TAHUKAH KAMU?
Sejak ± 50 tahun yang lalu dan hingga saat ini terjadi krisis yang dikenal dengan istilah “Software Crisis” atau Krisis Perangkat Lunak.
Istilah Software Crisis ini muncul untuk menggambarkan ketidakmampuan industri perangkat lunak untuk menyediakan produk software berkualitas tinggi sesuai jadwal bagi para pelanggan. Selain itu, Software Crisis juga mengacu pada ketidakmampuan untuk mempekerjakan cukup banyak programmer berkualitas.
Software Crisis merupakan krisis terpanjang berkelanjutan di dunia Engineering, dan terus berlanjut hingga sekarang.Tanda-tanda yang paling terlihat dari Software Crisis ini adalah keterlambatan pengiriman perangkat lunak ke pelanggan, over budget/melebihi anggaran, perangkat lunak tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan/tidak sesuai kebutuhan pelanggan hingga sampai membahayakan, dan dokumentasi yang tidak memadai.
Beberapa penyebab terjadinya Software Crisis diantaranya adalah komputer/hardware yang semakin canggih, kebutuhan perangkat lunak yang semakin besar dan kompleks, sehingga cara- cara konvensional tidak cukup efektif (secara biaya, waktu, dan kualitas). Oleh karena itu, diperlukan ilmu Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi, desain, konstruksi, testing sampai pemeliharaan setelah digunakan.
Jadi, pilihan tepat untuk memperdalam ilmu Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Kebutuhan ahli di bidang RPL masing sangat besar dan terus meningkat yang mana ini menjadi peluang bagi lulusan S1 Rekayasa Perangkat Lunak ST3 Telkom Purwokerto.