Karakteristik Software Berkualitas

Tahukah kamu? Terdapat TIGA KARAKTERISTIK dari SOFTWARE BERKUALITAS seperti yang ditunjukkan pada Software Quality Triangle yaitu yaitu Karakteristik Operasional, Transisi, dan Revisi. Pada setiap karakteristik tersebut terdapat faktor-faktor yang menentukan kualitas perangkat lunak. Namun sebelum itu, yang pertama dan utama, perangkat lunak harus memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, biaya pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak harus rendah serta selesai pada waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah karakteristik software berkualitas dan faktor-faktor penentu kualitasnya. 1. Karakteristik Operasional (Operational Characteristics) a. Correctness: sesuai spesifikasi kebutuhan pelanggan. b. Usability/Learnability: mudah digunakan. c. Integrity: tidak mempengaruhi jalannya/kinerja perangkat lunak yang lain. d. Reliability: tidak memiliki cacat/cela/kekurangan/kerusakan dan tidak gagal saat dieksekusi. e. Eficiency: terkait cara perangkat lunak menggunakan sumber daya seperti memanfaatkan ruang penyimpanan secara efektif dan menjalankan perintah sesuai kebutuhan waktu yang diinginkan. f. Security: data maupun perangkat keras tempat berjalannya perangkat lunak harus aman. g. Safety: tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kehidupan. 2. Karakteristik Transisi (Transition Characteristics) a. Interoperabilty: perangkat lunak dapat bertukar informasi dengan perangkat lunak lain dan memanfaatkan informasi secara transparan. b. Reusability: kode-kode perangkat lunak dapat digunakan kembali untuk tujuan lain seperti membangun perangkat lunak lain. c. Portability: perangkat lunak dapat menjalankan fungsi sama baiknya pada berbagai linkungan dan platform (sistem operasi yang berbeda). 3. Karakteristik Revisi (Revision Characteristics) a. Maintainability: mudah dalam pemeliharaannya. b. Flexibilitas: perubahan dalam perangkat lunak mudah dilakukan. c. Extensibility: mudah menambahkan fungsionalitas/fitur perangkat lunak. d. Scalability: dapat diupgrade untuk menangani lebih banyak pekerjaan atau pengguna. e. Testability: mudah dalam pengujian. f. Modularity: jika perangkat lunak dapat dibagi menjadi bagian independen terpisah (unit atau modul) yang dapat dimodifikasi, diuji secara terpisah, perangkat lunak tersebut memiliki modularitas tinggi. To prevent accidental deletion of files from a flash drive, you can take some precautions such as enabling write protection recover excel 2010 file saved over on the flash drive, keeping backups of important files, and being cautious while deleting files. Tingkat kepentingan setiap faktor ini bervariasi untuk masing-masing perangkat lunak. Pada perangkat lunak yang mana kehidupan manusia dipertaruhkan, faktor Integrity dan Reliability menjadi sangat penting. Pada perangkat lunak yang terkait keperluan bisnis, Usability dan Maintainability adalah faktor utama yang dipertimbangkan. Perlu diingat bahwa dalam Rekayasa Perangkat Lunak, kualitas perangkat lunak adalah segalanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghadirkan produk perangkat lunak yang memiliki semua karakteristik di atas. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah Pengujian dan Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak. Pada mata kuliah tersebut kita dapat belajar bagaimana melakukan pengujian dan memastikan perangkat lunak yang dihasilkan dalam proses pengembangan merupakan perangkat lunak yang berkualitas. There are recover excel 2010 file after crash many reputable options available, such as EaseUS Data Recovery Wizard, Recuva, or Disk Drill. Ini akan jadi bekal berharga untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Mitos Software Engineering

Mitos atau Fakta? . . . “Semakin banyak jumlah programmer dalam pengembangan perangkat lunak, semakin cepat waktu pengerjaannya” Seringkali dalam proses pengembangan perangkat lunak, terjadi keterlambatan dalam penyelesaian. Ada anggapan jika proyek terancam terlambat maka diperlukan penambahan jumlah programmer agar selesai lebih cepat. Apakah ini benar? Ternyata, dalam buku “The Mythical Man Month” karya Frederick Brooks (seorang software engineer dan ilmuwan komputer asal Amerika, yang dikenal melalui pengembangan komputer IBM / 360 dan paket dukungan perangkat lunaknya) disebutkan bahwa proyek perangkat lunak yang kompleks tidak dapat dibagi dengan sempurna menjadi tugas-tugas kecil tanpa komunikasi dengan pekerja dan tanpa membangun serangkaian hubungan timbal balik yang kompleks antara tugas dan pekerja yang melakukannya. Oleh karena itu, MENAMBAHKAN LEBIH BANYAK PROGRAMMER KE SEBUAH PROYEK YANG BERJALAN AKAN MEMBUATNYA SEMAKIN LAMA. Hal ini disebabkan karena waktu yang dibutuhkan programmer baru untuk belajar tentang proyek serta proses komunikasi yang berlangsung akan semakin menghabiskan jumlah waktu yang tersisa. Bahkan pada buku tersebut terdapat formula untuk menghitung jumlah saluran komunikasi yang akan dihasilkan jika ada penambahan pekerja baru, semakin tinggi nilainya maka proyek dimungkinkan selesai semakin lambat. Jadi anggapan yang sudah disebutkan pada awal paragraf, dapat dikatakan hanyalah MITOS. Pemahaman mengenai hal-hal semacam ini penting untuk diketahui oleh para software engineer ataupun praktisi di dunia pengembangan perangkat lunak agar tidak serampangan dalam menentukan strategi dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto memastikan dalam kurikulum perkuliahan, mahasiswa akan diberikan bekal yang cukup agar siap menjadi software engineer yang handal dan dapat merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan perangkat lunak.

Read More

Big Data Dalam Dunia Software Engineering

Taukah kamu? Big Data merupakan kumpulan data atau informasi yang sangat besar, beragam, dan cepat yang mencoba memahami pola manusia saat ini dengan pelbagai hal dalam kehidupannya. Sebagai contoh penerapan big data pada layanan daring gratis. Banyak dari netizen yang saat ini menggunakan layanan daring gratis di internet. Misalnya saja seperti Gmail, Twitter, Instagram, Facebook dan lain-lain. Namun, sebenarnya kita telah membayar ketika menggunakan layanan-layanan gratis tersebut. Hal tersebut di ungkapkan oleh Perri Chase seperti yang dilansir dari The Verge, pada tanggal 25 April 2017, ia mempublikasikan tulisan di Medium. Mungkin tulisannya terasa agak sedikit sensitif, tapi apa yang disampaikan oleh Perri memang benar. Tidak ada layanan daring yang gratis, karena kita telah membayarnya dengan data-data kita. Data-data yang dikumpulkan tersebut akan dijual ke pihak ketiga seperti para pengiklan atau digunakan sebagai target iklan-iklan tertentu. Semua itu adalah bagian dari kegiatan bisnis dan banyak pengguna internet yang belum memahami hal ini sepenuhnya. Namun, yang perlu dipahami bagaimana layanan-layanan tersebut memperlakukan data-data penggunanya. Google dan Facebook melakukan analisa mengenai penggunanya dari email, perilaku di media sosial, demografi dan lokasi. Mereka menggunakan data-data tersebut untuk mengajak perusahaan-perusahaan memasang iklan pada layanan mereka. Jadi informasi atau data pengguna hanya digunakan untuk menjual akses kepada para pengiklan untuk memasang iklan sesuai target. Bisa kita lihat pada iklan-iklan yang kita temukan di hasil pencarian atau melalui news feed. Jadi pada kenyaataannya seperti itulah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada layanan-layanan gratis. Dimana belum banyak pengguna yang menyadari mengenai hal ini. Untuk mengurangi resiko penggunaan data pada layanan gratis, pastikan membaca kebijakan privasi sebelum menggunakan sebuah layanan gratis. Apabila khawatir terhadap adanya tindakan pengumpulan dan penggunaan data. Pembahasan mengenai seluk beluk Big Data menjadi tren topik saat ini dan masa depan. Oleh karena itu, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah Big Data. Pada mata kuliah tersebut kita dapat belajar memahami konsep Big Data guna merancang, mengembangkan dan membangun infrastruktur big data. Ini akan jadi bekal berharga untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Pentingnya Memahami End User License Agreement (EULA)

Belakangan ini telah akrab di telinga anda informasi seputar virus komputer, kejahatan internet, phising dan trojan. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut biasanya anda melakukan instalasi program yang dipercaya mampu mengamankan data dan privasi anda saat menggunakan komputer terutama ketika berseluncur dengan teknologi internet. Namun, tahukah anda bahwa setiap program komputer yang anda install ke dalam perangkat anda memiliki kesepakatan yang harus anda penuhi terlebih dahulu sebelum anda melakukan instalasi? Dokumen Kesepakatan tersebut inilah yang akrab disebut dengan istilah End User License Agreement (EULA). Secara teknis, dokumen ini tidak akan mengganggu kinerja komputer anda, namun jika anda tidak cermat dan dengan mudah menyatakan bahwa anda setuju, Hal ini dapat saja memberikan beberapa resiko. Menurut Edward Desautels seorang pakar software security dari Carnegie Melon University, setidaknya terdapat dua hal yang dapat terjadi apabila anda menghiraukan EULA yaitu: a. Hal ini dapat membuka lubang keamanan di komputer anda tanpa disadari. Misalkan pada beberapa perangkat lunak yang terkoneksi jaringan, terdapat konfigurasi khusus dimana perangkat tersebut hanya dapat terhubung dengan cara membuka nomor port tertentu. Sehingga hal ini menyebabkan adanya celah keamanan di nomor port yang terbuka tersebut, apabila cracker mengetahui nomor ini bisa saja komputer anda secara tidak disadari akan terpasang aplikasi back door dan trojan untuk mencuri data privasi anda. b.Data privasi anda dapat dimiliki oleh vendor perangkat lunak. Persetujuan anda terhadap EULA yang kurang dicermati dapat memungkinkan Software Vendor atau pihak ketiga untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas anda ketika menggunakan perangkat lunak tersebut melalui koneksi internet.   Karena begitu penting dampak dari ketidaktahuan serta sikap acuh kita terhadap EULA. dalam artikel kali ini kita akan membahas empat fakta berikut ini: Apa itu EULA?Mengapa Hal ini Penting?EULA seperti apa yang harus kita dicermati?Bagaimana menjadi pengguna yang bijak dalam menyingkapi hal ini? A. Apa itu EULA? EULA merupakan sebuah dokumen yang bersifat LEGAL antara anda dengan software publisher. Dalam dokumen ini tertuang syarat dan ketentuan yang berlaku saat menggunakan perangkat lunak. Sebagai contoh, dalam EULA bisa saja tertera pernyataan bahwa anda hanya dapat menginstall aplikasi pada satu komputer untuk satu pengguna dan software publisher berhak memonitor pekerjaan serta mengakses komputer anda.Terdapat beberapa contoh yang mengindikasikan bahwa anda dianggap sudah menyetujui EULA: Klik tombol “I Accept…” selama proses instalasi Membuka plastik pembungkus CD perangkat lunak Merusak “seal” dari CD perangkat lunak Menginstal aplikasi Menggunakan aplikasi Meminta ID registrasi ke Software Publisher Anda dapat saja menolak ke-6 hal tersebut untuk dilakukan, namun secara legal ini berarti anda tidak dapat menggunakan perangkat lunak. B. Mengapa EULA penting? EULA dapat terdiri dari beberapa jumlah poin yang harus dicermati secara serius sebelum pengguna melakukan instalasi perangkat lunak. Bagi software publisher maupun pengguna awam EULA memiliki kegunaan: EULA secara legal bersifat hukum: EULA menjamin hukum yang berlaku antara pengguna dan software publisher. EULA membatasi penggunaan perangkat lunak bagi pengguna. EULA dapat membatasi kemampuan software publisher dalam penanganan masalah yang dialami oleh pengguna. C.EULA seperti apa yang harus kita cermati secara khsusus? Karena EULA dapat saja bersifat memaksakan syarat dan ketentuan sehingga berpengaruh terhadap keamanan serta privasi.Meskipun tidak semua EULA seperti itu, sebagai pengguna, akan sangat baik jika anda benar-benar mencermati beberapa EULA yang berbunyi seperti ini: Memungkinkan software publisher atau pihak ketiga memonitor aktivitas internet anda. Memungkinkan software publisher atau pihak ketiga mengumpulkan informasi diri. Memungkinkan software publisher atau pihak ketiga menggunakan sumber daya komputer. D. Bagaimana menjadi pengguna yang bijak dalam menyingkapi masalah ini? Setidaknya terdapat empat aspek yang dapat anda lakukan ketika berhadapan dengan EULA: Baca EULA dengan teliti sebelum menginstalasi perangkat lunak. Kenali siapa Software Publisher tersebut, jangan sampai anda menyetujui dari Software Publisher yang tidak terpercaya dan jarang anda dengar namanya di dunia maya. Waspada terhadap setiap kotak dialog firewall yang muncul ketika anda menginstalasi perangkat lunak. Waspada terhadap “free” software dan P2P file-sharing software seperti bit torrent, utorrent, dsb.   Demikianlah sharing kami, jika rekan-rekan ingin menanyakan seputar EULA silahkan like dan komentar artikel ini terimakasih.    

Read More

Tantangan Pengembangan Perangkat Lunak / Software

Tahukan kamu? Salah satu tantangan dalam pengembangan perangkat lunak/software adalah memastikan bahwa customer/client/pengguna mendapatkan software yang mereka butuhkan baik secara fungsionalitas maupun performasi. Pada tahap awal biasanya customer akan menyampaikan seperti apa software yang mereka butuhkan. Namun, terkadang apa yang disampaikan customer BUKAN merupakan spesifikasi software yang dibutuhkan MELAINKAN software yang mereka inginkan. Padahal kebutuhan dan keinginan bisa jadi merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, kemampuan menganalisis dan memahami kebutuhan software merupakan skill yang sangat penting untuk dimiliki dalam proses pengembangan software. Kesalahan dalam menganalisis dan memahami kebutuhan software menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses-proses selanjutnya dalam pengembangan software. Akibatnya, software yang dihasilkan tidak dapat digunakan membantu customer/client/pengguna menyelesaikan perkerjaan atau mencapai tujuan mereka sehingga pada akhirnya software tersebut tidak digunakan. Tapi tenang, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto menyelenggarakan matakuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak. Pada mata kuliah tersebut kita dapat belajar bagaimana menganalisis dan memahami kebutuhan perangkat lunak secara baik dan benar. Ini akan jadi bekal berharga untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Read More

Tujuh Fakta Mengenai GPGPU

1. Apa itu GPGPU computing? General-Purpose computing on Graphics Processing Units (GPGPU) merupakan jenis dari parallel processing yang mana memanfaatkan kartu grafis untuk melakukan perhitungan komputasi. GPGPU pertama kali dikembangkan untuk tujuan scientific computing pada tahun 2001. 2. Seperti apakah jenis aplikasi yang dapat dikerjakan dengan baik menggunkan GPGPU?mengapa? Algoritma yang tepat untuk diimplementasikan menggunakan GPU harus terdiri dari dua karakteristik utama: bersifat Parallel dan memiliki throughput yang tinggi. (ket: througput adalah jumlah proses yang berhasil dijalankan dalam satu satuan waktu) dalam hal ini throughput yang tinggi berarti bahwa algoritma tersebut dapat memproses banyak data dalam satu satuan waktu. Salah satu contoh aplikasi yang paling sering digunakan adalah aplikasi yang memanfaatkan algoritma pixel-based classification pada kasus computer vision dan image processing. Banyak perusahaan software terkemuka menggunakan GPGPU untuk meningkatkan kecepatan. Selain itu aplikasi Simulasi Fisika yang banyak memanfaatkan PDE dan operasi aljabar linear juga diterapkan dengan menggunakan GPGPU. 3. Perbedaan GPU dan CPU? GPU memiliki arsitektur yang berbeda dengan CPU tradisional. CPU memanfaatkan sejumlah sumber daya untuk membuat operasi/instruksi tunggal berjalan secara cepat, termasuk saat melakukan proses caching. Sedangkan GPU menggunakan sebuah chip diantara keseluruhan resource area yang dimiliki untuk memproses ratuan operasi secara simultan. 4. Kelebihan dan Kekurangan GPU? Secara umum GPU dapat mempercepat algoritma 10 hingga 100 kali lebih cepat daripada CPU. Namun meskipun kecepatan merupakan keuntungan utama dari teknologi ini, terdapat dua kelemahan yang utama yaitu: a. untuk memperoleh keuntungna ini diperlukan algoritma yang diprogram sesuai dengan arsitektur GPU. Pemrograman GPU sangat berbeda dengan CPU. Pemrograman GPU lebih sulit daripada pemrograman CPU dikarenakan Seorang GPU developer membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai arsitektur GPU dan bahasa pemrograman C++. b. Pemanfaatan hardware GPU di dalam sistem dapat menambah biaya yang tidak sedikit. 5. Bidang ilmu komputasi yang mendapatkan dampak dari GPGPU? GPGPU computing telah memberikan dampak yang sangat signifikan pada beberapa bidang ilmu berikut: peramalan cuaca, molecular dynamics simulation, flud-flow simulation. Selain itu beberapa aplikasi komersial saat ini sudah mendukung GPGPU seperti MATLAB dan ANSYS; untuk aplikasi open source: AMBSER,LAMMPS,NAMD dan Gromacs. Dapat dikatakan GPGPU merupakan kode pengembangan termuktahir sehingga sering disebut “leading-edge scientific dan Engineering Research” 6. Bagaimana cara menggunakan GPGPU dan Tool apa sajakah yang diperlukan? Untuk menggunakan GPGPU anda dapat memanfaatkan library OpenCL dan NVIDIA CUDA. Implementasi menggunakan NVIDIA CUDA merupakan standar umum untuk menerapkan GPGPU, NVIDIA memiliki fasilitas yang sangat komplit untuk mendukung GPGPU diantaranya telah disediakan tools yang mencakup compiler, debugger dan profiler, Pustaka Linear Algebra (CUBLAS) dan Fast Fourier Transform (CUFFT). Untuk memulai pemrograman ini pada sistem operasi windows pastikan anda memiliki kartu grafis NVIDIA, selanjutnya anda dapat melakukan instalasi perangkat lunak sebagai berikut: a. Visual Studio 2010 professional edition (minimum) b. DirectX 10 c. NVIDIA CUDA SDK d. NSIGHT Visual Studio Edition e. NSight Tegra, Visual Studio Edition (Jika anda memiliki kartu grafis Tegra) f. Tegra Graphics Debugger g. Tegra System Profiler 7. Bagaimana kita belajar mengenai pemrograman GPU? NVIDIA memberikan dokumentasi yang sangat lengkap. Berikut beberapa link yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari GPU programming: – http://www.nvidia.com/object/cuda_home_new.html – https://developer.nvidia.com/nvidia-gpu-programming-guide – http://developer.download.nvidia.com/GPU_Programming_Guide/GPU_Programming_Guide.pdf

Read More

Software Failure

Tahukah kamu? Menurut data statistik, tingkat kegagalan project software di dunia ini mencapai lebih dari 40%. Di Amerika, Standish Group mencatat kegagalan mencapai 42%, sedangkan General Accounting Office menemukan fakta bahwa kegagalan pengembangan software mencapai 53% (Dennis, 2012). Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh CEO salah satu perusahaan IT di India dengan konsultan perangkat lunak dan praktisi tentang proyek gagal yang telah mereka alami, ada beberapa alasan yang menyebabkan proyek pengembangan software mengalami kegagalan. 1. Manajemen Proyek yang Buruk 2. Tujuan proyek yang tidak realistis atau tidak terarah 3. Perkiraan sumber daya yang dibutuhkan disusun secara tidak tepat 4. Pendefinisian requirement sistem yang buruk 5. Pelaporan status proyek yang buruk 6. Komunikasi yang buruk antara pengembang dengan pelanggan 7. Penggunaan teknologi yang belum matang 8. Ketidakmampuan menangani kompleksitas proyek 9. Risiko yang tidak terkelola 10. Tekanan komersial Bekal pengetahuan yang memadai serta pengalaman yang cukup diperlukan untuk melakukan pengembangan perangkat lunak agar meminimalisir kegagalan yang terjadi. S1 Rekayasa Perangkat Lunak merupakan alternatif pilihan program studi yang dapat menjadi akselerator mendapatkan bekal tersebut.

Read More

Software Engineering Peluang Baru di Indonesia

Taukah kamu ? Fenomena yang muncul saat ini, 10 orang terkaya di Amerika didominasi oleh mereka yang ‘bermain’ di knowledge capital alias berbasis pengetahuan (WartaWarga, 2016). Sangat berbeda dengan daftar 10 orang terkaya di Indonesia yang berlatar belakang bisnis yang tidak terlepas dari kekayaan sumber daya alam yang pada suatu saat akan habis. Software engineer adalah profesi dan peluang yang baru berkembang di Indonesia. Bukan hal yang mustahil suatu saat daftar 10 orang terkaya di Indonesia adalah mereka yang bermain di knowledge capital. Trend ke arah itu sudah mulai terlihat dimana diperkirakan jumlah pengembang perangkat lunak (software developer) profesional di Indonesia adalah 56.500 orang (menyumbang 0.5% dunia – IDC Professional Developer Model 2004) dan akan meningkat dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, pada tahun 2016, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah start-up tertinggi dengan sekitar 2.000 start-up. Pertumbuhan start-up ini juga diprediksi akan terus meningkat sampai dengan 6,5 kali lipat pada tahun 2020 (CHGR, 2016). Tumbuhnya pasar start-up teknologi yang sangat pesat di dalam negeri ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian menguat, serta membuktikan ketersediaan teknologi yang terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan industri ini. Meningkatnya kesadaran masyarakat korporasi terhadap pentingnya otomasi dilingkungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat, secara linier telah meningkatkan permintaan akan peran Software engineer untuk menganalisa, mendesain, dan mengaplikasikan sebuah sistem baru berbasis komputer. Selain itu, laporan APKOMINDO mengenai penjualan komputer pada tahun 2016 di Indonesia mengalami penurunan 34% sejak dua tahun terakhir, sedangkan penjualan ponsel cerdas justru meningkat pesat sebesar 59%, menunjukan pasar yang luas untuk Software Engineering. Software Engineering tidak selalu harus tergantung pada pasar korporasi. Luasnya pasar pada pemakai individual merupakan lahan yang patut digarap dan cukup menjanjikan. Untuk menggarap ceruk pasar yang cukup luas tentunya dibutuhkan SDM yang tidak hanya mampu dari sisi teknis komputasi namun mampu juga dari sisi ekonominya, jiwa wirausaha. S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen tidak hanya untuk mencetak software engineer melainkan juga technopreneur yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap menangkap peluang ini? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : pmb@st3telkom.ac.id atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Technopreneur di Bidang Software Engineering

Taukah kamu ? Lulusan Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya sebagai software engineer, tetapi bisa juga menjadi Technopreneur. Dilihat dari asal katanya, technopreneur merupakan penggabungan dari dua kata yaitu teknologi dan entrepeneur. Yang artinya, technopreneur mengandung makna tentang bagaimana cara pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pesat untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Berdasarkan data APJII yang melakukan survey selama tahun 2016, menunjukkan bahwa jumlah perilaku pengguna internet Indonesia yang menggunakan perangkat mobile (63,1 juta), komputer (2,2 juta), mobile dan komputer (2,2 juta). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peluang menjadi Technopreneur yang sedang menggeliat saat ini, dengan perkembangannya yang tentu saja berkembang di seluruh penjuru dunia, menjadi peluang yang sangat patut diperhitungkan dan patut dicoba. Technopreneur pada kesempatan ini diibaratkan sebagai developer.Sebagai contoh, penduduk Indonesia tahun 2010 berdasarkan data statistik BPS 237.641.326 jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut yang menggunakan smartphone diperkirakan sekitar 40%, dan dari 40% rata-rata setiap orang menggunakan dua buah smartphone. Ini berarti 40% kali 2237.641.326, yaitu sekitar 95.056.530,4 jiwa dari pengguna smartphone tersebut. Karena rata-rata setiap orang menggunakan 2 buah smartphone, maka jumlah pengguna smartphone menjadi 190.113.060,8 jiwa. Jika aplikasi tersebut diunggah (upload) dan sudah disetujui (approve) dan tampil di Windows Store, Android Store, Apple Store, dan sebagainya kemudian aplikasi tersebut dijual dengan harga misalnya Rp. 2.000,00 (Dua ribu rupiah) dan setiap hari diunduh kurang lebih 0,01% dari pengguna Smartphone di Indonesia, maka dapat dipastikan penghasilan seorang developer diperkirakan 0,01% kali 190.113.060,8 orang pengguna smartphone kali Rp. 2.000,00 maka penghasilan seorang developer handal kurang lebih bisa mencapai Rp. 38 juta rupiah setiap hari, kalu dikalikan 30 hari, maka pernghasilan seorang developer bisa mencapai 24 juta kali 30 hari, hasilnya sekitar 1,14 miliyar per bulannya. Hanya tentu harus memiliki kemampuan dan skil memadai serta kualifikasi pendidikan yang baik dan sesuai (Tutang, 2015). S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom berkomitmen tidak hanya untuk mencetak software engineer melainkan juga technopreneur yang akan memenuhi kebutuhan dunia industri. Siap menghadapi tantangan ? Yuk segera daftarkan diri kalian dan pastikan telah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. Informasi pendaftaran : Telp/ SMS atau WA : 08128319222/ 085101624154 Email : pmb@st3telkom.ac.id atau datang langsung ke Sekretariat PMB di Kawasan Pendidikan Telkom Terpadu Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Jawa Tengah-Indonesia

Read More

Prodi S1 RPL ST3 Telkom Tergabung Sebagai Anggota APTIKOM

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom (ST3 Telkom) sangat  peduli dengan kemajuan perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya dengan APTIKOM yang telah beberapa kali bersama-sama menyelenggarakan kegiatan, seperti seminar, workshop, pelatihan dan lain-lain. APTIKOM merupakan kependekan dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer. APTIKOM adalah sebuah perkumpulan atau paguyuban perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan rumpun ilmu informatika dan komputer (atau yang lebih dikenal sebagai teknologi informasi). Pentingnya program studi (selanjutnya disebut prodi) rumpun ilmu informatika dan komputer termasuk prodi S1 RPL ini menjadi anggota Aptikom adalah untuk menyelesaikan masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam rangkaian pertemuan yang dicetuskan melalui pemikiran, usulan, diskusi dan pembahasan serta berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu juga untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia di dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui pendidikan informatika dan komputer di Indonesia sebagai titik tolak pengembangan program kerja bersama antara pengelola pendidikan informatika dan komputer dengan dunia usaha dan masyarakat profesi.   Bergabungnya prodi S1 RPL dengan APTIKOM diharapkan agar dapat berperan sebagai agen pembangunan terdepan dalam usaha meneliti, mengembangkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang informatika dan komputer, seni dan budaya bangsa untuk meningkatkan taraf kehidupan bangsa

Read More

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp: 0281-641629
Email Official: info@telkomuniversity.ac.id

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University