2021, jumlahnya masih di atas separuh, yakni 67 persen. Angka ini juga tidak banyak berubah dari status di Maret 2021. Dalam survei yang terpisah, Gallup juga memotret 9 dari 10 pekerja dengan pola kerja WFH dan kombinasi berharap sistem kerja ini tetap ada setelah pandemi berakhir. Alasan yang banyak diungkapkan terkait penghematan waktu untuk berangkat ke kantor dan tercapainya keseimbangan kehidupan (wellbeing) saat WFH. Jajak pendapat di bulan Mei oleh Morning Consult untuk Bloomberg News pada seribu orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan 39 persen akan mempertimbangkan berhenti bekerja jika perusahaan tidak fleksibel pada pilihan model kerja jarak jauh. Penelusuran Kompas pada kanal Linkedin.com juga menemukan pilihan remote working yang semakin banyak muncul pada tawaran pekerjaan. Akun-akun pencari kerja pun sudah mulai memilih preferensi kerja remote. Produktivitas Tanda disadari, pekerja kantoran tengah menjalani eksperimen partisipatoris di masa pandemi. Mereka menjadi pengamat sekaligus pelaku model kerja jarak jauh yang umum diterapkan saat pandemi Covid-19. Berbagai survei menemukan banyak warna dan dinamika bekerja di rumah, baik yang suka, setengah suka, maupun tidak suka sama sekali. Tiga dari sepuluh karyawan mengatakan sangat mungkin untuk mencari pekerjaan lain jika perusahaan mereka menghilangkan pilihan WFH. Di tengah perbedaan preferensi sistem kerja, baik yang diinginkan pekerja maupun pemberi kerja, adanya peluang peningkatan produktivitas kerja saat WFH tidak bisa diabaikan. Studi tentang bekerja dari rumah oleh Nicholas Bloom dan kawan-kawan (2015) berjudul ”Does Working from Home Work? Evidence from a Chinese Experiment” yang diterbitkan The Quarterly Journal of Economics menunjukkan ada peningkatan kinerja sebesar 13 persen dari karyawan yang bekerja dari rumah. Pekerja dari rumah juga memiliki skor sikap psikologis yang lebih tinggi. Hasil tersebut berdasarkan survei pada 16 ribu karyawan di perusahaan China yang terdaftar di Nasdaq. Dalam artikel ”The Parents Who Don’t Want To Go Back To The Office” yang diterbitkan BBC pada 12 Oktober 2021 turut merangkum opini sejumlah orang tua pekerja di berbagai belahan dunia tentang manfaat bekerja dari rumah. Tidak hanya mampu menjaga produktivitas, bekerja dari jarak jauh juga terbukti memangkas kerja-kerja yang bisa diselesaikan lebih efektif dan efisien dengan bantuan teknologi. Ada peningkatan kinerja sebesar 13 persen dari karyawan yang bekerja dari rumah. Profesor dari London Business School, Dan Cable, menyebut keengganan orang kembali bekerja di kantor karena mereka telah membuktikan seberapa baik mereka saat bekerja dari jarak jauh. Tidak ada jam yang terbuang untuk berangkat ke kantor dan mereka telah mampu menyeimbangkan dan mengorganisasi kepentingan keluarga, pekerjaan, dan kebugaran. Upaya ini terancam sia-sia jika perusahaan kembali menerapkan sepenuhnya bekerja di kantor. Kebijakan perusahaan  Di Indonesia, kondisi pengendalian Covid-19 di Indonesia membaik. Sejak 30 September 2021, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 berada di bawah 3.000 kasus per hari. Per 9 November, jumlah kasus positif makin melandai dengan kisaran 400-700 kasus per hari. Cakupan vaksinasi pun terus meningkat. Per 18 November, Kementerian Kesehatan melaporkan laju vaksinasi dosis lengkap telah mencapai 40,42 persen. Kelonggaran pun mulai dirasakan dengan penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah kota dan kabupaten. Seturut dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2021 tentang pemberlakuan PPKM di Jawa dan Bali periode 16-29 November 2021, sebanyak 26 kabupaten/kota berada pada status level satu, 61 kabupaten/kota berstatus level dua, dan 31 kabupaten/kota berstatus level tiga. Membaiknya pengendalian Covid-19 ini turut membuka kelonggaran di ranah sistem kerja. Misalnya saja, pelaksanaan kegiatan pada sektor nonesensial pada wilayah level satu sudah memperbolehkan work from office (WHO) dengan kapasitas 75 persen. Situasi saat ini membuat normal lama dapat kembali diterapkan, salah satunya bekerja di kantor. Namun, perjalanan panjang di masa pandemi dengan pola remote working yang telah menubuh belasan bulan tidak dapat diabaikan begitu saja. Beragam jenis pekerjaan dan keahlian lintas industri perlu memperhatikan preferensi pola kerja yang dibutuhkan pekerja. Jadi, siapa takut bekerja dari rumah?  (LITBANG KOMPAS)

Read More

Cara Menulis Research Plan Yang Baik

Perhatikan hal-hal berikut sebelum memulai user research! Kenapa diperlukan riset? Riset adalah bagian penting dari proses desain produk yang membantu untuk memvalidasi kebutuhan dari suatu produk sebelum mulai merancang dan mengembangkan. Penting untuk menentukan apakah suatu persoalan perlu diselesaikan sebelum kita merancang sebuah solusi. Always start with the problem, never the idea. In order to build useful products for people, we need to understand whether there is a need for our solution. Gloria Lo Kurangnya pemahaman yang jelas tentang target audiens suatu proyek dapat mencegah tim desain dari mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna. Sebelum memulai suatu proyek, banyak pertanyaan muncul termasuk “Apa segmen pasar target?”, “Apa masalah pengguna yang bisa kita atasi?” Dan “Bagaimana kita bisa mengatasinya?” Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan melakukan penelitian User experience yang tepat. Penelitian UX cenderung membangun desain yang berpusat pada pengguna melalui memahami kebutuhan, kesan, dan harapan pengguna tentang suatu produk. Meskipun banyak perusahaan memahami pentingnya penelitian UX, hanya sedikit yang melakukannya dengan benar, yang menempatkan mereka pada risiko mengumpulkan informasi yang menyesatkan. Misalnya, pemahaman yang tidak jelas tentang target audiens dapat menyebabkan pengumpulan informasi tentang segmen populasi yang sama sekali berbeda yang berada di luar cakupan produk. Selain itu, penelitian UX berkontribusi pada inovasi, karena produk yang baru dikembangkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna berdasarkan feedback atau umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna nyata. Selain itu, ini dapat membantu meningkatkan produk yang ada, menjadikannya lebih bermanfaat dan kompetitif di pasar. Langkah-Langkah UX Research Banyak perusahaan yang terjun langsung untuk mengumpulkan data untuk penelitian tanpa perencanaan yang jelas untuk proses tersebut. Ini dapat menyebabkan data yang dihasilkan tidak akurat. Untuk melaksanakan penelitian UX yang solid dan dapat diandalkan, berikut ini adalima langkah penelitian UX yang harus diikuti. Langkah-langkah ini meliputi: Objectives : langkah ini cenderung mengidentifikasi apa target penelitian UX. Hypothesis : langkah ini cenderung mengidentifikasi apa yang sudah kita ketahui tentang pengguna. Method : langkah ini menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian UX. Conduct : dalam langkah ini tim memulai penelitian dan mengumpulkan informasi. Syntesis : langkah ini menganalisis data yang dikumpulkan dan membangun pemahaman yang jelas tentang pengalaman pengguna. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian akurat dan memenuhi tujuan yang akan kita bahas di bawah ini: 1. Mendefinisikan Tujuan / Objectives Untuk setiap proses, harus ada tujuan yang jelas. Penelitian UX digunakan untuk mencapai tiga manfaat utama. Tiga manfaat ini dapat membentuk tujuan dari proses penelitian UX. Manfaat-manfaat ini termasuk: Product Benefits : penelitian UX bertujuan untuk memahami kesan pengguna terhadap produk untuk meningkatkan produk atau memahami masalah yang diharapkan dapat diselesaikan oleh produk. Business Benefits : penelitian UX bertujuan untuk menambah nilai bagi bisnis dengan menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang pengguna. User Benefits  : ini dianggap sebagai nilai inti dari penelitian UX karena menempatkan pengguna di jantung prosesnya. Fase tujuan harus menentukan tujuan utama penelitian UX dan memberikan nilai tambah pada penelitian yang dilakukan. Tujuan harus dibentuk dan ditulis dengan jelas karena akan mempengaruhi tim dalam langkah-langkahnya, dan mencapai tujuan ini akan menentukan kegagalan atau keberhasilan proses penelitian UX. Pada tahap ini tidak ada alat yang diperlukan; ide-ide dapat dihubungkan bersama menggunakan peta pikiran yang membantu tim untuk memvisualisasikan koneksi antara tujuan yang perlu dipenuhi. 2. Hypotesis Pada tahap ini, kita biasanya tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang pengguna atau hubungan antara pengguna dan produk kita. Namun, kita harus mulai dengan sejumlah ide umum yang perlu diuji selama penelitian. Pendekatan penalaran induktif dapat diadopsi pada tahap ini untuk membentuk hipotesis umum yang dapat bertindak sebagai panduan saat melakukan penelitian. Sebelum memulai penelitian, kita perlu memberikan asumsi tentang masalah penelitian. Secara umum, ada tiga jenis hipotesis utama yaitu : Attitude-related Hypotesis fokus pada sikap pengguna. Misalnya, “pengguna aplikasi suka berbagi video dengan teman-teman mereka.” Behavior-related Hypotesis fokus pada perilaku pengguna. Misalnya, “pengguna aplikasi berbagi video terbaru dengan teman-teman mereka.” Feature-related Hypotesis berfokus pada fitur produk. Misalnya, “pengguna aplikasi berbagi konten dari area Daftar Top dengan teman-teman mereka.” Hipotesis ini digunakan sebagai panduan dan dapat benar atau salah, mereka harus didefinisikan seakurat mungkin untuk mengurangi opsi yang tidak relevan dan bias tim terhadap opsi spesifik yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Methods / Metode Setelah mendefinisikan tujuan dan hipotesis, langkah ini bertujuan untuk menentukan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian UX. Secara umum, metode penelitian dikategorikan dalam dua bagian utama: penelitian sekunder (Secondary Research) dan metode penelitian primer (Primary Research) yang mengumpulkan data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif fokus pada angka dan pengukuran yang akurat sedangkan data kualitatif fokus pada pendapat, pengalaman, dan informasi yang tidak dapat diukur. Penelitian Sekunder (Secondary Research) Jenis data ini tergantung pada informasi yang sebelumnya dikumpulkan untuk penelitian serupa. Misalnya, penelitian UX dilakukan untuk proyek sebelumnya, data dikumpulkan dari pusat informasi pemerintah, perpustakaan setempat, jurnal atau buku. Meskipun jenis penelitian ini lebih mudah ditemukan, serta waktu dan biaya efektif (karena hasil penelitian sudah dilakukan sebelumnya), ini tidak sebanding dengan penelitian primer. Karena data dikumpulkan pada proyek sebelumnya, karakteristik data dapat bervariasi dari kebutuhan penelitian yang ada. Penelitian sekunder dapat digunakan dalam penelitian UX dengan anggaran rendah atau jangka waktu terbatas. Ini biasanya diadopsi dalam penelitian pemasaran gerilya di mana ada keterbatasan dalam anggaran, tim, atau waktu proyek. Penelitian Primer (Primary Research) Penelitian primer lebih akurat daripada penelitian sekunder karena peneliti mengumpulkan data sendiri dan menyesuaikan pertanyaan penelitian untuk memenuhi tujuan proyek. Di sisi lain, penelitian primer dianggap lebih mahal dan membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha dibandingkan dengan penelitian sekunder, karena tim perlu mengumpulkan data sendiri. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam penelitian primer, seperti berikut : Survey Offline& Online Interview Focus Group Observasi Memilih metode penelitian yang tepat tergantung pada tujuan dan data yang perlu dikumpulkan. Jika tim perlu mempelajari angka absolut, maka metode kuantitatif seperti survei dapat diadopsi. Timeline proyek, biaya penelitian UX, dan tim yang tersedia juga memengaruhi pilihan antara metode penelitian sekunder atau primer dan metode utama mana yang akan digunakan. 4. Conduct / Uji Coba Setelah tim yang bertanggung jawab untuk menggunakan metode penelitian UX yang dijelaskan di atas disiapkan, tahap ini dimulai dengan mengumpulkan data dari segmen yang ditargetkan. Pada tahap ini, data

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: [email protected]

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University