Apakah Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak Hanya Ada di SMK?

Tahukah kamu ?   Keterkaitan antara SMK dan RPL di Indonesia masih lekat anggapan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) merupakan jurusan yang hanya ada di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padahal menurut Association For Computing Machinery (ACM) rumpun studi informatika dan komputer telah terbagi menjadi lima bagian yaitu Sistem Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Rekayasa Perangkat Lunak (Sumber : IEEE Computing Curricula). Jadi memang sudah pas/cocok/wajar jika jurusan Rekayasa Perangkat Lunak ini hadir di perguruan tinggi sesuai anjuran dari ACM tersebut. Hal ini penting, sebab di dunia digital dan informasi sekarang ini, peran serta lulusan jurusan RPL sangat dibutuhkan. Sedangkan skill atau kemampuan lulusan SMK masih belum cukup untuk menangani perkembangan teknologi perangkat lunak yang semakin canggih.   Hal lain yang mendasari mengapa perlunya jurusan RPL di Perguruan Tinggi adalah karena kurikulum di SMK masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri. Sebab secara kurikulum, pelajaran RPL di SMK hanya diajari bahasa pemrograman yang mungkin lebih pas disebut jurusan pemrograman komputer. Padahal dalam studi rekayasa perangkat lunak sendiri tidak hanya berkutat soal pemrograman, tapi juga ada hal lain seperti dokumentasi, pengujian sampai perawatan perangkat lunak. Walaupun demikian, akan sangat tepat apabila lulusan dari SMK jurusan RPL melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan jurusan serupa. The first method recover deleted files from android lg k10 mentioned in the article is the use of file recovery software. Mungkin dibanding lulusan SMA, lulusan SMK jurusan RPL akan mudah beradaptasi dengan mata kuliah seperti algoritma dan pemrograman yang sudah setiap hari menjadi “makanannya”. Di Indonesia, institusi yang memiliki Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak hanya berjumlah 4 (empat), 2 diantaranya dari politeknik yang membuka prodi D4 dan 2 lainnya dari institusi swasta yang membuka prodi S1 (sumber : forlap.dikti.com). Salah satu institusi swasta yang membuka program studi S1 rekayasa perangkat lunak adalah ST3 Telkom Purwokerto. Program studi S1 rekayasa perangkat lunak ST3 Telkom Purwokerto merupakan perguruan tinggi yang berada dibawah naungan yayasan pendidikan telkom yang terbukti berkualitas mendidik generasi penerus bangsa. Kurikulum Prodi S1 RPL ST3 Telkom telah dirancang supaya dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing secara nasional dalam smart system dan technopreneurship di bidang rekayasa perangkat lunak.   Bagi anda seorang lulusan SMK jurusan RPL cocok sekali jika anda bergabung ke Program studi S1 rekayasa perangkat lunak ST3 Telkom Purwokerto. Sebab akan semakin menambah ilmu dan skill anda untuk menjadi software engineer yang handal. Selain itu anda juga akan mendapat potongan harga  pembangunan sebesar 50%. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017.   Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)    

Read More

Berpikir Komputasi dalam Software Engineering

Tahukah kamu ?   Otak manusia adalah sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan kepada semua makhluk hidup yang ada di bumi. Tetapi setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda meskipun secara penelitian, semua perangkat keras manusia (otak) atau bisa disebut denga bio-komputer manusia adalah sama. Yang menjadi pembeda dari tiap-tiap orang dalam mengoperasikan bio-komputer adalah dari program yang dijalankan untuk menggunakan bio-komputer tersebut. Pada dasarnya semua manusia dapat melatih program tersebut sehingga dapat mengoperasikan bio-komputer secara optimal. Salah satu penerapan dari cara melatih program berpikir bio-komputer, diterapkan dalam sebuah matakuliah pada Rekayasa Perangkat Lunak yang disebut dengan “BERPIKIR KOMPUTASI”. Berpikir komputasi adalah sebuah metode pemecahan masalah dengan mengaplikasikan/melibatkan teknik yang digunakan oleh software engineer dalam menulis program. Berpikir komputasi tidak berarti berpikir seperti komputer, melainkan berpikir tentang komputasi di mana sesorang dituntut untuk memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai. Ada beberapa teknik komputasi, diantaranya: Dekomposisi: Yaitu kemampuan untuk memecah tugas (masalah) kompleks menjadi tugas-tugas kecil yang lebih rinci. Misalnya memecah ‘kopi susu’ berdasarkan komponen penyusunnya: kopi, gula, susu dan air panas. Pengenalan pola: Yaitu kemampuan untuk mengenal kesamaan atau perbedaan umum yang nantinya akan membantu dalam membuat prediksi. Misalnya mengenal pola penjualan saham. Generalisasi pola dan abstraksi: Kemampuan menyaring informasi yang tidak dibutuhkan dan menarik generalisasi dari informasi yang dibutuhkan sehingga seseorang dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang serupa. Contohnya dalam menentukan posisi di bumi dapat digeneralisasi dengan menggunakan titik koordinat bujur dan lintang. Perancangan algoritma: Adalah kemampuan untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Contohnya merancang langkah-langkah membuat kopi susu, dimulai dari mempersiapkan air panas, cangkir, sendok serta mencampur kopi, gula dan susu, mengaduk hingga menghidangkan.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Berpikir Komputasi. Pada matakuliah tersebut kita juga langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang terkait. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.    

Read More

Tantangan Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak menggunakan pendekatan yang terdefinisi dan sistematis untuk mengembangkan perangkat lunak. Pendekatan ini dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi. Namun, terlepas dari pendekatan sistematis dalam pengembangan perangkat lunak ini, masih ada beberapa tantangan serius yang dihadapi oleh rekayasa perangkat lunak. Beberapa tantangan ini tercantum di bawah ini. Metode yang digunakan untuk mengembangkan sistem pada proyek skala kecil atau menengah tidak sesuai bila diterapkan pada pengembangan sistem berskala besar atau kompleks. Perubahan dalam pengembangan perangkat lunak tidak dapat dihindari. Era sekarang ini, perubahan terjadi dengan cepat dan harus dapat mengakomodasi perubahan ini untuk mengembangkan perangkat lunak yang lengkap merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para insinyur perangkat lunak (software engineer). Kemajuan teknologi komputer dan perangkat lunak mengharuskan perubahan sifat sistem perangkat lunak. Sistem perangkat lunak yang tidak dapat mengakomodasi perubahan maka tidak akan banyak berguna. Dengan demikian, salah satu tantangan rekayasa perangkat lunak adalah menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah sesuai waktu yang dapat diterima. Untuk memenuhi tantangan ini, pendekatan berorientasi objek lebih diutamakan, namun mengakomodasi perubahan pada perangkat lunak dan perawatannya dengan biaya yang dapat diterima masih merupakan tantangan tersendiri. Komunikasi informal mengambil sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk proyek perangkat lunak. Pemborosan waktu seperti itu dapat menunda penyelesaian proyek dalam waktu yang telah ditentukan. Pengguna umumnya memiliki gagasan samar tentang ruang lingkup dan persyaratan sistem perangkat lunak. Hal ini biasanya menghasilkan pengembangan perangkat lunak, yang tidak sesuai dengan ekspektasi pengguna. Perubahan biasanya digabungkan dalam dokumen tanpa mengikuti prosedur standar apapun. Dengan demikian, kegiatan verifikasi semua perubahan tersebut seringkali menjadi sulit. Pengembangan perangkat lunak yang berkualitas dan handal memerlukan perangkat lunak untuk diuji secara menyeluruh. Meskipun pengujian menyeluruh terhadap perangkat lunak menghabiskan sebagian besar sumber daya, tetapi apabila meremehkannya dapat menyebabkan memburuknya kualitas perangkat lunak. Selain tantangan utama yang disebutkan di atas, tanggung jawab sistem analis, perancang, dan pemrogram biasanya tidak didefinisikan dengan baik. Selain itu, jika persyaratan pengguna tidak didefinisikan secara tepat, pengembang perangkat lunak dapat salah menafsirkan maknanya. Semua tantangan ini perlu ditangani untuk memastikan bahwa perangkat lunak dikembangkan dalam waktu dan perkiraan biaya yang ditentukan dan juga memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pengguna. Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Penjaminan Kualitas dan Manajemen Konfigurasi Perangkat Lunak. Pada matakuliah tersebut kita mempelajari konsep proses rekayasa perangkat lunak, software process maturity level, manajemen kualitas perangkat lunak, aspek teknis dan manajerial pengembangan perangkat lunak dalam organisasi perangkat lunak, dalam hubungannya dengan metodologi pengembangan, dan tingkat kematangan. Selain itu, kita juga langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang terkait. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Interaksi Manusia dan Komputer dalam Software Engineering

Tahukah kamu ? Seiring pertumbuhan pada era digital, manusia tidak hanya melakukan interaksi kepada sesama makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) tetapi pada era digital ini manusia juga melakukan interaksi dengan komputer. Dimana penggunaan komputer tidak hanya dikategorikan komputer PC ataupun Laptop, tetapi penggunaan telepon pintar (smartphone) yang dimiliki sehari-hari juga merupakan kategori manusia dalam melakukan interaksi dengan komputer. Pentingnya memahami interaksi manusia dan komputer pada era digital ini dikarenakan, sebuah perancangan antarmuka yang efisien dapat menambah produktivitas manusia itu sendiri. Sebagai contoh penggunaan aplikasi dan alat bantu pada bank. Dahulu seseorang apabila ingin melakukan penarikan, transfer, pembayaran dan lain sebagainya seseorang tersebut diharuskan untuk datang ke bank dan melakukan proses di sana, dengan catatan terkadang harus mengantri antrian yang cukup panjang. Seiring perkembangan waktu muncul alat bantu bernama mesin ATM yang di dalamnya ditanamkan perangkat lunak untuk dapat melakukan penarikan, transfer maupun pembayaran. Tidak terbatas hanya disitu, pihak bank kemudian melakukan pengembangan lagi dengan membuat aplikasi berbasis web service, mobile service dan sms service sehingga pengguna nasabah bank dapat memiliki pilihan dalam penggunaan layanan bank seperti pembayaran, transfer maupun penarikan uang. Dari contoh aplikasi dan alat bantu yang bank gunakan diatas, dapat disimpulkan produktifitas nasabah bank kian meningkat dan lebih efisien dari waktu ke waktu. Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Pada matakuliah tersebut kita mempelajari faktor-faktor manusia yang harus diperhatikan dalam merancang antarmuka, teori, prinsip, pedoman yang harus diperhatikan, bagaimana mengelola proses perancangan, bagaimana merancang menu, formulir dan kotak dialog, bagaimana teknik mencari, dan visualisasi informasi yang baik serta bagaimana menilai, dan menguji usability terhadap sistem komputer interaktif. Selain itu, kita juga langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang terkait. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.  

Read More

7 Alasan Mengapa Software Engineering Penting

Pada artikel kali ini,kita akan membahas mengenai alasan yang membuat software engineering itu penting. Pada umumnya, bidang ilmu software engineering digunakan dan diadopsi secara luas oleh berbagai perusahaan besar. Namun demikian pertanyaannya adalah apakah bidang ilmu ini hanya dapat digunakan oleh perusahaan besar? bagaimana jika anda adalah seorang programmer full-stack, single fighter developer atau bahkan sebuah start-up company dengan skala small-medium. Apakah anda membutuhkan pendekatan software-engineering di dalam pengembangan perangkat lunak? bukankah itu hanya membuang-buang waktu dan biaya? Mungkin dalam beberapa kondisi, anda bisa saja berpikir bahwa anda tidak membutuhkan pendekatan software engineering dalam membangun sebuah sistem dan mengasumsikan bahwa anda dapat membuat perangkat lunak dengan sangat mudah dalam waktu yang sangat singkat. Pada praktiknya, sebenarnya pendekatan apapun yang anda lakukan demi tercapainya tujuan boleh-boleh saja dilakukan. Bisa saja anda menggunakan pendekatan-pendekatan engineering lainnya dalam pembuatan perangkat lunak seperti misalnya menggunakan kanban system yang biasa digunakan pada proses manufaktur teknologi otomotif. Dalam beberapa mini-program pendekatan seperti ini mungkin sah-sah saja bahkan dalam beberapa kondisi, hal ini dapat membuat biaya produksi lebih minim dan waktu pengerjaan lebih singkat. Namun bagaimana jika suatu ketika anda mendapatkan sebuah projek yang harus dibangun dengan berjuta-juta kode program dan memiliki fitur yang begitu banyak. Apakah pendekatan-pendekatan engineering non-software engineering masih bisa menghandlenya? Jikapun mungkin, apakah pendekatan-pendekatan itu cukup reliable? Mari kita coba lihat dalam ilustrasi yang lebih sederhana, Bayangkan anda adalah seorang kontraktor dinas perhubungan daerah, dimana anda mendapatkan projek untuk membangun sebuah jalan tol yang menghubungkan dua kota sejauh 50Km. Tentunya terdapat banyak aspek yang harus anda penuhi dalam mensukseskan projek tersebut baik secara teknis maupun non-teknis. Tentunya anda tidak mungkin langsung membeli aspal dan membuat jalan bukan?. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah melakukan perencanaan, berkoordinasi dengan stakeholder dan tim serta menguji hasil pekerjaan tersebut untuk menjamin tercapainya standar kualitas yang berlaku. Konsep pemikiran ini sama halnya dengan membuat sebuah perangkat lunak. Bagi para raksasa IT seperti Google, Microsoft, Facebook dan IBM, tentunya dalam membuat perangkat lunak anda harus membuat perencanaan yang matang, koordinasi antar tim dan stakeholder, menguji dan merawat perangkat lunak. Semua hal ini mungkin sekali dapat dilakukan dengan penerapan software engineering dalam setiap pekerjaan pengembangan. Jika anda terbiasa dengan pemikiran ini, maka membuat software baik skala kecil, menengah dan besar bukanlah suatu permasalahan untuk anda. Karena jika dikerjakan dengan teliti dan terstruktur perangkat besar pun akan dengan sangat mudah bisa diselesaikan. Marco Maiocchi dari University of Milan dalam jurnal Future Generation Computer Systems volume 7, menjelaskan bahwa setidaknya terdapat beberapa alasan mengapa software engineering itu sangat penting, diantaranya adalah: 1. Mengurangi Kompleksitas Software dengan skala besar dan kompleks sangat sulit untuk dikembangkan. Untuk mengatasi hal ini, Software Engineering dapat diterapkan sebagai sebuah solusi untuk mengurangi kompleksitas dari setiap projek dengan cara membagi sekumpulan masalah besar menjadi beberapa masalah yang lebih kecil. Dengan demikian, masalah-masalah dapat diselesaikan dengan solusi-solusi yang dikerjakan satu persatu. Dengan teknik ini setiap permasalahan kecil dapat diselesaikan secara independen satu sama lain. Pada akhirnya, setiap masalah yang telah berhasil diselesaikan akan dikombinasikan satu sama lain untuk menghasilkan sebuah solusi akhir. Teknik ini disebut Problem Decomposition. Fokus dari teknik ini adalah memfokuskan penyelesaian masalah pada masalah yang paling relevan untuk diselesaikan saat ini dengan cara mengabaikan masalah-masalah yang dianggap tidak relevan. Dengan pola pikir ini, diharapkan masalah-masalah besar dapat diselesaikan dengan lebih mudah. 2. Untuk meminimalisir biaya perangkat lunak Perangkat lunak membutuhkan banyak sekali kerja keras dan disisi lain seorang software engineer merupakan tenaga ahli dengan biaya yang mahal. Kebanyakan orang berfokus untuk membangun perangkat lunak dengan jutaan baris kode program. Namun di dalam software engineering, programmer harus merencanakan semuanya dan mereduksi segala hal yang dianggap tidak penting. Hasilnya, biaya produksi dari pengembangan perangkat lunak menjadi dapat dikurangi dibandingkan pengembangan perangkat lunak lainnya yang tidak menggunakan pendekatan software engineering. 3. Untuk mengurangi waktu Segala yang tidak dibuat berdasarkan “Perencanaan” selalu menghabiskan waktu lebih banyak. Dan jika kita membuat sebuah software yang memiliki lingkup besar maka anda harus menjalankan banyak kode program untuk membuat kode dapat berjalan dengan maksimal. Hal ini sangat menghabiskan waktu. Jika tidak ditangani dengan manajemen yang baik maka hal ini malah akan menghabiskan banyak waktu. 4. Mampu Menangani Projek Besar Projek besar tidak dibuat hanya dalam beberapa hari, dibutuhkan kesabaran, perencanaan dan manajemen untuk menjamin tercapainya tujuan. Andaikata terdapat sebuah projek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu 5 tahun, dan terdapat 40 tugas yang harus dikerjakan dan dalam satu semester perusahaan harus menyelesaikan setidaknya 4 tugas. Maka perusahaan juga harus memiliki komitmen agar jangan sampai dalam satu semester ternyata tugas yang hanya bisa diselesaikan 1 dari 4 tugas yang harusnya selesai. Oleh sebab itu untuk dapat sesuai dengan waktu yang ditentukan dibutuhkan perencanaan, arahan, pengujian dan proses maintenance yang dijalankan dengan disiplin. 5. Menjamin Kehandalan Perangkat Lunak Software harus handal, handal berarti software yang dibangun haruslah bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dan jika terdapat kesalahan dalam pembuatan software maka perusahaan harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Di dalam software engineering, terdapat teknik testing dan maintenance yang harus dilakukan untuk menjamin kehandalan perangkat lunak. 6. Menjamin Efektifitas Efektifitas akan terjadi jika perangkat lunak telah berhasil dibangun berdasarkan sebuah standar yang berlaku. Di dalam software engineering terdapat berbagai standar yang dapat dijadikan acuan dalam pembangunan sebuah software yang efektif seperti ISO 3535:1977 tentang desain formulir dan bagan, ISO 5806/1984 tentang tabel dan information processing, ISO 5807:1985 tentang dokumentasi dan konvensi data, dan lain-lain. 7. Produktivitas Dengan bantuan software engineering, setiap perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Setiap projek dapat dikurangi biayanya dan menghabiskan waktu pengerjaan yang lebih sedikit. Di dalam software engineering, produktivitas software dapat dihasilkan karena adanya sistem pengujian di dalam setiap bagian terkecil suatu proses. Jika tidak lolos uji, maka seorang developer harus memperbaikinya hingga akhirnya mencapai suatu standar yang berlaku.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah-matakuliah terkini dan terkait dengan dunia Rekayasa Perangkat Lunak yang sangat menarik. Pada matakuliah tersebut kita langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk ilmu rekayasa

Read More

Big Data dalam Dunia Software Engineering

Tahukah kamu ?   Big data adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Pada era digital sekarang ini dapat dikatakan bahwa “data is new gold”. Maksudnya adalah data telah menjadi bagian yang sangat penting bagi peradaban manusia seperti halnya minyak bumi yang telah mendapat julukan black gold. Sebab dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari data. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah manusia yang update status di facebook dan twitter tiap menit atau berapa jumlah transaksi yang dilakukan oleh start up digital seperti tokopedia atau bukalapak perhari. Industri atau organisasi manapun yang mengusai emas, dapat dipastikan kekayaan dan kekuasaan ada ditangannya. Begitu juga halnya dengan data. Namun demikian, seperti halnya emas, data mesti digali, diproses dan dianalisa dengan serentetan teknologi tertentu demi mendapatkan nilai yang berharga dari lautan data pada era digital sekarang ini. Lautan data tersebut kemudian dikenal dengan istilah Big Data, kumpulan data yang begitu besar dan kompleks yang tak memungkinkan lagi untuk dikelola dengan tools software tradisional.   Tertarik dengan tools software pengelola big data? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah untuk Big data. Pada kuliah ini kita akan diajarkan menggunakan perangkat lunak untuk melakukan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk atau format. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.  

Read More

Kecerdasan Buatan dalam Dunia Software Engineering

Tahukah kamu? Taukah apa itu kecerdasan? Kecerdasan merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran makhluk hidup seperti contoh kemampuan menalar, memecahkan masalah, berfikir semu dan lain sebagainya. Lalu bagaimana apabila sebuah istilah atau metode kecerdasan dapat kita terapkan pada aplikasi rekayasa perangkat lunak? Tentu saja aplikasi rekayasa perangkat lunak tersebut akan menjadi seperti makhluk hidup yang dapat berfikir dan akan menghasilkan perangkat lunak yang dapat membantu pekerjaan manusia sehari-hari. Saat ini, penggunaan metode kecerdasan sudah banyak digunakan dalam aplikasi rekayasa perangkat lunak dan menghasilkan program-program yang berguna dalam bidang ekonomi, kesehatan, video game, bahkan dalam bidang militer sekalipun. Sebagai contoh, aplikasi pada kesehatan untuk mendiagnosa penyakit suatu pasien, dengan menggunakan parameter keluhan dan tanda-tanda gejala dari pasien, suatu aplikasi rekayasa perangkat lunak yang telah diberikan metode kecerdasan dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang pasien alami. Sehingga membuat seolah-olah aplikasi rekayasa perangkat lunak tersebut adalah seorang pemeriksa dan atau dokter. Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah-matakuliah terkini dan terkait dengan dunia Kecerdasan Buatan Rekayasa Perangkat Lunak. Pada matakuliah tersebut kita langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk ilmu kecerdasan buatan rekayasa perangkat lunak. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dari Sisi Pengembang

Pada masa-masa awal pengembangan perangkat lunak, pemrograman dipandang sebagai seni, namun kini pengembangan perangkat lunak secara bertahap menjadi disiplin teknik. Namun, pengembang masih percaya pada beberapa mitos. Beberapa mitos pengembang umumnya seperti pernyataan bahwa pengembangan perangkat lunak dianggap lengkap saat kode dikirimkan. Faktanya, 50% sampai 70% dari semua upaya dikeluarkan setelah perangkat lunak dikirim ke pengguna.   Mitos lainnya, sebagai contoh, keberhasilan sebuah proyek perangkat lunak bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Faktanya, kualitas program bukan satu-satunya faktor yang membuat proyek berhasil, namun dokumentasi dan konfigurasi perangkat lunak juga berperan penting. Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa rekayasa perangkat lunak tidak memerlukan dokumentasi, hal ini dapat memperlambat proyek. Faktanya, rekayasa perangkat lunak harus mengutamakan kualitas pada setiap tingkat proyek perangkat lunak. Dokumentasi yang tepat akan meningkatkan kualitas sehingga mengurangi jumlah pengerjaan yang dilakukan berulang-ulang.   Anggapan lainnya seperti satu-satunya produk yang dikirimkan setelah selesainya proyek adalah program kerja. Faktanya, capaian keberhasilan proyek mencakup tidak hanya program kerja tetapi juga dokumentasi untuk membimbing pengguna dalam menggunakan perangkat lunak.   Pernyataan yang sering terjadi seperti kualitas perangkat lunak hanya bisa dinilai setelah program dijalankan. Faktanya, kualitas perangkat lunak dapat diukur selama tahap proses pengembangan dengan menerapkan beberapa mekanisme penjaminan kualitas. Salah satu mekanisme tersebut adalah formal technical review (FTR) yang dapat digunakan secara efektif selama setiap tahap pengembangan, untuk menemukan kesalahan tertentu.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah-matakuliah terkait Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak yang sangat menarik. Pada matakuliah tersebut kita langsung belajar best practices seperti proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk ilmu rekayasa perangkat lunak. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.    

Read More

Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dari Sisi Pengguna

Tahukah kamu?   Dalam kebanyakan kasus, pengguna cenderung percaya mitos tentang perangkat lunak karena manajer dan pengembang perangkat lunak tidak mencoba untuk memperbaiki kepercayaan yang salah kaprah. Mitos ini mengarah pada harapan palsu dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengguna.   Mitos pengguna tersebut, sebagai contoh, persyaratan singkat yang tercantum dalam proses awal sudah cukup untuk memulai pengembangan (develop), kemudian untuk persyaratan yang lebih rinci dapat ditambahkan pada tahap selanjutnya. Faktanya, memulai pengembangan dengan persyaratan yang tidak lengkap dan ambigu sering menyebabkan kegagalan perangkat lunak (software failure). Sebagai gantinya, deskripsi persyaratan yang lengkap dan formal sangat penting sebelum memulai pengembangan. Menambahkan persyaratan pada tahap selanjutnya seringkali membutuhkan proses pengulangan terhadap keseluruhan proses pengembangan. Mitos pengguna yang terjadi di lain hal, contohnya, perangkat lunak itu fleksibel maka perubahan kebutuhan perangkat lunak dapat ditambahkan selama tahap proses pengembangan. Faktanya, memasukkan permintaan perubahan (change requests) di awal dapat menekan biaya terhadap proses pengembangan lebih rendah daripada yang terjadi pada tahap selanjutnya. Ini karena menggabungkan perubahan nantinya mungkin memerlukan perancangan ulang dan sumber daya tambahan.   Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak. Pada mata kuliah ini kita memperkenalkan proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk identifikasi dan mengelola kebutuhan perangkat lunak dengan sukses. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Apa itu Rekayasa Perangkat Lunak?

Selama 50 tahun terakhir telah terjadi kemajuan revolusioner di bidang teknologi, yang mengarah pada perbaikan kinerja perangkat keras dan perubahan besar dalam arsitektur komputasi. Kemajuan ini telah menyebabkan produksi sistem berbasis komputer yang kompleks yang mampu memberikan informasi dalam berbagai format. One option is to use data recovery how to recover files deleted by antivirus software specifically designed for USB drives. Meningkatnya daya komputer telah membuat aplikasi komputer yang tidak realistis menjadi proposisi yang layak, menandai asal mula era di mana produk perangkat lunak jauh lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. As a female reader, recovering a file on powerpoint 2011 I appreciate the simplicity and clarity of the article. Dengan mempelajari dan mempraktikan ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering), sistem kompleks ini dapat dikembangkan secara sistematis dan efisien. Menurut IEEE, rekayasa perangkat lunak didefinisikan sebagai penerapan pendekatan sistematis, disiplin, dapat diukur terhadap pengembangan, operasi, dan pemeliharaan perangkat lunak; Artinya, penerapan teknik yang dilakukan untuk perangkat lunak. Rekayasa perangkat lunak dapat didefinisikan sebagai pendekatan sistematis untuk mengembangkan perangkat lunak dalam waktu dan anggaran yang ditentukan.   Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin teknologi yang menggabungkan konsep ilmu komputer, ekonomi, kemampuan komunikasi, dan ilmu manajemen dengan pendekatan pemecahan masalah dari teknik. Ini juga melibatkan pendekatan terstandar untuk pengembangan program, baik dalam aspek manajerial maupun teknisnya.   Pengetahuan mendalam tentang ilmu komputer baik teoritis maupun praktis merupakan dasar rekayasa perangkat lunak. Pengetahuan teoritis memberikan pemahaman tentang masalah mana yang dapat diatasi, struktur data dan algoritma apa yang sesuai, kapan dan bagaimana penggunaannya, dan lain sebagainya. Di sisi lain, pengetahuan praktis memberikan pemahaman tentang bagaimana fungsi perangkat keras, bagaimana memanfaatkan kekuatan bahasa pemrogramanan dan tools terkait saat mengembangkan perangkat lunak, dan lain-lain.   Salah satu tujuan utama rekayasa perangkat lunak adalah membantu pengembang mendapatkan perangkat lunak berkualitas tinggi. Kualitas ini dicapai melalui penggunaan Total Quality Management (TQM), yang memungkinkan proses perbaikan secara terus-menerus yang mengarah pada pendekatan pengembangan yang lebih mapan terhadap rekayasa perangkat lunak.   Rekayasa perangkat lunak adalah pendekatan yang sistematis terhadap pengembangan, pengoperasian, pemeliharaan dan pengakhiran (retirement) perangkat lunak. Rekayasa Perangkat Lunak merupakan penerapan sains dan matematika dimana kemampuan peralatan komputer berguna bagi manusia melalui program komputer, prosedur, dan dokumentasi terkait.   Tujuan dasar rekayasa perangkat lunak adalah untuk mengembangkan metode dan prosedur pengembangan perangkat lunak yang dapat meningkatkan sistem yang besar dan dapat digunakan secara konsisten untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi dengan biaya rendah dan dengan siklus waktu yang kecil.

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: [email protected]

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University