Dari sudut pandang seorang programmer pemula, yang dia tahu hanya mempelajari teknis bagaimana dapat membangun aplikasi, dengan tools apa, bahasa pemrograman apa yang sesuai dan lain sebagainya. Hal tersebut terlalu teknis dalam kaitannya untuk diterapkan dalam proyek’an yang sesungguhnya, lagipula klien tidak akan protes dengan teknologi apa yang kita gunakan yang penting dapat menyelesaikan masalah klien tersebut. Hal ini masih dilakukan sebagian orang yang masih penasaran dengan teknologi teranyar dari pembangunan aplikasi, bahkan tidak sedikit diantara kita yang masih memperdebatkan tools atau framework apa yang terbaik dalam mengerjakan proyek’an. Mau menggunakan framework apapun selama itu anda kuasai dan saat berkerja team semua bisa mengikuti, menurut saya hal tersebut tidak perlu diperdebatkan. Sudah jelas framework terbaik yaitu framework anda dan team kuasai. Kecuali memang tujuan anda adalah bekerja menjadi karyawan itu boleh-boleh saja, kalau anda tertarik menjadi wirausaha di bidang IT tentu saja basic-nya anda harus mencari proyek’an sendiri. Tidak hanya jago pemrograman tetapi juga wajib jago cari proyek’an. Tidak semua kampus di Indonesia mengajarkan tecnopreneurship sehingga banyak lulusan universitas masih takut melangkah di kakinya sendiri, bahkan tidak sedikit yang masih mempunyai pemikiran gimana nanti kalau tidak dapat proyek’an. Alhasil lulusan IT Indonesia banyak yang melamar pekerjaan dengan alih-alih mendapatkan hasil bulanan yang menjanjikan, padahal kalau dipikirkan lebih dalam kenapa perusahaan bisa survive. Apakah iya bekerja di perusahaan itu zona mapan?, faktanya banyak perusahaan sekelas yang sudah besar pun ada yang mengalami kebangkrutan. Bukankah lebih sakit mengetahui hal yang dikira sudah menjanjikan dalam kemapanan tahu-tahu tidak sesuai dengan harapan? Tidak harus jadi karyawan untuk bisa survive dan menentukan pilihan hidup, banyak pilihan yang patut untuk dicoba. Karena pada dasarnya setiap orang mempunyai daya tawar yang unik dan itu bisa dijadikan modal untuk menentukan pilihan hidup. Untuk menjawab solusinya lebih dalam lagi dengan memperhatikan daya tawar yang Anda miliki. Dalam buku “The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation” yang ditulis oleh Edysen Shin, dipaparkan 7 daya tawar yang wajib anda miliki agar mampu memiliki jiwa technoprenership : Merancang dan membangun produk IT yang siap untuk dijual. Tentukan dan sesuaikan pasar yang tepat untuk aplikasi Anda. Dapat dihubungi kapan saja, hotline service 24 jam. Kerjasama jangka panjang, misal website perpanjangan tahunan atau aplikasi biaya maintenance bulanan sudah termasuk biaya maintenance. Track Record dan Portfolio (Projek yang berhasil sebelumnya ). Mampu memenuhi deadline yang diberikan. Mengerti dan menguasai flow bisnis client. Seperti yang sudah dibahas tadi, bahwa tidak semua kampus mengajarkan cara mendapat proyek’an atau menjadi technopreneurship. Namun pada Program Studi Software Engineering IT Telkom Purworketo, selain diajarkan menjadi profesional yang menguasai bidang rekayasa perangkat lunak, mahasiswa juga diajarkan untuk memiliki jiwa technopreneurship. Sehingga setelah lulus tidak ragu untuk berwirausaha sendiri seperti membuat startup atau perusahaan berbasis IT lainya. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda di Program Studi Software Engineering IT Telkom Purworketo. Pendaftaran ditutup tanggal 11 September 2017. Grab it fast, sebelum pendaftaran ditutup. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: IT TELKOM Purwokerto Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreDengan perkembangan Internet yang sudah sedemikian cepat, masyarakat banyak mengenal istilah layanan-layanan yang ada pada internet, salah satu layanannya adalah layanan berbasis cloud. Sebagian masyarakat yang berkecimpung di dunia teknologi informasi sekiranya sudah tidak asing lagi dengan istilah komputasi awan atau sering disebut dengan cloud computing. Bisnis menjangkau para stakeholders melalui berbagai channel, secara tradisional, maupun elektronik. Elektronic Channel (e-channel) menjangkau para stakeholders melalui web, mobile phone, Internet TV, connected car, maupun berbagai appliance seperti set-top-box dan game-console. Business to Business (B2B) memerlukan konektifitas dua arah sehingga dapat bersinergi dan memberikan layanan terbaik bagi konsumen. Sedangkan interaksi Business to Consumer (B2C) terutama melalui media social menjadi lebih kaya daripada hanya sekedar pertikaran data dan informasi seperti dalam B2B. Mekanisme pertukaran data dan informasi melaluui e-channel atau sering disebut dengan digital channel, dapat dilakukan dengan berbagi cara. Cara yang umum dilakukan pada era digital saat ini adalah melalui API (Application Programming Interface). API merupakan kumpulan fungsi, protocol, serta tools (dalam bentuk perangkat lunak) yang tersedia untuk tujuan tertentu yang menjadi kompnen penting dalam pengembangan aplikasi. Berbagai layanan berbasis cloud ini tersedia melalui antarmuka aplikasi sebagai API. Sebuah staement yang berkata “APIs drive the digital economy and companies that do not emrace the API Economy will be left behnd”, suatu statement pada publikasi berjudulu “The Power of the API Economy” (IBM 2014) yang mengingatkan kita tentang pentingnya membuka diri (pada bisnis) untuk berinteraksi dengan external stakeholders. API merupakan komponen penting dalam berinteraksi dengan berbagai layanan berbasis cloud. API Economy didefinisikan sebagai “commercial exchange of business functions, capabilities or competencies as services using web APIs” atau jika diterjemahkan, API Ekonomi adalah pertukaran komersial dari sebuah bisnis berdasarkan funsionalitas, kemampuan atau kempetensi sebagai sebuah penyedia layanan menggunakan web APIs. API Ekonomi membuka banyak peluang baru untuk dapat bersaing di era digital ekonomi melalui berbagai inovasi layanan berbasis cloud untuk memasarkan digital product. Para pebisnis di industry ritel misalnya dapat memberukan akses kepara para supplier dan distributornya melalui API untuk melihat ketersediaan produk secara REALTIME (waktu nyata). Pada industry perbankan, bank dapat membuat API seperti ATM locator, branch locator, akses ke payment data, kurs foreign exchange saat ini untuk aplikasi travel dan berbagai hal lainnya. Belajar mengenai Ekonomi API menyenangkan bukan. Tidak hanya mempelajari untuk menambah ilmu secara pribadi, tetapi juga kedepannya dapat diterapkan untuk memajukan bangsa Indonesia yang masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak IT Telkom Purwokerto merupakan salah satu instansi yang akan mengarahkan Anda menjadi seorang software developer yang memiliki ritme cerdas dalam pembuatan sebuah aplikasi serta pengetahuan yang mendalam mengenai perkembangan teknologi perangkat lunak (software) secara up to date. Segera daftar di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapat potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Kuliah bergengsi prospek kerja pasti. Come & Join Us! Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreTahukah kamu? Proyek IT mempunyai beragam skala dari skala kecil hingga besar. Kecil disini dapat ditangani oleh beberapa 2 orang saja, atau bahkan sampai harus belasan atau puluhan orang yang diterjunkan karena lingkupnya yang semakin besar. Proyek IT biasanya bersumber dari permintaan BUMN, Pemerintahan, Kepolisian, Militer, atau instansi lain seperti rumah sakit, restoran, mall, manufaktur, perhotelan dan lainnya. Biasanya proyek – proyek tersebut dikerjakan dalam rentang waktu tahunan, atau bulanan saja. Ada kalanya suatu instansi meminta jasa dari CV atau PT yang ingin dibuatkan sebuah aplikasi atau solusi lainnya. Pengerjaan proyek IT tidak bisa dikerjakan oleh Programmer saja. Sebab programmer punya spesialisasi yang berbeda – beda, belum lagi bila harus membuat dokumentasi dan pengujian aplikasi, tentu waktu yang dimiliki programmer tidak akan selapang yang dipikirkan. Lalu apa sajakah peran – peran yang ada dalam sebuah tim pengerjaan proyek IT? umumnya adalah sebagai berikut. 1. Project Manager Tanpa Project Manager, tim IT akan sulit menentukan arah. Karena memang harus ada satu orang yang fokus untuk mengatur task dan berbicara dengan client. Bila programmer harus berbicara langsung dengan client bisa habis sudah, apalagi bila harus berbicara dengan komite. Waktu untuk mengerjakan aplikasi pun tidak akan cukup. Project manager berperan besar untuk menjadi barrier bagi rekan – rekan setimnya dalam hal negosiasi infrastruktur dan timeline pengerjaan proyek. Juga untuk membatasi fitur yang tidak seharusnya dikerjakan di dalam timeline yang ditentukan. Tantangan menjadi project manager adalah bagaimana kita harus membendung fitur yang diinginkan client tapi ternyata harus mengganggu timeline yang ada. Pasti bikin greget kalau sudah merasakan hal tersebut. Selain itu Project Manager pun diharapkan mempunyai pengetahuan yang sama dengan rekan setimnya, paling tidak pernah menjadi programmer terlebih dahulu agar bisa mengukur kemampuan temannya untuk menyelesaikan suatu task. Bila tidak pernah melakukan programming, bisa jadi task yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengerjaan programmer-nya. 2. System Analyst System Analyst berperan besar dalam analisis keseluruhan sistem dan bisnis proses. Bisnis proses yang diinginkan client harus dipastikan dapat garis besar dan detailnya. Kemudian divalidasi kepada client dan diterjemahkan menjadi beberapa wujud diagram. Bisa berupa flowchart, DFD, maupun UML. Jangan lupa analisis juga kebutuhan database-nya dan harus dituangkan ke dalam ERD. System Analyst berperan besar dalam memudahkan programmer untuk tidak melakukan analisanya sendiri. Salah satu masalah dalam proyek IT adalah bila programmer harus melakukan analisa sendiri. Misal apakah suatu form harus divalidasi dengan rule tertentu. Atau programmer bingung dengan bisnis proses yang harus seperti apa. Kebingungan tersebut dapat membuat flow aplikasi atau sistem menjadi tidak semestinya. Karena itu disanalah peran system analyst diperlukan. 3. UI/UX Designer Tidak semua tim memperkejakan seorang UI/UX Designer secara terpisah dari frontend designer. UI/UX Designer juga bukanlah desainer grafis yang sering salah diartikan. Disini UI/UX Designer pun sebenarnya harus dipisah lagi menjadi dua peran, namun masih bisa digabung bila lingkupnya tidak terlalu besar. UX Designer berperan dalam bagaimana membuat pengguna merasa nyaman dan betah dalam menggunakan aplikasi. Tapi yang utama adalah bagaimana membuat user dapat menyelesaikan kebutuhannya saat menggunakan aplikasi. Tidak mungkin kan bila user ingin membuat sebuah data baru tapi tombolnya tersembunyi atau harus melakukan 5 aksi terlebih dahulu? disanalah peran UX Designer untuk menentukan seperti apa aplikasi harus berinteraksi dengan user-nya. Hasilnya, akan diwujudkan oleh UI Designer untuk menjadi wireframe atau rancangan kasar berupa layout yang akan dikerjakan oleh frontend desinger. Frontend designer akan membuat berbagai komponen dengan komposisi warna yang berbeda yang akan digunakan oleh application developer. 4. Technical Writer Haruskah seorang programmer yang mendokumentasikan keseluruhan sistem yang dibuat? tentu tidak, karena itu dalam sebuah tim proyek IT harus ada seseorang yang mendokumentasikannya secara keseluruhan dan jelas. Technical Writer harus berperan disini. Umumnya pekerjaan ini sering dijumpai oleh kalangan wanita profesional lulusan jurusan IT. Mungkin salah satu alasannya adalah kepiawaian dalam menanyakan sesuatu dan dokumentasi yang rapi. Technical Writer tidak hanya mendokumentasikan sistem dan aplikasi yang dibuat, juga membuat help guide dan software manual documentation untuk diberikan kepada client. Tanpa dokumentasi yang baik, aplikasi dan sistem hanyalah seonggok kode yang sulit dimengerti. Client pun bukan dewa yang tahu akan segalanya, oleh karena itu dokumentasi dan help guide harus dibuat sebaik mungkin. 5. Quality Assurance Perangkat atau sistem yang dibangun tentu harus lolos uji. Tidak mungkin kita memberikan sesuatu yang penuh dengan bug dan fitur yang tidak semestinya. Oleh karena itu quality assurance diperlukan untuk menangani masalah tersebut. Setiap fitur yang dikerjakan oleh programmer harus segera di-test baik secara manual ataupun otomatis dengan test case yang sudah disiapkan. Berbagai kemungkinan harus dicoba baik sesuai dugaan maupun diluar dugaan. Dan jangan lupa test case dan hasil test harus didokumentasikan dengan baik. Seiring bertambahnya jumlah fitur yang terbenam dalam sistem atau aplikasi, diharapkan seorang quality assurance mampu melakukan automated testing agar lebih mengefisienkan waktu dan dapat menggunakan waktunya untuk kepentingan yang lain. 6. Network Engineer Seringkali proyek IT skala besar tidak mau melibatkan peran yang satu ini. Padahal kemampuan computer networking itu mempunyai kekhususan tersendiri. Orang yang menguasai suatu web framework atau relational database tertentu. Belum tentu menguasai networking baik itu instalasi maupun maintenance-nya. Katakanlah bila suatu sistem pelayanan rumah sakit harus dipasang di semua bagian gedung. Bila harus dibebankan pada programmer tentu tidak akan efektif. Oleh karena itu network engineer harus diikutsertakan untuk menyumbang kemampuannya dalam memasang instalasi jaringan komputer yang dibutuhkan sistem. 7. System Engineer Selain harus paham dengan computer networking, system engineer harus mampu menguasai konfigurasi yang mumpuni untuk menyediakan infrastruktur untuk aplikasi dan sistem yang diperlukan. Katakanlah bila seorang system engineer harus memasang server dan meng-install web server dan database di dalamnya, tentu konfigurasi yang diperlukan pun tidak mungkin secara default saja. Harus ada konfigurasi yang lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan. Belum lagi bila infrastruktur harus tersebar antar wilayah dan gedung. Dan tidak lain, seorang system engineer pun harus siap sedia setiap saat seperti Rexona bila terjadi masalah dengan infrastruktur. Berbeda dengan network engineer yang masih bisa dikerjakan besok. Seorang system engineer, harus sedia 24 jam karena masih bisa mengakses sistem melalui SSH di laptop mereka. Itu tantangannya. 8. Frontend Designer Frontend designer merupakan salah satu jenis peran dari programmer yang berada dalam proyek IT. Tentu saja
Read MoreTahukah kamu ? Seperti yang tertulis pada unggahan artikel sebelumnya mengenai Industri 4.0 : http://rpl.st3telkom.ac.id/ready-revolution-artificial-intelligence-industry-4-0/ Dunia mulai melakukan sedikit demi sedikit revolusi terhadap bagaimana cara Industri 4.0 bekerja. Dengan menggunakan konsep dari Industri 4.0 tersebut maka diharapkan tingkat dari kinerja serta produksi sebuah Industri akan menjadi lebih baik. Tidak hanya sebatas industri saja, konsep dasar dari industri 4.0 yang berbasis cerdas secara sengaja / tidak sengaja, akan diterapkan pada bagian pembangunan kota. Contohnya adalah pembangunan Smart City. Dalam beberapa tahun terakhir ini, sering kita dengar atau baca dari media dan berita tentang konsep Smart City yang mulai diterapkan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Makasar, dan Surabaya. Konsep ini merupakan impian bagi hampir seluruh kota-kota di Indonesia. Konsep ini diyakini dapat menyelesaikan berbagai masalah perkotaan seperti kemacetan, kriminalitas, banjir, pemborosan energi, dan insiden yang berpotensi menggangu keamanan dan kenyamanan penduduk kota secara lebih cepat, tepat dan efisien. Lalu, bagaimanakah bentuk konsep Smart City itu sendiri? Smart City merupakan konsep kota cerdas di mana masyarakat bisa ikut serta dalam membantu pengelolaan sumber daya yang ada dan berpartisipasi dalam memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat lainnya atau lembaga pemerintahan terkait sehingga informasi atau aduan tersebut dapat segera ditangani dan diantisipasi sebelum menjadi kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan. Selain mengumpulkan informasi dari masyarakat, konsep Smart City juga diharapkan mampu mengumpulkan berbagai macam data dan informasi dari berbagai sensor dan CCTV (Closed Circuit TeleVision) yang terpasang di setiap sudut kota. Kemudian data tersebut diproses dan disajikan sesuai dengan kebutuhan dari lembaga terkait untuk dipantau lebih lanjut dari pusat komando dan kendali kota (Command Center). Dengan adanya pengumpulan data atau informasi secara terpusat, lembaga pemerintahan yang mengelola kota dapat lebih mudah untuk mengambil tindakan secara real-time terhadap keadaan darurat. Metode yang digunakan untuk membuat Smart City ini adalah berbasis IoT (Internet of Things). Salah satu contoh perangkat lunak yang dapat digunakan untuk solusi dari pengembangan Smart City adalah aplikasi IoC (IBM Intelligent Operations Center). IoC sendiri merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak dari IBM yang mampu menampilkan dashboard berisi informasi lengkap tentang situasi darurat kota yang disertai dengan berbagai kemampuan. Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh IoC adalah sebagai berikut: 1.Memberikan rekomendasi prosedur serta penentuan personil, aparat, atau lembaga keamanan untuk penanganan peristiwa. 2.Analisis untuk mengidentifikasi kemungkinan keterkaitan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dengan teknologi SPSS yang sudah diintegrasikan di dalam software IoC. 3.Pengelolaan peristiwa yang dapat ditampilkan dalam bentuk KPI (Key Performance Indicator). 4.Melakukan data modelling dan penyaringan data dari berbagai sumber data. 5.Kolaborasi antara masyarakat, operator, dan lembaga penanganan peristiwa untuk berbagi informasi dengan aplikasi citizen collaboration yang pengembangan perangkat lunaknya (SDK, Software Development Kit) telah disediakan di dalam software IoC. Setelah mendapatkan secercah pengertian serta contoh dari smart city, dapat disimpulkan tidak semua dari penerapan dari industry 4.0 digunakan dalam smart city. Hanya berupa konsep yang merupakan integrasi secara terpusat pada suatu sistem yang kemudian sistem tersebut akan dikelola secara pintar oleh sistem. Tetapi dalam kasus Smart City, dalah sistem Smart City masih menggunakan peran masyarakat untuk objek pengumpulan data oleh sistem. jadi apakah konsep Industri 4.0 dan konsep Smart City adalah sama ? Jawabannya adalah hampir sama. Belajar mengenai pembuatan aplikasi pintar untuk penerapan dalam Smart City dapat diperoleh di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Segera daftar di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapat potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Kuliah bergengsi prospek kerja pasti. Come & Join Us! Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreData science berarti pengambilan wawasan atau pengetahuan dari jumlah data yang sangat besar, baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Data scientist merupakan satu bidang ilmu atau profesi yang dalam beberapa tahun belakangan ini mulai menjadi perhatian, dan sering kali disebut sebagai pekerjaan paling seksi di abad kedua puluh satu ini. Di saat tuntutan dan permintaan akan data scientist meningkat drastis, dunia justru kekurangan data scientist. Sebuah riset yang dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa pada tahun 2018, akan terdapat 140.000 sampai 190.000 lowongan pekerjaan data scientist yang belum terisi. Menurut Indeed.com, situs search engine untuk lowongan pekerjaan terbesar di dunia, melaporkan terdapat peningkatan sebesar 57% di kuartal pertama 2015 untuk jumlah lowongan pekerjaan sebagai data scientist, dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Seorang data scientist harus memiliki kemampuan untuk mengolah, mengeksplor, menguak, menginvestigasi, dan memvisualisasikan data. Data scientist pun harus mampu menguraikan hasil analisa dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan tentang bagaimana hasil analisa yang diperoleh dapat diaplikasikan pada berbagai area bisnis. Dalam dunia bisnis, apa hubungannya big data dengan data science? Jika dilihat dari sudut pandang teknologi, big data adalah sebagai enabler dan promoter untuk aktivitas data science, terutama untuk data-data yang sebelumnya sulit atau belum pernah diproses dan digali nilainya. Big data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) masalah, yaitu pertama adalah volume data yang sangat besar, kedua tipe datanya yang berbeda-beda, kemudian yang ketiga adalah datangnya data yang sekarang ini mendekati realtime, atau near-realtime. Kedatangan data yang near-realtime tersebut menjadi tantangan bagaimana mengolah data tersebut menjadi sebuah informasi yang berguna. Teknologi yang berhubungan dengan big data akan memudahkan proses pengumpulan data-data yang sebelumnya tidak bisa / mudah untuk dikumpulkan. Dan ketika data-data tersebut sudah terkumpul dan sudah ada kebutuhan untuk mendapatkan insight yang baru, data scientist juga bisa menggabungkan data yang ada di data di platform data konvensional dengan big data, dan menggunakan sebanyak mungkin data (bukan sampling dalam jumlah kecil) untuk menghasilkan informasi atau insight yang akurat dan berguna. Pada Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak IT Telkom Purwokerto, tidak hanya diberi keterampilan menjadi data scientist yang profesional, namun juga membekali lulusannya dengan jiwa technopreneur. Sehingga tidak hanya mendapatkan penghasilan dari bekerja di perusahaan, namun dirinya sendiri dapat menciptakan perusahaan yang dapat memperkerjakan orang lain. IT Telkom Purwokerto merupakan Institut Teknologi yang pertama di Jawa Tengah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom dan disupport secara penuh oleh PT. TELKOM Tbk. Salah satu tujuan didirikannya Prodi RPL oleh IT Telkom Purwokerto adalah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis ICT yang terdepan di area Jawa Tengah khususnya. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda atau putra-putri anda ke IT Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapatkan potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreBanyak sekali cara yang dapat dilakukan seorang software developer untuk menghasilkan uang dari software. Selain mendapat penghasilan dari bekerja pada suatu perusahaan, ternyata peluang untuk mencari penghasilan tambahan terbuka begitu luas. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan software developer untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari software 1. Shareware dan Premium Software Pertama kita buat terlebih dahulu sebuah software dengan fitur terbatas. Misal hanya disediakan 5 fitur saja yang terdiri dari A, B, C, D dan E. Setelah mendapatkan pengguna yang banyak dan merasa bahwa pengguna sangat membutuhkan software yang kita kembangkan. Barulah kita sediakan fitur yang lebih lengkap dari A hingga Z. Software dengan fitur terbatas biasa disebut shareware, sedangkan yang memiliki fitur lebih dan berbayar dinamakan premium software. Model bisnis ini salah satu yang umum dikerjakan oleh banyak software developer. 2. Menjual Source Code Software untuk Keperluan Belajar Mungkin penghasilan yang didapatkan dari model bisnis ini bisa murah, ataupun bisa mahal. Kita buat software sederhana yang dapat dimengerti oleh seseorang kemudian jual source code nya untuk dipelajari orang lain. Tentu saja software yang dijual harus disertai dengan penjelasan dan tutorial baik tertulis maupun verbal. Biasanya software yang dijual berupa software sederhana yang dapat dibedah kodenya langsung seperti toko online, sistem informasi akademik, penerimaan siswa baru dan lainnya. 3. Menerima Pembuatan Software secara Custom Harga yang diterima bisa bervariatif. Ada yang sangat murah bahkan hingga miliyaran rupiah. Pembuatan sofware secara custom biasa datang dari client sekelas BUMN, pemerintahan, korporasi, manufaktur, atau badan pendidikan tinggi yang ingin meningkatkan optimalitas bisnis proses mereka dengan bantuan kita dalam menyediakan software custom. Walaupun diluaran sana sudah banyak software yang tersedia, namun tetap saja kebutuhan yag berbeda dari software yang sudah dibuat generik, tidak dapat menfakomodasi kebutuhan mereka. Oleh karena itu pembuatan software secara custom dapat dirintis sejak sekarang mulai dari tim kecil sampai akhirnya menjadi tim besar dibawah naungan perseroan terbatas 4. Menjual Software di Application Store Kehadiran application store seperti Google Play, Apple AppStore, Windows Store dan lainya menjadi angin segar bagi software developer untuk mencari penghasilan dari pembuatan aplikasi. Software yang dijual dapat berupa produktifitas game, hingga software-software kreatif yang dapat digunakan oleh user seperti aplikasi untuk foto selfie. Ada juga yang membuat untuk tracking aktifitas olahraga kita, dan akuntansi. Platform yang tersedia pun cukup beragam mulai dari dekstop, mobile, watch dan TV. 5. Pasang Iklan di dalam Software Kehadiran iklan ini dipasang di dalam aplikasi web dan mobile. Terutama di aplikasi seperti mobile game yang cukup banyak memiliki papan iklan saat bermain. Banyak game developer yang mencari penghasilan dengan menambatkan papan iklan di dalam game-nya. Walaupun uang yang diambil hanya sedikit, namun bila user yang menggunakannya ada banyak tentu penghasilan yang didapat pun cukup menjanjikan. Selain cara-cara diatas, masih banyak lagi cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan software. Namun pertanyaannya sekarang adalah “Bagaimana agar kita dapat menjadi software developer profesional yang dapat menghasilkan software yang berkualitas?”. Salah satu jalan yang banyak ditempuh orang adalah dengan kuliah di jurusan RPL. Sebab pada jurusan RPL dipelajari caara membuat software mulai dari perencanaan sampai perawatan software yang dihasilkan. Salah satu Institusi yang menyelenggaran perkuliahan jurusan RPL adalah Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Pada Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak IT Telkom Purwokerto, tidak hanya diberi keterampilan menjadi software engineer yang profeional, namun juga membekali lulusannya dengan jiwa technopreneur. Sehingga tidak hanya mendapatkan penghasilan dari bekerja di perusahaan, namun dirinya sendiri dapat menjadi perusahaan yang dapat memperkerjakan orang lain IT Telkom Purwokerto merupakan Institut Teknologi yang pertama di Jawa Tengah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom dan disupport secara penuh oleh PT. TELKOM. Salah satu tujuan didirikannya Prodi RPL oleh IT Telkom Purwokerto adalah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis ICTyang terdepan di area Jawa Tengah khususnya. Jadi tunggu apalgi, segera daftarkan diri anda atau putra-putri anda ke IT Telkom Purwokerto. Untuk pendaftara silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapatkan potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreTahukah kamu ? Perkembangan industri manufaktur mengalamai perkembangan dari tahun ke tahun. Tidak seperti dulu, sebuah industri dapat berjalan / beroperasi dengan mengandalkan tenaga air, uap, dan lain sebagainya. saat untuk mendapatkan keluaran yang lebih efisien, banyak perusahaan industri yang menggunakan teknologi kmputer serta software pendukungnya untuk menjalankan sebuah industri. Sebagai gambaran sederhana sejarah singkat tentang dunia industri adalah sebagai berikut : 1. Industri 1.0 (Industri Generasi Pertama) Perkembangan awal generasi industri pertama, dimana sistem produkasi masih sangat bergantung pada mesin dan tenaga manusia. Seperti contoh peggunaan mesin menggunakan tenaga uap atau air untuk membuat produksi sebuah radio. 2. Industri 2.0 (Industri Generasi kedua) Perkembangan generasi ke dua pada dunia industri, dimana sistem produksi menggunakan listrik sebagai sumber tenaga penggerak mesin dan jenis produksi yang dilakukan yaitu Mass Production (produkasi masal). 3. Industri 3.0 (Industri Generasi ketiga) Perkembangan generasi ke tiga pada dunia industri, dimana sistem produksi sudah mulai menggunakan otomatisasi pada mesin, serta komputer untuk mengoperasikannya. Tenaga manusia (buruh) sudah mulai berkurang dan hanya menggunakan tenaga-tenaga manusia yang ahli dalam mengoperasikan komputer untuk produksi mengguanakan otomatisasi mesin produksi. 4. Industri 4.0 (Industri Generasi keempat) Perkembangan generasi ke empat pada dunia industri, dimana sistem produksi sudah terintegrasi secara terpusat pada satu tempat yang kemudian diolah secara cyber / online. Sistem yang digunakan untuk mengoperasikan Industri 4. However, I was glad to learn that Recuva can still be used to retrieve deleted files from an recover excel file mac os x SSD, albeit with some limitations. 0 termasuk dalam ketegori sistem cerdas (artificial intelligence). Tenaga manusia hampir tidak dibutuhkan lagi karena semua proses penggunaan mesin sudah di atur oleh sistem cerdas itu sendiri. Sistem yang digunakan pada Industri 4. Undefined lovelylady I recently came across the article on “How recover deleted temporary files windows 7 to Recover Corrupted XML File: A Step-by-Step Guide” and found it extremely helpful. 0 ini tidak hanya berupa perangkat keras saja (contoh: robot tangan), akan tetapi kedepannya dapat dikolaborasikan dengan software / perangkat lunak yang dapat dihubungkan dengan sistem terpusat secara online. Sistem terpusat secara online yang dimaksud adalah sistem yang dapat diakses dimana-mana secara real-time seperti contoh penggunaannya adalah IoT (Internet of Things) atau Cloud Computing. Berdasarkan penjelasan terhadap sejarah singkat dari perkembangan Industri dapat dikatakan bahwa pada Industri 4.0, memiliki peluang pengembangan perangkat lunak (Software) berbasis cerdas dan terpusat (IoT), sangatlah besar. Hal ini bisa menjadi terobosan baru bagi para software developer untuk bersaing serta berlomba-lomba membuat sistem cerdas yang nantinya dapat diterapkan dalam industri-industri yang telah menerapkan model Industri 4.0 di dalamnya. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto merupakan salah satu instansi yang akan mengarahkan Anda menjadi seorang software developer yang memiliki ritme cerdas dalam pembuatan sebuah aplikasi. Segera daftar di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapat potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Kuliah bergengsi prospek kerja pasti. Come & Join Us! Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MorePengelolaan proyek yang tepat sangat penting untuk menyelesaikan proyek perangkat lunak dan orang yang bertanggung jawab untuk itu disebut manajer proyek. Untuk melakukan pekerjaannya secara efektif, manajer proyek harus memiliki beberapa keterampilan tertentu. Artikel ini membahas tanggung jawab pekerjaan manajer proyek dan keterampilan yang dibutuhkan olehnya. 1. Melibatkan dengan manajer senior dalam proses penunjukkan anggota tim. 2. Membangun tim proyek dan menugaskan tugas ke berbagai anggota tim. 3. Bertanggung jawab atas perencanaan dan penjadwalan proyek yang efektif, kegiatan pemantauan dan pengendalian proyek untuk mencapai tujuan proyek. 4. Bertindak sebagai komunikator antara manajemen senior dan orang-orang lain yang terlibat dalam proyek seperti tim pengembang dan pemangku kepentingan internal dan eksternal. 5. Secara efektif menyelesaikan masalah (jika ada) yang timbul antara anggota tim dengan mengubah peran dan tanggung jawab mereka. 6. Memodifikasi rencana proyek (jika diperlukan) untuk menangani situasi. Meskipun keterampilan aktual untuk manajemen proyek yang efektif berkembang dengan pengalaman, setiap manajer proyek harus menunjukkan beberapa keterampilan dasar yang tercantum di bawah ini. 1. Harus memiliki beragam pengetahuan tentang teknik manajemen proyek seperti manajemen risiko, manajemen konfigurasi, teknik estimasi biaya, dll. 2. Harus memiliki kemampuan untuk membuat penilaian, karena manajemen proyek sering kali membutuhkan pengambilan keputusan. 3. Harus memiliki kekuatan menggenggam yang baik untuk mempelajari teknologi terkini agar sesuai dengan kebutuhan proyek. 4. Harus cukup terbuka untuk menerima gagasan baru dari anggota proyek. Selain itu, ia harus cukup kreatif untuk mengemukakan gagasan baru. 5. Harus memiliki kualitas interpersonal, komunikasi, dan kepemimpinan yang baik agar bisa bekerja dari anggota tim. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto merupakan salah satu instansi yang akan mengarahkan Anda menjadi Manajer Proyek Perangkat Lunak (Software Project Manager). Kurikulum Prodi S1 Rekayasa Perangkat Lunak menuntun mahasiswa menjadi ahli yang handal di bidang software engineering. Segera daftar di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, khusus siswa/siswi lulusan SMK RPL akan mendapat potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Kuliah bergengsi prospek kerja pasti. Come & Join Us! Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read MoreSeperti yang telah kita ketahui bahwa pengguna smartphone di dunia telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Semua orang mulai dari anak-anak usia 8 tahun sampai orang tua yang berusia lebih dari 50 tahun memiliki perangkat ini. Di Indonesia penjualan smartphone (misal OS android) laku keras, sebab harganya yang sudah sangat terjangkau. Harga smartphone android saat ini ada yang dibawah 1 juta sehingga dapat menjangkau rakyat tingkat menengah kebawah. Semakin banyaknya pengguna smartphone berimbas pada kenaikan pengembang aplikasi di STORE (playStore, appStore dll). Para mobile developer mulai bersaing untuk membuat aplikasi mobile agar laku di Store sehingga mereka mendapatkan pasive income dari sana. Berdasarkan informasi dari SensorTower, pada tahun 2017 ini terdapat 11,1 miliar aplikasi berbayar maupun gratis yang dapat diunduh di google playStore. Jumlah tersebut naik secara signifikan dibanding 6 tahun lalu yang hanya berjumlah 30.000 aplikasi. Hal itu menandakan bahwa peluang bisnis dari pengembang aplikasi mobile ini sangat besar. Berdasarkan pantauan upstation.id, mobile developer menempati urutan pertama kategori pekerjaan bidang IT yang paling dicari perusahaan. Kemudian melihat fakta tersebut, pasti terlintas dibenak kita “Mengapa mobile developer menjadi pekerjaan yang paling banyak dicari perusahaan?”. Berikut adalah beberapa alasan yang membuat mobile developer banyak diminati perusahaan. Semua orang dari anak-anak sampai dewasa memiliki smartphone, jadi pasti banyak yang membutuhkan aplikasi untuk menunjang produktifitas dan kinerja Konektifitas smartphone lebih handal jika dibandingkan PC dan Laptop. Aplikasi dapat terhubung internet melalui paket data, jadi tidak perlu mencari-cari Wi-fi. Intensitas orang untuk membuka smartphone lebih besar diabnding orang membuka laptop atau PC. Sehingga perusahaan-perusahaan dapat beriklan melalui aplikasi smartphone. Aplikasi mobile dapat dengan mudah dibagikan melalui sosial media seperti facebook, twitter, whatapp, bbm, line dll. Aplikasi mobile sangat membantu dalam memecahakan permasalahan di masyarakat. Contohnya seperti go-jek, travelloka, dll yang membantu masysarakat di era digital saat ini. Dengan membuat aplikasi mobile, pengembang akan mendapatkan pendapatan yang cukup besar dari jumlah orang yang download dan beberapa instansi yang pasang iklan disana. Melihat banyaknya manfaaat aplikasi mobile tersebut, maka penting bagi instansi pendidikan (dalam hal ini perguruan tinggi) untuk melahirkan para mobile developer yang handal. Tidak hanya bekerja di perusahaan / instansi pemerintahan, tetapi mereka juga dapat menciptakan solusi bagi permasalahan masyarakat melalui keahlian yang mereka miliki. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto merupakan salah instansi yang akan mencetak mobile developer. Kurikulum Prodi S1 Rekayasa Perangkat Lunak menuntun mahasiswa menjadi software engineer yang handal, khususnya di bidang mobile programming. Mata kuliah penunjang seperti software requirement, software process, software testing, dll akan memperkaya pengetahuan mahasiswa untuk dapat menghasilkan aplikasi yang berkualitas Bagi kalian yang tertarik mengenai aplikasi mobile atau tentang aplikasi permainan yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya (read : Strategi Pengembangan Aplikasi Permainan), maka jangan ragu-ragu untuk mendaftar di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto. Untuk pendaftaran silahkan kunjungi http://pmb.st3telkom.ac.id, untuk siswa SMK RPL akan mendapat potongan 50% dana pembangunan. Segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. If you want to go fast, go alone. But If you want go far, go together. Let’s go Together with us, For Better Future ^^v
Read MoreTahukah kamu ? Zaman saat ini kebanyakan orang mendengar kata “aplikasi” akan merujuk ke program yang ditanamkan pada komputer, laptop, tablet, PC, dan smartphone. Sehingga secara sederhana, dapat dikatakan “aplikasi” merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia saat ini. Contoh sederhana adalah aplikasi chatting Whatsapp. Menurut pengakuan dari pendiri Whatsapp, Jan Koum mengumumkan bahwa jumlah pengguna aktif setiap bulan pada tahun 2016 telah menyentuh angka 1 miliar pengguna. Itu artinya, satu dari tujuh orang di dunia menggunakan layanan whatsapp. Dari sini, mulai muncul ide-ide dari banyak kalangan, mulai perusahaan software kecil hingga besar, berlomba-lomba untuk membuat aplikasi yang semenarik mungkin dikarenakan lahan usaha yang sangat menjanjikan di bidang aplikasi software. Salah satu contoh bidang pembuatan aplikasi software yang diminati hampir separuh dari pengguna smartphone adalah aplikasi permainan (game). Aplikasi permainan (game) merupakan aplikasi yang sangat digemari. Tidak hanya golongan anak kecil dan remaja saja, bahkan kalangan dewasa pun ada yang menggunakan game ini sebagai sarana untuk menyegarkan pikiran / otak (refreshing) ditengah kesibukan pekerjaan yang sangat padat dan menjenuhkan. Para perusahaan pembuat game tidak hanya secara acak / asal-asalan dalam pembuatan game. Sebelum membuat, perusahaan menetukan beberapa faktor yang harus diperhatikan melihat dari konsumen yang nantinya akan menjadi sasaran penjualan. Faktor tersebut adalah: 1. Pahami jenis-jenis perilaku konsumen (pemain). pemain “game free-to-play” memiliki perilaku yang berbeda dengan pemain game “premium”. Oleh karena itu sebelum membuat game, suatu game developer harus menentukan jenis game yang akan dibuat. Akankah itu berbasis “free (gratis)” atau “premium (berbayar)”. Setelah berhasil menetukan jenis game yang akan dibuat, kemudian mempertimbangkan tentang bagaimana minat konsumen pada game tersebut. Tentu saja dengan adanya “free” dan “premium” akan memiliki perbedaan yang sangat besar (jika dilihat mayoritas orang Indonesia lebih memilih “free” daripada “premium”). Tetapi jangan salah, belum tentu permainan yang free tersebut tidak membayar. Para perusahaan pembuat game free, biasanya memakai metode menjual konten utama. Seperti contoh game COC (Clash of Clan), dimana game tersebut gratis, akan tetapi untuk mendapatkan beberapa barang (item) tertentu pemain harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkannya. Meskipun tanpa membayar, barang (item) tersebut dapat diperoleh tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. COC merupakan salah satu contoh game “free” sukses yang menerapkan konsep “penjualan konten utama” di dalam game-nya. 2. Pahami cara mempertahankan minat dari game yang telah dibuat. Setelah berhasil memunculkan minat pemain terhadap game yang dibuat, bukan berarti pekerjaan developer telah selesai. Justru langkah selanjutnya akan lebih berat lagi yaitu mempertahankan minat pemain yang sudah ada. Salah satu contoh sudah dijelaskan pada poin pertama yaitu dengan cara “menjual konten utama”. Contoh lainnya adalah menumbuhkan rasa / keinginan untuk pamer atau biasa disebut dengan “bragging rights”. Seperti contoh untuk game COC, salah satu contoh sederhananya mempamerkan lvl markas atau seberapa kuat markas dapat bertahan dari serangan musuh. Hal ini dapat memicu pemain tersebut untuk mempamerkan hasil permainannya, biasanya melalui media facebook, google+, instagram dan lain sebagainya. Dari sini muncul sebuah kompetisi antar pemain yang itu sekiranya sudah cukup menjadi alasan salah satu game tersebut dapat dipertahankan di kalangan masyarakat. Bagi anda yang tertarik ingin belajar tentang Pengembangan Aplikasi Permainan lebih dalam, maka bergabunglah ke Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto. Pembelajaran lebih dalam mengenai penerapan pengembangan aplikasi permainan, strategi dan peluang terhadap game yang dibuat secara kompetitif dan edukatif, serta lain sebagainya yang berkaitan tentang pengembangan aplikasi permainan, bisa Anda dapatkan di S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda sebelum tanggal 8 September 2017. Untuk pendaftaran silahkan menghubungi Customer Service Center ST3 Telkom di Jl. DI. Panjaitan No. 128 Purwokerto (0281) 641629. Website: www.st3telkom.ac.id Atau di: http://pmb.st3telkom.ac.id Fan Page: ST3 TELKOM Instagram: pmbst3telkom Line: st3telkom WA: 081228319222 (Prima) atau 085101624154 (Ira)
Read More